nusabali

Asap TPA Jungutbatu Masuk Pemukiman

Warga Keluhkan Sesak dan Bau Menyengat

  • www.nusabali.com-asap-tpa-jungutbatu-masuk-pemukiman

Bendesa Adat Jungutbatu sangat kecewa karena penanganan kebakaran TPA sangat lambat.

SEMARAPURA, NusaBali
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali I Ketut Juliarta meninjau kebakaran di tempat pembuangan akhir (TPA) Desa Jungutbatu, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Minggu (12/11) pagi. Kebakaran TPA Jungutbatu terjadi pada Sabtu (11/11) siang. Hingga saat ini masih proses pemadaman. Juliarta datang bersama anggota Fraksi Gerindra DPRD Klungkung yang juga Bendesa Adat Jungutbatu Ketut Gunaksa. Mereka menerima keluhan warga sekitar yang sangat terganggu kepulan asap yang masuk pemukiman. Banyak warga mengeluhkan mata perih dan sesak. 

Menurut warga sekitar, Gede Adnyana, kepulan asap dengan bau menyengat masuk ke pekarangan rumah. Dampaknya, warga sangat terganggu bahkan sampai sesak. “Baunya sangat menyengat menyebabkan sesak dan batuk-batuk,” ujar Adnyana. Warga lainnya, Ketut Sudarma bersama Ketut Sukatra juga mengeluhkan sesak dan mata perih terkena asap. Saat turun hujan, air dari genangan sampah di TPA meluber ke badan jalan dengan bau menyengat. Ketut Juliarta mengaku sangat prihatin atas kondisi TPA Jungutbatu sebab kepulan asap sangat mengganggu aktivitas masyarakat sekitar. “Kami berharap kebakaran TPA ini bisa segera ditangani,” kata Juliarta.

Secara estetika, TPA Jungutbatu perlu penataan agar tidak seperti sekarang ini tanpa tembok panyengker. Berpotensi menjadi citra buruk bagi destinasi pariwisata. Desa Jungutbatu menjadi salah satu penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup besar dari sektor pariwisata. “Saya di DPRD Bali terus menyuarakan di rapat paripurna, rapat gabungan, saya selalu bawa Nusa Penida. Baik itu terkait fasilitas infrastruktur hingga masalah sampah,” ujar Juliarta. Politisi asal Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung ini menegaskan di wilayah kepulauan seperti Desa Jungutbatu dan Desa Lembongan setidaknya ada 1 unit armada pemadam kebakaran (Damkar). Ketika terjadi kebakaran bisa langsung mendapatkan penanganan. “Kalau hanya mengandalkan mesin portable untuk memadamkan api tentu sangat lambat, apalagi sumber airnya mengandalkan air rawa saat pasang,” kata Juliarta.


Juliarta sudah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Bali untuk mohon 1 unit Damkar serta operasionalnya di Kemendagri. Damkar rencananya ditempatkan di Desa Jungutbatu dan Desa Lembongan. “Dalam minggu ini saya bersama BPBD Provinsi Bali akan ke Kemendagri,” ujarnya. Juliarta meminta pemerintah tidak hanya sekadar mengimbau saja, juga harus menyediakan tempat-tempat pemilihan sampah di gang-gang maupun depan rumah warga. “Pengalaman saya dulu di Australia ada tiga jenis tempat sampah yakni organik, plastik, dan botol yang harus disediakan oleh pemerintah,” imbuh Juliarta.

Bendesa Adat Jungutbatu Ketut Gunaksa mengaku sangat kecewa penanganan kebakaran TPA yang dinilainya sangat lambat. Kasus kebakaran di TPA Jungutbatu sudah sering terjadi. “Dari rapat gabungan, reses, saya sudah sampaikan. Katanya progresnya tahun 2020-2021 clear, namun tahun 2023 hampir berakhir tidak ada progres sama sekali,” ujar Gunaksa. Kebakaran di TPA Jungutbatu bahkan hampir terjadi setiap Minggu. “Kami di desa adat juga menyiapkan anggaran untuk membeli air agar penanganan kebakaran TPA bisa lebih cepat,” kata Gunaksa.

Kadis Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Klungkung I Nyoman Sidang ikut turun memadamkan kobaran api TPA Jungutbatu. Dia berbaur bersama staf dan personel Damkar Klungkung. DLHP juga menyiapkan tangki air untuk mempercepat pemadaman. Petugas Damkar mengalirkan air dari rawa dengan selang. “Kami tengah berupaya memadamkan api,” ujar Sidang. Kasat Pol PP dan Damkar Klungkung, Dewa Putu Suarbawa mengatakan, kebakaran TPA Jungutbatu diketahui oleh warga pada Sabtu pukul 12.15 Wita. Pemadam dilakukan dengan menyiramkan air ke titik kebakaran menggunakan 2 mesin pompa portable sepanjang 200 meter. “Kami hanya bisa memanfaatkan sumber air dari rawa dekat lokasi TPA Desa Jungutbatu,” ujar Dewa Suarbawa. Penyebab kebakaran diduga karena terik matahari yang sangat panas. Sebelumnya, TPA Jugutbatu terbakar pada Selasa (24/10) sore. 7 wan

Komentar