Jukung Terbalik, Nelayan Diselamatkan Fast Boat
Sebuah jukung yang dioperasikan nelayan I Wayan Ruka,50, dari Banjar Tanah Barak, Desa Seraya Timur, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, terbalik.
AMLAPURA, NusaBali
Penyebabnya, jukung dihantam gelombang tinggi. Nelayan Ruka diselamatkan Fast Boat yang dioperasikan Eka Jaya, 23, yang mengangkut wisatawan.
Lanjut, Satpol Air Polres Karangasem menyelamatkan jukung korban yang terombang-ambing di laut setempat. Ruka pun mengaku masih trauma, dan sempat pasrah karena merasa tidak ada harapan selamat.
Hal itu diungkapkannya saat dihubungi di Mapolsek Kawasan Laut Padangbai, Kecamatan Manggis, Kamis (13/7). Untuk melaut, Ruka berangkat dari rumahnya Banjar Tanah Barak, Kamis (13/7) pukul 04.00 Wita. Selanjutnya menuju Pantai Batu Manak, Banjar Kusambi, Desa Bunutan, Kecamatan Abang. Ia mulai melaut sendirian pukul 05.00 Wita, menggunakan jukung bermesin tempel 15 PK, menuju ke arah selatan. Sekitar pukul 06.00 Wita, ia menebar jarring ikan. Jaring mulai ditarik pukul 07.00 Wita. Setelah jaring berhasil diangkat, ternyata berisi ikan tongkol rata-rata sebesar lengan orang dewasa 50 ekor.
Saat asyik melepas ikan tongkol dari lubang-lubang jaring, tanpa disangka-sangka, jukungnya dihantam gelombang setinggi 3 meter dari arah barat. Akibatnya, jukung terbalik dan Ruka terpelanting nyemplung ke laut. Tempat kejadian perkara (TKP) dekat Gili Selang, 2 mil dari lepas Pantai Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem, pukul 08.00 Wita.
Karena nyemplung, Ruka berupaya mengambil kantih (pengapung jukung) untuk pegangan. Setelah berpegangan, gelombang tinggi berulang kali menghantam hingga lima kali. Pegangan Ruka pun lepas.
Mendekati pukul 10.00 Wita, gelombang mulai reda. Ruka mencoba naik ke atas jukung sambil melambai-lambaikan tangan. Saat itu, Fast Boat Eka Jaya melintas hendak mengantar wisatawan ke Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, NTB.
Ruka kemudian masuk ke Fast Boat, diajak ikut ke Gili Trawangan. Setelah tiba di Gili Trawangan dan seluruh wisatawan turun, maka Ruka kembali diantar merapat di Dermaga Rakyat Padangbai, Karangasem, pukul 13.00 Wita. "Saya sempat berenang dua jam, rasanya tidak ada harapan untuk selamat, melihat gelombangnya begitu tinggi," jelas ayah empat anak dan 5 cucu tersebut.
Ruka mengaku baru pertama kali mengalami musibah seperti itu. Ia sudah 30 tahun jadi nelayan. Disebutkan, jukung miliknya senilai Rp 17 juta, mesin Rp 20 juta dan jaring Rp 12 juta. Semuanya masih kredit Rp 20 juta.
Jukung Ruka kemudian ditarik Satpol Air Polres Karangasem dipimpin Kasat AKP I Made Wartama, lanjut ditambatkan di Pantai Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, pukul 16.00 Wita. Kedua kantih jukung patah.
Untuk mencapai daratan, sekitar 50 meter dari pantai, puluhan nelayan Jasri Kelod membantu menarik jukung dengan tali. Bantuan itu dikoordinir nelayan I Made Anter. Selanjutnya jukung diangkut truk menuju rumah Ruka. *k16
Lanjut, Satpol Air Polres Karangasem menyelamatkan jukung korban yang terombang-ambing di laut setempat. Ruka pun mengaku masih trauma, dan sempat pasrah karena merasa tidak ada harapan selamat.
Hal itu diungkapkannya saat dihubungi di Mapolsek Kawasan Laut Padangbai, Kecamatan Manggis, Kamis (13/7). Untuk melaut, Ruka berangkat dari rumahnya Banjar Tanah Barak, Kamis (13/7) pukul 04.00 Wita. Selanjutnya menuju Pantai Batu Manak, Banjar Kusambi, Desa Bunutan, Kecamatan Abang. Ia mulai melaut sendirian pukul 05.00 Wita, menggunakan jukung bermesin tempel 15 PK, menuju ke arah selatan. Sekitar pukul 06.00 Wita, ia menebar jarring ikan. Jaring mulai ditarik pukul 07.00 Wita. Setelah jaring berhasil diangkat, ternyata berisi ikan tongkol rata-rata sebesar lengan orang dewasa 50 ekor.
Saat asyik melepas ikan tongkol dari lubang-lubang jaring, tanpa disangka-sangka, jukungnya dihantam gelombang setinggi 3 meter dari arah barat. Akibatnya, jukung terbalik dan Ruka terpelanting nyemplung ke laut. Tempat kejadian perkara (TKP) dekat Gili Selang, 2 mil dari lepas Pantai Desa Seraya Barat, Kecamatan Karangasem, pukul 08.00 Wita.
Karena nyemplung, Ruka berupaya mengambil kantih (pengapung jukung) untuk pegangan. Setelah berpegangan, gelombang tinggi berulang kali menghantam hingga lima kali. Pegangan Ruka pun lepas.
Mendekati pukul 10.00 Wita, gelombang mulai reda. Ruka mencoba naik ke atas jukung sambil melambai-lambaikan tangan. Saat itu, Fast Boat Eka Jaya melintas hendak mengantar wisatawan ke Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, NTB.
Ruka kemudian masuk ke Fast Boat, diajak ikut ke Gili Trawangan. Setelah tiba di Gili Trawangan dan seluruh wisatawan turun, maka Ruka kembali diantar merapat di Dermaga Rakyat Padangbai, Karangasem, pukul 13.00 Wita. "Saya sempat berenang dua jam, rasanya tidak ada harapan untuk selamat, melihat gelombangnya begitu tinggi," jelas ayah empat anak dan 5 cucu tersebut.
Ruka mengaku baru pertama kali mengalami musibah seperti itu. Ia sudah 30 tahun jadi nelayan. Disebutkan, jukung miliknya senilai Rp 17 juta, mesin Rp 20 juta dan jaring Rp 12 juta. Semuanya masih kredit Rp 20 juta.
Jukung Ruka kemudian ditarik Satpol Air Polres Karangasem dipimpin Kasat AKP I Made Wartama, lanjut ditambatkan di Pantai Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, pukul 16.00 Wita. Kedua kantih jukung patah.
Untuk mencapai daratan, sekitar 50 meter dari pantai, puluhan nelayan Jasri Kelod membantu menarik jukung dengan tali. Bantuan itu dikoordinir nelayan I Made Anter. Selanjutnya jukung diangkut truk menuju rumah Ruka. *k16
Komentar