Karangasem Darurat Penyakit Rabies
Untuk mengisi kekurangan VAR, Diskes Karangasem mesti meminjam ke Provinsi Bali dan di sejumlah kabupaten di Bali.
AMLAPURA, NusaBali
Kepala Dinas Kesehatan Karangasem dr I Gusti Bagus Putra Pertama MM menyebutkan Karangasem telah memasuki darurat penyakit rabies. Sebab, kasus gigitan anjing mencapai 1.979 kali di delapan kecamatan.
Sementara itu, persediaan VAR (vaksin anti rabies) sangat langka di Karangasem. Untuk mengisi kekurangan VAR, Diskes Karangasem mesti meminjam ke Provinsi Bali dan di sejumlah kabupaten di Bali.
"Makanya jika ada kasus gigitan anjing, kami mengobati lukanya. Dan bagi yang benar-benar digigit anjing rabies, baru dapat VAR. Berarti, tidak semua warga yang digigit anjing dapat VAR," jelas I Gusti Bagus Putra Pertama di ruang kerjanya, Jalan Ahmad Yani Amlapura, Selasa (14/11).
Kata dia, persediaan VAR sangat terbatas. Jika terjadi kasus gigitan anjing, maka dilakukan pemeriksaan otak anjing ke laboratorium. Jika anjing tersebut positif rabies, barulah korban mendapatkan VAR. "Korban kan menunggu proses penanganan anjing itu, jika anjingnya positif rabies barulah korban dapat VAR," tambahnya.
Jelas dr Bagus Putra, VAR sangat terbatas atau nyaris nihil. Pengadaan VAR telah diupayakan, dengan anggaran Rp 700 juta, melalui APBD Perubahan 2023. "Perkiraan kami, Desember 2023 VAR akan datang," tambahnya. VAR mulai langka, lanjut dr Bagus Putra, sejak September 2023. Sementara dapat pinjam dari Pemkab Badung 50 vial.
Kadis Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem I Nyoman Siki Ngurah mengakui kasus gigitan anjing positif rabies terus meningkat. Sejak Januari 2023 terjadi gigitan sebanyak 2.146 kasus, positif rabies 102 kasus, telah melakukan eliminasi 998 ekor, yang telah divaksinasi 50.288 ekor atau 62,02 persen, dari populasi 77.092 ekor.
Populasi anjing tersebar di delapan kecamatan, yakni Kecamatan Rendang 10.738 ekor, Karangasem 12.439 ekor, Kubu 10.252 ekor, Bebandem 10.273 ekor, Selat 9.106 ekor, Abang 10.033 ekor, Sidemen 3.831 ekor dan Manggis 10.420 ekor. "Makanya kami terus melakukan vaksinasi anjing, dan melakukan eliminasi," jelas I Nyoman Siki Ngurah.
Perbekel Bebandem yang juga Ketua Forum Perbekel Karangasem I Gede Partadana khawatir jika warganya digigit anjing rabies tidak dapat penanganan optimal. "Bagaimana caranya memberikan pemahaman jika warga kami digigit anjing rabies," tanya I Gede Partadana.
Setelah dapat pemahaman, jelasnya, jika ada warga digigit anjing, terlebih dahulu luka gigitan dapat penanganan. Lanjut, anjing tersebut ditangkap kemudian petugas mengambil sampel otak untuk dicek di laboratorium. Jika ternyata anjing tersebut positif rabies, barulah korban dapat VAR. "Memangnya pemilik anjing merelakan anjingnya ditangkap lalu dibunuh. Itu lagi permasalahannya," tambah Partadana.7k16
Komentar