Lomba Bapang Barong-Makendang Tunggal, Ajang Cari Bibit Seniman Muda
MANGUPURA, NusaBali - Setelah lomba Gong Kebyar baik Gong Kebyar anak-anak, wanita, dan dewasa, selanjutnya lomba Bapang Barong dan Makendang Tunggal juga memeriahkan rangkaian Festival Seni Budaya HUT ke-14 Mangupura.
Sebanyak 12 peserta mewakili setiap kecamatan di Badung adu kreasi dalam lomba Bapang Barong yang digelar di panggung terbuka Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, Sabtu (11/11) malam.
Setiap kecamatan mengirimkan dua orang wakil untuk makendang tunggal dan mapang barong. Masing-masing peserta menunjukkan kepiawaiannya di atas panggung. Improvisasi permainan kendang dan gerakan barong yang disuguhkan, tak ayal membuat penonton dan supporter bersorak sorai.
Ketua Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (Listibiya) Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Artawan mengungkapkan, enam kecamatan lengkap mengirimkan wakilnya mulai dari Kecamatan Petang, Kecamatan Abiansemal, Kecamatan Mengwi, Kecamatan Kuta Utara, Kecamatan Kuta dan yang terakhir Kecamatan Kuta Selatan. Menariknya, kriteria yang diberikan salah satunya bagi yang sudah pernah juara tidak diperbolehkan ikut lomba.
"Jadi ini semua generasi muda dan baru untuk mewakili masing-masing kecamatan mereka. Hal ini dilakukan agar seniman-seniman pemula bisa mendapatkan panggung," ungkapnya di sela perlombaan.
Ngurah Artawan melanjutkan, waktu pementasan masing-masing peserta diatur maksimal 13 menit. Adapun juri yang dilibatkan dibagi menjadi dua kelompok yakni juri makendang tunggal dengan melibatkan unsur Listibiya Kabupaten Badung yaitu I Wayan Widia. Sementara untuk juri bapang barong yaitu seniman Badung AA Gede Rahma Putra dan I Nyoman Muliana.
Dijelaskan, penilaian lomba ini ada dua, yakni penilaian lomba makendang tunggal dan lomba bapang barong. Untuk kendang tunggal penilaian meliputi pola, pupuk, ketepatan dan responsif terhadap penari. Sedangkan penilaian untuk bapang barong antara lain agem, tandang, tangkeb dan tangkis.
"Kami juga berharap dari lomba ini muncul bibit-bibit pemula bapang barong dan mekendang tunggal yang nanti kita orbitkan, kita tampilkan sebagai duta Kabupaten Badung. Kalau memenuhi persyaratan kita berikan panggung yang lebih luas lagi," terang putra dari Alm I Gusti Ngurah Windia, maestro tari Topeng Tugek Carangsari ini.
Lebih lanjut mantan Perbekel Carangsari tersebut membeberkan, dalam lomba tersebut para pemenang akan diberikan dana motivasi dan pembinaan di antaranya, Juara 1 sebesar Rp 6 juta, Juara 2 sebesar Rp 5 juta, Juara 3 sebesar Rp 4 juta. Sedangkan untuk juara harapan 1 diberikan dana sebesar Rp 3 juta, juara harapan 2 sebesar Rp 2,5 juta dan juara harapan 3 dana pembinaan sebesar Rp 2 juta. @ind
Setiap kecamatan mengirimkan dua orang wakil untuk makendang tunggal dan mapang barong. Masing-masing peserta menunjukkan kepiawaiannya di atas panggung. Improvisasi permainan kendang dan gerakan barong yang disuguhkan, tak ayal membuat penonton dan supporter bersorak sorai.
Ketua Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (Listibiya) Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Artawan mengungkapkan, enam kecamatan lengkap mengirimkan wakilnya mulai dari Kecamatan Petang, Kecamatan Abiansemal, Kecamatan Mengwi, Kecamatan Kuta Utara, Kecamatan Kuta dan yang terakhir Kecamatan Kuta Selatan. Menariknya, kriteria yang diberikan salah satunya bagi yang sudah pernah juara tidak diperbolehkan ikut lomba.
"Jadi ini semua generasi muda dan baru untuk mewakili masing-masing kecamatan mereka. Hal ini dilakukan agar seniman-seniman pemula bisa mendapatkan panggung," ungkapnya di sela perlombaan.
Ngurah Artawan melanjutkan, waktu pementasan masing-masing peserta diatur maksimal 13 menit. Adapun juri yang dilibatkan dibagi menjadi dua kelompok yakni juri makendang tunggal dengan melibatkan unsur Listibiya Kabupaten Badung yaitu I Wayan Widia. Sementara untuk juri bapang barong yaitu seniman Badung AA Gede Rahma Putra dan I Nyoman Muliana.
Dijelaskan, penilaian lomba ini ada dua, yakni penilaian lomba makendang tunggal dan lomba bapang barong. Untuk kendang tunggal penilaian meliputi pola, pupuk, ketepatan dan responsif terhadap penari. Sedangkan penilaian untuk bapang barong antara lain agem, tandang, tangkeb dan tangkis.
"Kami juga berharap dari lomba ini muncul bibit-bibit pemula bapang barong dan mekendang tunggal yang nanti kita orbitkan, kita tampilkan sebagai duta Kabupaten Badung. Kalau memenuhi persyaratan kita berikan panggung yang lebih luas lagi," terang putra dari Alm I Gusti Ngurah Windia, maestro tari Topeng Tugek Carangsari ini.
Lebih lanjut mantan Perbekel Carangsari tersebut membeberkan, dalam lomba tersebut para pemenang akan diberikan dana motivasi dan pembinaan di antaranya, Juara 1 sebesar Rp 6 juta, Juara 2 sebesar Rp 5 juta, Juara 3 sebesar Rp 4 juta. Sedangkan untuk juara harapan 1 diberikan dana sebesar Rp 3 juta, juara harapan 2 sebesar Rp 2,5 juta dan juara harapan 3 dana pembinaan sebesar Rp 2 juta. @ind
Komentar