Hilangkan Bau Pesing, Kotoran Lembu Diolah Jadi Pupuk Organik
Sisi Lain Objek Wisata Lembu Putih di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar
Ide awal pengolahan kotoran lembu putih menjadi pupuk organik berawal dari masalah bau kotoran lembu duwe tersebut yang dirasa mengganggu kenyamanan wisatawan
GIANYAR,NusaBali
Sapi Putih atau biasa disebut Lembu Putih di Desa Adat Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar merupakan salah objek daya tarik wisata di Kabupaten Gianyar. Daya tarik itu terbilang unik dan langka, karena di Bali bisa jadi hanya di Taro satu-satunya.
Bukan itu saja, ada sisi unik lain dari keberadaan dari lembu putih Taro, yakni kotorannya. Kotoran lembu putih Taro itu kini diolah menjadi pupuk organik melalui proses fermentasi sederhana. Pupuk organik hasil fermentasi kotoran lembu putih Taro diberi nama ‘Biotaro’. Ide awal yang memantik pengolahan kotoran lembu putih Taro menjadi pupuk (organik) berawal dari masalah bau dari kotoran lembu duwe tersebut.
Ceritanya ketika Pengelola Objek Wisata Lembu Putih akan membuka penginapan pada bulan April 2023 lalu. Lokasinya tidak jauh, yakni masih di kawasan Alas Taro yang sekaligus merupakan habitat lembu putih. Nama penginapan atau akomodasi itu Lembu Putih Farm Stay. “Konsepnya tamu tinggal di sekitar peternakan lembu putih. Semacam glamping,” ujar Ketua Pengelola DTW Lembu Putih Taro, I Wayan Gede Ardika, Sabtu (11/11).
Sapi Putih atau biasa disebut Lembu Putih di Desa Adat Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar merupakan salah objek daya tarik wisata di Kabupaten Gianyar. Daya tarik itu terbilang unik dan langka, karena di Bali bisa jadi hanya di Taro satu-satunya.
Bukan itu saja, ada sisi unik lain dari keberadaan dari lembu putih Taro, yakni kotorannya. Kotoran lembu putih Taro itu kini diolah menjadi pupuk organik melalui proses fermentasi sederhana. Pupuk organik hasil fermentasi kotoran lembu putih Taro diberi nama ‘Biotaro’. Ide awal yang memantik pengolahan kotoran lembu putih Taro menjadi pupuk (organik) berawal dari masalah bau dari kotoran lembu duwe tersebut.
Ceritanya ketika Pengelola Objek Wisata Lembu Putih akan membuka penginapan pada bulan April 2023 lalu. Lokasinya tidak jauh, yakni masih di kawasan Alas Taro yang sekaligus merupakan habitat lembu putih. Nama penginapan atau akomodasi itu Lembu Putih Farm Stay. “Konsepnya tamu tinggal di sekitar peternakan lembu putih. Semacam glamping,” ujar Ketua Pengelola DTW Lembu Putih Taro, I Wayan Gede Ardika, Sabtu (11/11).
Foto: I Wayan Gede Ardika, Ketua Pengelola Objek Wisata Lembu Putih Taro. -NATA
Sebelum pembukaan Lembu Putih Farm Stay itu, pihak pengelola melakukan rembug. Nah, dari rembug-rembug rencana tersebut muncul problem. Persoalan atau problemnya adalah bagaimana dengan bau dari kotoran lembu putih. Apakah tidak menimbulkan keluhan nanti, apabila ada tamu yang menginap. “Terutama pada malam hari, bau sangat terasa,” lanjut Ardika. Tentunya bau pesing dari kotoran itu akan mengusik tamu yang menginap.
Karena disepakati harus ada solusi, sehingga diputuskan kotoran lembu putih ditangani. Pertamanya bau tak sedap yang mengganggu bisa hilang, dan kedua bisa bermanfaat kepada lingkungan. Proses awal pengolahan mendapat pendampingan dari Yayasan Songsong, Jawa Barat dan Yayasan Harapan Lingkungan Hidup Jakarta. “Sebelumnya keduanya sudah melakukan pendampingan serupa di Lembang, Jawa Barat),” ucap Ardika menyebut nama kedua yayasan. Program ini mendapat dukungan CSR dari PT Bank Sinar Mas. Setelah proses berjalan, kotoran lembu putih bisa diolah menghasilkan pupuk cair organik. “Diberi nama Biotaro,” ujarnya.
Sebelum pembukaan Lembu Putih Farm Stay itu, pihak pengelola melakukan rembug. Nah, dari rembug-rembug rencana tersebut muncul problem. Persoalan atau problemnya adalah bagaimana dengan bau dari kotoran lembu putih. Apakah tidak menimbulkan keluhan nanti, apabila ada tamu yang menginap. “Terutama pada malam hari, bau sangat terasa,” lanjut Ardika. Tentunya bau pesing dari kotoran itu akan mengusik tamu yang menginap.
Karena disepakati harus ada solusi, sehingga diputuskan kotoran lembu putih ditangani. Pertamanya bau tak sedap yang mengganggu bisa hilang, dan kedua bisa bermanfaat kepada lingkungan. Proses awal pengolahan mendapat pendampingan dari Yayasan Songsong, Jawa Barat dan Yayasan Harapan Lingkungan Hidup Jakarta. “Sebelumnya keduanya sudah melakukan pendampingan serupa di Lembang, Jawa Barat),” ucap Ardika menyebut nama kedua yayasan. Program ini mendapat dukungan CSR dari PT Bank Sinar Mas. Setelah proses berjalan, kotoran lembu putih bisa diolah menghasilkan pupuk cair organik. “Diberi nama Biotaro,” ujarnya.
Foto: ‘Biotaro’ produk pupuk cair hasil fermentasi kotoran lembu putih Taro dan briket, pupuk kering yang juga dari kotoran lembu putih Taro. -NATA
Selain menghilangkan bau pesing, pupuk organik ini bermanfaat untuk menyuburkan tanaman dan beberapa manfaat yang lain, di antaranya mengurai lemak dalam septictank. Disampaikan Ardika, pupuk organik dari olahan kotoran lembu putih sudah diuji cobakan. Pertama di lingkungan Taro. Antara lain di kebun desa seluas 2,5 ha, juga di kebun dan tegalan warga. Hasilnya tanaman lebih subur dan buahnya lebih lebat. Seperti terong, cabe dan sayur mayur. “Ini mendukung pertanian organik,” terangnya. Untuk di luar Taro, diuji cobakan di Desa Petak, Kecamatan/Kabupaten Gianyar.
Untuk diketahui jumlah populasi lembu putih di Alas Taro sebanyak 50 ekor. Dari kotoran lembu yang diolah tersebut bisa dihasilkan 500 liter pupuk organik. Selain itu, juga dibikin pupuk dalam bentuk briket. “Ini juga untuk tanaman, dan gampang dibawa,” kata Ardika. “Ini juga bermanfaat untuk membantu pengolahan sampah di TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse dan Recycle),” ujar I Ketut Daging, seorang petugas di objek wisata Lembu Taro. Dia pun menunjukkan proses pembuatan ‘biotaro’ melalui proses fermentasi. Gambarannya, kotoran dari lembu putih dalam takaran yang telah ditentukan, kemudian proses fermentasi sampai nanti dengan proses pembeningan. 7 k17
1
Komentar