Merekam Kontribusi Raja Gianyar Berjuang dalam Diplomasi
Bedah Buku Mengenang Pahlawan Nasional Raja Gianyar Ide Anak Agung Gde Agung
GIANYAR, NusaBali - Pratisentana Ida Bhatara Manggis Kuning bedah buku 'Mengenang Raja Gianyar Ide Anak Agung Gde Agung' di Puri Loji Puri Agung Gianyar, Sabtu (18/11) sore.
Bedah buku digelar serangkaian memperingati Hari Pahlawan, merekam kontribusi pahlawan nasional Ide Anak Agung Gde Agung yang berjuang dalam diplomasi. Sebagai penulis buku adalah Ida Bagus Putu Rai Djendra, mantan diplomat Kementerian Luar Negeri era tahun 1976-2000.
Manggala Utama Pratisentana Ida Bhatara Manggis Kuning (PMK), Anak Agung Gde Mayun SH sekaligus ketua panitia bedah buku Mengenang Raja Gianyar, Bali Ide Anak Agung Gede Agung mengatakan bedah buku ini digelar untuk mengenang jasa Ide Anak Agung Gde Agung sebagai Raja Gianyar maupun Pahlawan Nasional. "Guna meneladani apa yang beliau sudah torehkan untuk sejarah nasional maupun sejarah Gianyar pada khususnya. Bahwa kepahlawanan beliau berjuang dalam diplomasi. Perjuangan ini sangat jarang yang bisa melakukan, yang kita tahu Ir Soekarno. Nah Ide setara itu," jelasnya.
Bagi keturunannya, AA Gde Mayun merasa sudah semestinya mengetahui bagaimana perjuangan beliau sehingga sampai terbentuk Konferensi Meja Bundar sebagai media penyerahan kedaulatan RI dari Belanda ke pejuang Indonesia. "Ini penting bagi kami. Keteladanan beliau perlu kita gelorakan ke generasi muda. Bagaimana mencintai bangsa ini sekaligus menghargai jasa pahlawan," terangnya.
Manggala Utama Pratisentana Ida Bhatara Manggis Kuning (PMK), Anak Agung Gde Mayun SH sekaligus ketua panitia bedah buku Mengenang Raja Gianyar, Bali Ide Anak Agung Gede Agung mengatakan bedah buku ini digelar untuk mengenang jasa Ide Anak Agung Gde Agung sebagai Raja Gianyar maupun Pahlawan Nasional. "Guna meneladani apa yang beliau sudah torehkan untuk sejarah nasional maupun sejarah Gianyar pada khususnya. Bahwa kepahlawanan beliau berjuang dalam diplomasi. Perjuangan ini sangat jarang yang bisa melakukan, yang kita tahu Ir Soekarno. Nah Ide setara itu," jelasnya.
Bagi keturunannya, AA Gde Mayun merasa sudah semestinya mengetahui bagaimana perjuangan beliau sehingga sampai terbentuk Konferensi Meja Bundar sebagai media penyerahan kedaulatan RI dari Belanda ke pejuang Indonesia. "Ini penting bagi kami. Keteladanan beliau perlu kita gelorakan ke generasi muda. Bagaimana mencintai bangsa ini sekaligus menghargai jasa pahlawan," terangnya.
Foto: penulis buku Ida Bagus Putu Rai Djendra. -IST
Sementara itu, Ida Bagus Putu Rai Djendra mengupas tuntas kontribusi perjuangan Ide Anak Agung Gde Agung secara diplomasi merebut kemerdekaan.
Dijelaskannya, Ide Anak Agung Gde Agung merupakan putra daerah kelahiran Gianyar 24 Juli 1921, adalah pahlawan nasional kebangsaan masyarakat Bali dan Indonesia. Atas jasanya kepada bangsa dan negara beliau menerima anugrah bintang Mahaputra Adi Pradana pada Agustus 1995 dari Presiden Soeharto. Selanjutnya gelar pahlawan nasional diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 November 2007 silam.
"Tahun 1946 beliau diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri sesuai kehendak Bung Karno. Bahwa kata Bung Karno, Ide adalah orang republik yang ditugaskan di Indonesia Timur, diasingkan ke Papua. Datang ke Bangka, beliau menyiapkan strategi," terangnya. Ida Bagus Djendra berharap buku ini bisa memberikan sedikit cerita kepada generasi muda tentang sejarah pahlawan asli Bali. 7 nvi
Dijelaskannya, Ide Anak Agung Gde Agung merupakan putra daerah kelahiran Gianyar 24 Juli 1921, adalah pahlawan nasional kebangsaan masyarakat Bali dan Indonesia. Atas jasanya kepada bangsa dan negara beliau menerima anugrah bintang Mahaputra Adi Pradana pada Agustus 1995 dari Presiden Soeharto. Selanjutnya gelar pahlawan nasional diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 November 2007 silam.
"Tahun 1946 beliau diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri sesuai kehendak Bung Karno. Bahwa kata Bung Karno, Ide adalah orang republik yang ditugaskan di Indonesia Timur, diasingkan ke Papua. Datang ke Bangka, beliau menyiapkan strategi," terangnya. Ida Bagus Djendra berharap buku ini bisa memberikan sedikit cerita kepada generasi muda tentang sejarah pahlawan asli Bali. 7 nvi
1
Komentar