PHDI Buka Pasamuan Agung 2023 di Puspem Badung, Upaya Tingkatkan SDM Hindu
MANGUPURA, NusaBali.com - Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) menggelar Pasamuan Agung Tahun 2023 di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, Jumat (10/11/2023) petang. Pertemuan akbar dua tahunan ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Hindu.
Ketua Umum Harian PHDI Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (WBT) menuturkan, pembukaan Pasamuan Agung tahun ini didahului Seminar Nasional Moderasi Beragama. Salah satu narasumbernya adalah tokoh perempuan Muslim dan putri Gus Dur, Yenny Wahid.
"Malam ini adalah pembukaan dari Pasamuan Agung 2023 yang akan digelar sampai Minggu (12/11/2023). Kami libatkan Dharma Adyaksa, Sabha Pandita, Sabha Walaka, dan Pengurus Harian PHDI Provinsi seluruh Indonesia," jelas WBT di sela acara pada Jumat malam.
Selain komponen inti PHDI, hadir pula Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija, komponen Pinandita Sanggraha Nusantara, Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI), dan komponen atau organisasi masyarakat (ormas) Hindu lainnya.
Di samping itu, PHDI juga melibatkan mahasiswa dan petinggi perguruan tinggi Hindu. Hadir pula tuan rumah Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI I Gusti Ayu Bintang Darmawati selaku tokoh perempuan Hindu.
Selama dua hari selanjutnya pasca pembukaan ini, akan digelar pasamuan-pasamuan (sidang/musyawarah) dan lokakarya. Tujuannya menghasilkan formulasi untuk meningkatkan kualitas SDM Hindu di seluruh tanah air dan pelayanan umat.
"Kami ingin membangun SDM Hindu yang lebih baik ke depan sehingga umat mempunyai kesadaran yang lebih bagus. Sadar sebagai warga negara dan manusia Pancasila, sadar sebagai manusia yang menghargai setiap individu. Sesuai ajaran Sat Cit Ananda," beber BWT.
Sat, Cit, Andanda (kebenaran, kesadaran, kebahagiaan). Kata WBT, dengan nilai ini, umat diharapkan berpegang dan membela Sat (kebenaran). Mereka memiliki Cit (kesadaran) untuk melaksanakan dharma atau kewajiban sebagai umat Hindu, serta mencapai Ananda (kebahagiaan) dengan keluarga yang sukinah.
Beber WBT yang juga tokoh asal Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Badung ini, Bali dipilih kembali jadi tuan rumah lantaran Pulau Dewata adalah sentral Hindu Dharma tanah air. Bali, sebut WBT, bermakna 'Bantu Lindungi Ibu'. Ibu yang dimaksud adalah bisama dan akar Hindu Nusantara.
Senada, I Nyoman Kenak, Ketua Pengurus Harian PHDI Provinsi Bali menegaskan Bali sebagai pusat Hindu Nusantara. Jajaran PHDI di seluruh Bali, ungkap Kenak, menyambut antusias kembalinya gelaran Pasamuan Agung di Bali setelah terakhir digelar di Jakarta.
"Wacana sebelumnya Pasamuan Agung ini digelar di Gorontalo. Namun, melihat dinamika dan perkembangannya, akhirnya Pasamuan Agung ini dihelat di Bali. Kami sebagai tuan rumah tentu melihat hal ini sebagai penghargaan terhadap kinerja kami," tutur Kenak.
Sementara itu, pasamuan-pasamuan hingga Minggu mendatang bakal membahas dan menetapkan lima materi pembahasan. Lima materi pembahasan ini sejalan dengan semangat evaluasi pelayanan umat dan peningkatan kualitas SDM Hindu.
Kelima materi itu terdiri dari Pedoman Diksa Dwijati, Pedoman Membangun Sistem Ekonomi Berlandaskan Dharma, Pedoman Pemanfaatan Candi Prambanan, Pedoman Memahami Sampradaya, serta Prosedur dan Teknis Audit Badan dan Yayasan Internal. *rat
"Malam ini adalah pembukaan dari Pasamuan Agung 2023 yang akan digelar sampai Minggu (12/11/2023). Kami libatkan Dharma Adyaksa, Sabha Pandita, Sabha Walaka, dan Pengurus Harian PHDI Provinsi seluruh Indonesia," jelas WBT di sela acara pada Jumat malam.
Selain komponen inti PHDI, hadir pula Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija, komponen Pinandita Sanggraha Nusantara, Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI), dan komponen atau organisasi masyarakat (ormas) Hindu lainnya.
Di samping itu, PHDI juga melibatkan mahasiswa dan petinggi perguruan tinggi Hindu. Hadir pula tuan rumah Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI I Gusti Ayu Bintang Darmawati selaku tokoh perempuan Hindu.
Selama dua hari selanjutnya pasca pembukaan ini, akan digelar pasamuan-pasamuan (sidang/musyawarah) dan lokakarya. Tujuannya menghasilkan formulasi untuk meningkatkan kualitas SDM Hindu di seluruh tanah air dan pelayanan umat.
"Kami ingin membangun SDM Hindu yang lebih baik ke depan sehingga umat mempunyai kesadaran yang lebih bagus. Sadar sebagai warga negara dan manusia Pancasila, sadar sebagai manusia yang menghargai setiap individu. Sesuai ajaran Sat Cit Ananda," beber BWT.
Sat, Cit, Andanda (kebenaran, kesadaran, kebahagiaan). Kata WBT, dengan nilai ini, umat diharapkan berpegang dan membela Sat (kebenaran). Mereka memiliki Cit (kesadaran) untuk melaksanakan dharma atau kewajiban sebagai umat Hindu, serta mencapai Ananda (kebahagiaan) dengan keluarga yang sukinah.
Beber WBT yang juga tokoh asal Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Badung ini, Bali dipilih kembali jadi tuan rumah lantaran Pulau Dewata adalah sentral Hindu Dharma tanah air. Bali, sebut WBT, bermakna 'Bantu Lindungi Ibu'. Ibu yang dimaksud adalah bisama dan akar Hindu Nusantara.
Senada, I Nyoman Kenak, Ketua Pengurus Harian PHDI Provinsi Bali menegaskan Bali sebagai pusat Hindu Nusantara. Jajaran PHDI di seluruh Bali, ungkap Kenak, menyambut antusias kembalinya gelaran Pasamuan Agung di Bali setelah terakhir digelar di Jakarta.
"Wacana sebelumnya Pasamuan Agung ini digelar di Gorontalo. Namun, melihat dinamika dan perkembangannya, akhirnya Pasamuan Agung ini dihelat di Bali. Kami sebagai tuan rumah tentu melihat hal ini sebagai penghargaan terhadap kinerja kami," tutur Kenak.
Sementara itu, pasamuan-pasamuan hingga Minggu mendatang bakal membahas dan menetapkan lima materi pembahasan. Lima materi pembahasan ini sejalan dengan semangat evaluasi pelayanan umat dan peningkatan kualitas SDM Hindu.
Kelima materi itu terdiri dari Pedoman Diksa Dwijati, Pedoman Membangun Sistem Ekonomi Berlandaskan Dharma, Pedoman Pemanfaatan Candi Prambanan, Pedoman Memahami Sampradaya, serta Prosedur dan Teknis Audit Badan dan Yayasan Internal. *rat
Komentar