Menparekraf Buka Pemuteran Bay Festival
Titip Pesan Pariwisata Berkelanjutan
SINGARAJA, NusaBali - Pemuteran Bay Festival 2023 resmi dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno, Kamis (16/11) malam di Tanjung Budaya Dalem, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
Pada kesempatan itu, Sandiaga menitipkan pesan untuk menjaga pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
Sandiaga menyampaikan, Desa Pemuteran adalah destinasi wisata terbaik se-ASEAN untuk pariwisata berbasis masyarakat. Hal itu sudah diakui melalui penghargaan yang diberikan oleh ASEAN Tourism Standard kategori Community-Based Tourism (CBT). Desa Pemuteran menjadi salah satu perwakilan Bali di tingkat Asia dalam ajang itu.
"Ini adalah destinasi terbaik se-ASEAN dan telah menerima penghargaan kemarin di Kamboja, serta bagian daripada Kharisma Event Nusantara 2023 yang pelibatan masyarakatnya luar biasa. Kami mengapresiasi kepala desa, bendesa. Semua pihak merasa menjadi bagiannya, dan ada kearifan lokal serta banyak UKM yang terlibat," ujar Sandiaga.
Dengan dukungan masyarakat, lanjut dia, pariwisata akan terjaga dan berkelanjutan. Hal itu berimbas pada terbukanya lapangan pekerjaan hingga usaha. Pariwisata berkelanjutan akan menekankan lingkungan sehingga akan menjawab persoalan seperti penanganan sampah.
"Kalau kita lihat lapangan pekerjaan juga terbuka dan masyarakat sangat mendukung. Inilah kekuatan pariwisata kita dengan kesan pesan menjaga pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Sehingga nanti sampah-sampahnya akan tertangani dengan baik, dan kelestarian lingkungannya akan diprioritaskan," sambung Sandiaga.
Adapun penyelenggaraan Pemuteran Bay Festival yang pada tahun 2023 mengangkat tema Bhakti Baruna yang memadukan keindahan alam laut di kawasan Bali Utara itu dengan upaya-upaya konservasi lingkungan. Festival ini digelar selama tiga hari hingga Sabtu (18/11).
Ketua Komite Pemuteran Bay Festival, Agung Bagus Mantra mengatakan, Desa Pemuteran tidak hanya sekadar destinasi pariwisata. "Itu adalah cermin komitmen masyarakatnya untuk menjaga keberlanjutan dan menjadi destinasi wisata alternatif yang didasarkan pada pemberdayaan masyarakat dan konservasi lingkungan," ujarnya.
Dengan kiprahnya dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan lingkungan, Desa Pemuteran meraih sejumlah penghargaan. Semangat dan komitmennya terus diperkuat melalui Pemuteran Bay Festival. "Pemuteran Bay Festival ini bukan hanya festival, melainkan pengalaman tak terlupakan yang memadukan keindahan alam, kearifan lokal, dan semangat konservasi," lanjutnya.
Menurutnya, Pemuteran Bay Festival telah menjadi sorotan selama delapan tahun terakhir. "Tema Bhakti Baruna pada tahun ini adalah undangan kami untuk hadir, merasakan, dan menjelajahi berbagai program yang kami sajikan," kata Bagus Mantra. Selama tiga hari pelaksanaan, festival ini diisi dengan sejumlah program kuliner, konservasi, pertunjukan seni budaya, musik, hingga pameran UMKM. 7mzk
Sandiaga menyampaikan, Desa Pemuteran adalah destinasi wisata terbaik se-ASEAN untuk pariwisata berbasis masyarakat. Hal itu sudah diakui melalui penghargaan yang diberikan oleh ASEAN Tourism Standard kategori Community-Based Tourism (CBT). Desa Pemuteran menjadi salah satu perwakilan Bali di tingkat Asia dalam ajang itu.
"Ini adalah destinasi terbaik se-ASEAN dan telah menerima penghargaan kemarin di Kamboja, serta bagian daripada Kharisma Event Nusantara 2023 yang pelibatan masyarakatnya luar biasa. Kami mengapresiasi kepala desa, bendesa. Semua pihak merasa menjadi bagiannya, dan ada kearifan lokal serta banyak UKM yang terlibat," ujar Sandiaga.
Dengan dukungan masyarakat, lanjut dia, pariwisata akan terjaga dan berkelanjutan. Hal itu berimbas pada terbukanya lapangan pekerjaan hingga usaha. Pariwisata berkelanjutan akan menekankan lingkungan sehingga akan menjawab persoalan seperti penanganan sampah.
"Kalau kita lihat lapangan pekerjaan juga terbuka dan masyarakat sangat mendukung. Inilah kekuatan pariwisata kita dengan kesan pesan menjaga pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Sehingga nanti sampah-sampahnya akan tertangani dengan baik, dan kelestarian lingkungannya akan diprioritaskan," sambung Sandiaga.
Adapun penyelenggaraan Pemuteran Bay Festival yang pada tahun 2023 mengangkat tema Bhakti Baruna yang memadukan keindahan alam laut di kawasan Bali Utara itu dengan upaya-upaya konservasi lingkungan. Festival ini digelar selama tiga hari hingga Sabtu (18/11).
Ketua Komite Pemuteran Bay Festival, Agung Bagus Mantra mengatakan, Desa Pemuteran tidak hanya sekadar destinasi pariwisata. "Itu adalah cermin komitmen masyarakatnya untuk menjaga keberlanjutan dan menjadi destinasi wisata alternatif yang didasarkan pada pemberdayaan masyarakat dan konservasi lingkungan," ujarnya.
Dengan kiprahnya dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan lingkungan, Desa Pemuteran meraih sejumlah penghargaan. Semangat dan komitmennya terus diperkuat melalui Pemuteran Bay Festival. "Pemuteran Bay Festival ini bukan hanya festival, melainkan pengalaman tak terlupakan yang memadukan keindahan alam, kearifan lokal, dan semangat konservasi," lanjutnya.
Menurutnya, Pemuteran Bay Festival telah menjadi sorotan selama delapan tahun terakhir. "Tema Bhakti Baruna pada tahun ini adalah undangan kami untuk hadir, merasakan, dan menjelajahi berbagai program yang kami sajikan," kata Bagus Mantra. Selama tiga hari pelaksanaan, festival ini diisi dengan sejumlah program kuliner, konservasi, pertunjukan seni budaya, musik, hingga pameran UMKM. 7mzk
Komentar