Kemenkes RI Gelar Sosialisasi Penerapan Inovasi Wolbachia di Kota Denpasar
DENPASAR, NusaBali - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama Dinas Kesehatan Provinisi Bali dan Dinas Kesehatan Kota Denpasar menggelar Sensing Implementasi Metode Wolbachia dalam Penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Bali.
Kegiatan ini digelar di Inna Bali Hotel Denpasar, beberapa waktu lalu. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya memberikan jaminan bahwa metode Wolbachia aman untuk diterapkan.
JFT Epidemiolog Ahli Madya Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr Asik Surya MPMM, mengatakan demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Bali masih menjadi perhatian yang serius oleh semua kalangan, terutama oleh organisasi perangkat daerah (OPD).
Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat 7.068 kasus DBD terjadi di seluruh Bali dari Januari hingga September 2023. Sementara Dinas Kesehatan Kota Denpasar mencatat 1.305 kasus DBD sejak Januari – September 2023.
Dijelaskan, metode Wolbachia merupakan terobosan dari organisasi World Mosquito Program (WMP) yang telah diimplementasikan di 14 negara sejak tahun 2011, termasuk Indonesia. Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat di 50 persen serangga yang ada di bumi dan dinyatakan aman untuk manusia, hewan, dan lingkungan.
“Wolbachia mampu menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti sehingga tidak menularkan penyakit dengue, zika, dan chikungunya. Di Indonesia Wolbachia WMP pertama kali dilakukan di Jogjakarta. Hasilnya metode Wolbachia ini terbukti berhasil menurunkan 77 persen kasus DBD dan 86 persen rawat inap di rumah sakit,” ujar Asik Surya.
Dikatakannya, pertemuan sensing implementasi Wolbachia dilaksanakan guna mendukung penguatan peran pemangku kebijakan dalam keberhasilan implementasi Wolbachia. Berbagai stakeholder turut dihadirkan, mulai dari OPD lintas sektor, Majelis Desa Adat, dan tokoh berpengaruh di Provinsi Bali.
Ditambahkannya, Kemenkes telah mengevaluasi hasil penyebaran nyamuk ber-Wolbachia di Jogjakarta dan menyatakan bahwa cukup bukti untuk memperluas manfaat Wolbachia WMP guna melindungi jutaan orang di Indonesia dari DBD.
Sebagai mitra pembangunan pemerintah, Save the Children Indonesia bersama dengan Yayasan Kerti Praja dan Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, dan Kabupaten Buleleng terus berupaya melakukan pencegahan DBD, dengan melibatkan seluruh pihak termasuk masyarakat sejak awal 2023.
“Antusias dan penerimaan masyarakat Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng sangat tinggi. Survey menunjukkan sebanyak 95,63 persen mendukung implementasi metode Wolbachia di lingkungan mereka. Hal ini didasari dari pengalaman keluarga yang pernah merasakan dampak buruk dari DBD,” kata Asik Surya.
“Kita berangkat dari kalimat yang sama, keprihatinan yang sama, dan mungkin jalannya berbeda. Bali merupakan provinsi dengan kasus demam berdarah yang tinggi. Strategi penanggulangan DBD secara konvensional, seperti halnya 3M plus, satu rumah satu jumantik, cara tersebut sering kali tidak berhasil. Selain PSN tadi, memang ada vektor yang perlu dikendalikan melalui metode Wolbachia sebagai pelengkap, di mana program Wolbachia ini juga sudah masuk program strategis nasional dari Kemenkes,” imbuh Asik Surya.
Peneliti metode Wolbachia dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Citra Indriani, dalam pertemuan tersebut menyampaikan bahwa metode Wolbachia sudah teruji secara klinis efikasinya. Telah dilaksanakan uji klinis pada 2011 – 2020. Dari hasil uji klinis tersebut, metode Wolbachia aman bagi lingkungan, hewan, dan manusia, serta bukan merupakan produk rekayasa genetika (GMO).
Dikatakannya, penerapan metode Wolbachia ini telah dilaksakan di Kota Jogjakarta (2020), Sleman (2021), Bantul (2022). Terdapat penurunan kasus yang signifikan di daerah tersebut. Melalui Keputusan Menteri Kesehatan No 1341 Tahun 2022 metode Wolbachia diimplementasikan di 5 kota lainnya yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang. Nyamuk ber-Wolbachia yang telah diimplementasikan di 5 kota tersebut juga sama dengan yang akan disebarkan di Bali.
Kadis Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ayu Candrawati mengatakan bahwa Sensing Implementasi Metode Wolbachia ini dilaksanakan sebagai bentuk sosialisasi bagi masyarakat. Sehingga dalam implementasinya nanti masyarakat mengetahui secara jelas bagaimana proses kerja metode Wolbachia.
“Harapan kami inovasi ini dapat mendukung optimalisasi penanganan DBD di Provinsi Bali, khususnya Kota Denpasar,” ucapnya. @ mis
JFT Epidemiolog Ahli Madya Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr Asik Surya MPMM, mengatakan demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Bali masih menjadi perhatian yang serius oleh semua kalangan, terutama oleh organisasi perangkat daerah (OPD).
Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat 7.068 kasus DBD terjadi di seluruh Bali dari Januari hingga September 2023. Sementara Dinas Kesehatan Kota Denpasar mencatat 1.305 kasus DBD sejak Januari – September 2023.
Dijelaskan, metode Wolbachia merupakan terobosan dari organisasi World Mosquito Program (WMP) yang telah diimplementasikan di 14 negara sejak tahun 2011, termasuk Indonesia. Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat di 50 persen serangga yang ada di bumi dan dinyatakan aman untuk manusia, hewan, dan lingkungan.
“Wolbachia mampu menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti sehingga tidak menularkan penyakit dengue, zika, dan chikungunya. Di Indonesia Wolbachia WMP pertama kali dilakukan di Jogjakarta. Hasilnya metode Wolbachia ini terbukti berhasil menurunkan 77 persen kasus DBD dan 86 persen rawat inap di rumah sakit,” ujar Asik Surya.
Dikatakannya, pertemuan sensing implementasi Wolbachia dilaksanakan guna mendukung penguatan peran pemangku kebijakan dalam keberhasilan implementasi Wolbachia. Berbagai stakeholder turut dihadirkan, mulai dari OPD lintas sektor, Majelis Desa Adat, dan tokoh berpengaruh di Provinsi Bali.
Ditambahkannya, Kemenkes telah mengevaluasi hasil penyebaran nyamuk ber-Wolbachia di Jogjakarta dan menyatakan bahwa cukup bukti untuk memperluas manfaat Wolbachia WMP guna melindungi jutaan orang di Indonesia dari DBD.
Sebagai mitra pembangunan pemerintah, Save the Children Indonesia bersama dengan Yayasan Kerti Praja dan Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, dan Kabupaten Buleleng terus berupaya melakukan pencegahan DBD, dengan melibatkan seluruh pihak termasuk masyarakat sejak awal 2023.
“Antusias dan penerimaan masyarakat Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng sangat tinggi. Survey menunjukkan sebanyak 95,63 persen mendukung implementasi metode Wolbachia di lingkungan mereka. Hal ini didasari dari pengalaman keluarga yang pernah merasakan dampak buruk dari DBD,” kata Asik Surya.
“Kita berangkat dari kalimat yang sama, keprihatinan yang sama, dan mungkin jalannya berbeda. Bali merupakan provinsi dengan kasus demam berdarah yang tinggi. Strategi penanggulangan DBD secara konvensional, seperti halnya 3M plus, satu rumah satu jumantik, cara tersebut sering kali tidak berhasil. Selain PSN tadi, memang ada vektor yang perlu dikendalikan melalui metode Wolbachia sebagai pelengkap, di mana program Wolbachia ini juga sudah masuk program strategis nasional dari Kemenkes,” imbuh Asik Surya.
Peneliti metode Wolbachia dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Citra Indriani, dalam pertemuan tersebut menyampaikan bahwa metode Wolbachia sudah teruji secara klinis efikasinya. Telah dilaksanakan uji klinis pada 2011 – 2020. Dari hasil uji klinis tersebut, metode Wolbachia aman bagi lingkungan, hewan, dan manusia, serta bukan merupakan produk rekayasa genetika (GMO).
Dikatakannya, penerapan metode Wolbachia ini telah dilaksakan di Kota Jogjakarta (2020), Sleman (2021), Bantul (2022). Terdapat penurunan kasus yang signifikan di daerah tersebut. Melalui Keputusan Menteri Kesehatan No 1341 Tahun 2022 metode Wolbachia diimplementasikan di 5 kota lainnya yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang. Nyamuk ber-Wolbachia yang telah diimplementasikan di 5 kota tersebut juga sama dengan yang akan disebarkan di Bali.
Kadis Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ayu Candrawati mengatakan bahwa Sensing Implementasi Metode Wolbachia ini dilaksanakan sebagai bentuk sosialisasi bagi masyarakat. Sehingga dalam implementasinya nanti masyarakat mengetahui secara jelas bagaimana proses kerja metode Wolbachia.
“Harapan kami inovasi ini dapat mendukung optimalisasi penanganan DBD di Provinsi Bali, khususnya Kota Denpasar,” ucapnya. @ mis
Komentar