Tembok Konservasi Penyu Diterjang Ombak
GIANYAR, NusaBali - Tembok penangkaran penyu Saba Asri di Pantai Saba, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar roboh diterjang ombak, Minggu 5/11) malam.
Ketua kelompok penangkaran penyu, I Made Kikik, mengatakan tembok yang jebol sepanjang 10 meter. Material tembok ada yang terseret ke perairan.
Kikik menegaskan, bangunan tempat penangkaran telur penyu maupun penangkaran tukik masih berdiri kokoh. Sebelum melakukan konservasi penyu, Kikik adalah nelayan pencari ikan. Awalnya dia melihat ratusan telor penyu di Pantai Saba dimakan anjing. Dia kasihan melihat calon tukik mati sia-sia dimangsa anjing. Nelayan ini pun menyelamatkan sisa telor penyu yang dimakan anjing. Awalnya kebingungan kemana bawa telor penyu itu. Akhirnya Kikik membawa telor penyu ke penangkaran Serangan, Denpasar. Saat membawa telor penyu ke Serangan, dia juga mengamati cara menetaskan telor penyu. Sejak tahun 2007, Kikik mencoba melakukan penetasan di rumahnya, Banjar/Desa Saba dan percobaannya berhasil.
Kepedulian Kikik terhadap penyu diketahui masyarakat Saba dan Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata. Pada tahun 2010 bersama sejumlah orang yang perduli dengan penyu, lanjut memanfaatkan tanah negara atau tanah desa di Pantai Saba untuk menetasan telor penyu hingga sekarang ini.
Awalnya Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata membantu Kelompok Konservasi Penyu Bali Saba Asri di Banjar/Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar dengan uang Rp 50 juta untuk bangunan yang dimanfaatkan untuk kantor. Karena tempatnya di pantai dan tidak ditembok, telor penyu sering dimakan anjing dan diterjang ombak. Atas bantuan Bali Zoo membuat tembok panyengker tinggi dari batako. Sehingga tempat penetasan aman dari gangguan anjing liar. Kini tempat penetasan telor penyu aman dari gangguan hewan dan gangguan alam.
Kikik mengaku menetaskan ribuan telor penyu menjadi tukik. Mereka mendapatkan tukik dari warga, khususnya nelayan Saba, Lembeng, Sukawati, Keramas, Siyut, dan Lebih. Sementara dari Klungkung sering menerima telor penyu dari nelayan Tegalbesar, Kusamba, Jumpai, dan Goa Lawah.
Kikik sering kedatangan tamu asing yang perduli dengan penyu, mahasiswa yang ingin belajar penyu, dan pelajar dari Gianyar.
Kikik mengaku sering mendapat bimbingan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Gianyar dan Provinsi Bali. 7 nvi
Kikik menegaskan, bangunan tempat penangkaran telur penyu maupun penangkaran tukik masih berdiri kokoh. Sebelum melakukan konservasi penyu, Kikik adalah nelayan pencari ikan. Awalnya dia melihat ratusan telor penyu di Pantai Saba dimakan anjing. Dia kasihan melihat calon tukik mati sia-sia dimangsa anjing. Nelayan ini pun menyelamatkan sisa telor penyu yang dimakan anjing. Awalnya kebingungan kemana bawa telor penyu itu. Akhirnya Kikik membawa telor penyu ke penangkaran Serangan, Denpasar. Saat membawa telor penyu ke Serangan, dia juga mengamati cara menetaskan telor penyu. Sejak tahun 2007, Kikik mencoba melakukan penetasan di rumahnya, Banjar/Desa Saba dan percobaannya berhasil.
Kepedulian Kikik terhadap penyu diketahui masyarakat Saba dan Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata. Pada tahun 2010 bersama sejumlah orang yang perduli dengan penyu, lanjut memanfaatkan tanah negara atau tanah desa di Pantai Saba untuk menetasan telor penyu hingga sekarang ini.
Awalnya Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata membantu Kelompok Konservasi Penyu Bali Saba Asri di Banjar/Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar dengan uang Rp 50 juta untuk bangunan yang dimanfaatkan untuk kantor. Karena tempatnya di pantai dan tidak ditembok, telor penyu sering dimakan anjing dan diterjang ombak. Atas bantuan Bali Zoo membuat tembok panyengker tinggi dari batako. Sehingga tempat penetasan aman dari gangguan anjing liar. Kini tempat penetasan telor penyu aman dari gangguan hewan dan gangguan alam.
Kikik mengaku menetaskan ribuan telor penyu menjadi tukik. Mereka mendapatkan tukik dari warga, khususnya nelayan Saba, Lembeng, Sukawati, Keramas, Siyut, dan Lebih. Sementara dari Klungkung sering menerima telor penyu dari nelayan Tegalbesar, Kusamba, Jumpai, dan Goa Lawah.
Kikik sering kedatangan tamu asing yang perduli dengan penyu, mahasiswa yang ingin belajar penyu, dan pelajar dari Gianyar.
Kikik mengaku sering mendapat bimbingan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Gianyar dan Provinsi Bali. 7 nvi
Komentar