Desa Selat Lestarikan Padi Taun
AMLAPURA, NusaBali - Desa Adat Selat, Kecamatan Selat, Karangasem, melestarikan padi taun atau padi ketan (beras putih). Tujuannya agar lebih mudah mendapatkan bahan keperluan upakara. Tanam padi taun di lahan milik Desa Adat Selat, di Suba Pikat, Banjar Selat Kelod, Desa Selat, secara rutin di lahan 55 are.
Untuk diketahui, padi tersebut tergolong langka mendapatkan bibit padi itu dari hasil panen itu sendiri, tidak ada yang jual bibit secara khusus. "Memang selama ini rutin tanam padi taun atau padi ketan, juga tanam padi injin (padi hitam), agar lebih mudah dapat padi taun untuk keperluan upacara," jelas Bendesa Adat Selat Jro Gede Mustika, di kediamannya, Banjar Santi, Desa/Kecamatan Selat, Karangasem, Jumat (10/11).
Padi Taun di lahan Desa Adat Selat, mulai dipanen. Sekaa potong padi dari Banjar Muntig, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat beranggotakan 10 orang yang memanen padi taun itu. Sekaa ini di bawah koordinasi I Wayan Wija, memotong padi tahun di lahan 55 are selama dua hari. Upahnya dengan perbandingan lima seping (satu ikat) berbanding seikat. "Kami dapat upah, setelah dapat enam seping, maka pemiliknya dapat lima seping, sedangkan sekaa potong padi dapat satu seping, begitu hitung-hitungannya," jelas I Wayan Wija.
Nantinya setelah upahnya terkumpul, dibagi, rata-rata tiap anggota dapat upah 2 seping, jika dijual per seping harganya Rp 30.000. Panen padi taun dengan menggunakan ani-ani (anggapan), dengan memotong bagian tangkainya yang lebih panjang agar lebih mudah mengikatnya, potong padi pukul 07.00 Wita-18.00 Wita, kebanyakan anggotanya ibu-ibu rumah tangga.
Salah satu anggota sekaa, Ni Nyoman Ari dari Banjar Muntig, Desa Amerta Bhuana mengatakan, sebelum berangkat ke lokasi potong padi taun, telah menuntaskan memasak di rumahnya. "Sebab, menuju lokasi potong padi taun, mesti bawa bekal," katanya.
Seka potong padi tersebut akta Nyoman Ari, spesial untuk potong padi taun. "Saya telah 15 hari potong padi taun, berpindah-pindah," tambahnya.
Desa Adat Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, juga melestarikan tanam padi taun. Hanya saja sementara yang tanam padi taun di empat tempek di Subak Bambang Biaung, Banjar/Desa Adat Geriana Kauh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat.
Petani yang bertanam padi taun, membuat bibit sendiri, pelestariannya secara turun temurun. "Ada empat tempek di Subak Gintangan dan Subak Bambang Biaung, memanfaatkan lahan milik Desa Adat Geriana Kauh untuk tanam padi taun, seluas 75 are," jelas Bendesa Adat Geriana Kauh I Nyoman Subrata.
Subrata mengakui, sangat langka mengembangkan padi taun, karena umur padi dari tanam hingga panen 145 hari, di samping itu mengolahnya lebih rumit. tanam padi taun dua kali setahun.
Tercatat, empat tempek yang melestarikan padi taun secara, Tempek Sebudi di bawah koordinasi I Nengah Langgeng, Tempek Telabah dengan koordinasi I Nengah Arta, Tempek Gintangan dengan koordinasi I Nengah Sugita dan Tempek Jalan Badung I Ketut Rudiarta.
Sekdis Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Karangasem I Komang Cenik mengapresiasi pelestarian padi taun itu. "Petani memang bisa buat bibit sendiri, dari hasil panen itu. Kami tidak punya bibit, kami terus beri penyuluhan," jelasnya.7k16
1
Komentar