Sampah Menumpuk di Gang-gang Kecil
MANGUPURA, NusaBali - Tumpukan sampah terlihat di beberapa titik wilayah Tuban, seperti di salah satu titik gang di Jalan Kediri. Padahal di lokasi sudah ada spanduk larangan membuang sampah sembarangan, namun nyatanya masih ada yang membuang sampah di lokasi itu.
Alhasil keberadaan sampah itu menjadi perhatian serius sejumlah pihak. Hal ini pun mengundang pembahasan terkait perlunya penerapan TPS3R sebagai solusi permasalahan sampah di daerah tersebut.
Seorang tokoh masyarakat Tuban, Gede Agus Sujasa tidak menutupi kenyataan bahwa kondisi sampah belakangan ini memang mengkhawatirkan. Meskipun Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung telah turun tangan, namun hasilnya belum memadai dalam menangani volume sampah yang terus meningkat. “Belakangan ini sampah memang terlihat menumpuk di beberapa titik. Biasanya sampah itu diangkut oleh Dina LHK,” ujarnya pada Selasa (21/11).
Masalah sampah di Tuban, kata dia, semakin rumit mengingat sampah yang dihasilkan per hari sekitar 8 ton. Diperparah terbakarnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, sehingga pengangkutan sampah tak bisa maksimal. Oleh karena itu, muncul wacana mengenai pentingnya merealisasikan konsep TPS3R sebagai langkah nyata dalam mengelola sampah yang lebih berkelanjutan.
Dia berharap wacana Bupati Badung terkait pengadaan TPS3R di masing-masing kelurahan dan desa dapat benar-benar direalisasikan, khususnya di Tuban. Dengan keberadaan TPS3R, dia menilai permasalahan sampah akan sedikit terurai. Apalagi masyarakat sangat mendukung dan berharap realisasi TPS3R itu, di mana lahan yang diusulkan menjadi lokasi TPS3R itu berada di belakangan kuburan Padang Seni.
“Usulan ini sudah kami ajukan sejak dahulu. Seperti apa prosesnya kami juga tidak tahu. Tapi kami harap komitmen pak bupati dalam merealisasikan TPS3R benar-benar dapat terwujud di Tuban. Sebab keberadaanya sangat dibutuhkan, kan tidak elok ketika wisatawan baru landing disuguhkan pemandangan tumpukan sampah di beberapa titik,” kata dia.
Sementara, Wayan Wasista mantan Bendesa Adat Kuta turut menyuarakan pentingnya TPS3R di wilayah Kuta. Selain dapat mengatasi permasalahan sampah, konsep ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada layanan Dinas LHK Badung. “Kalau itu bisa terealisasi sangat bagus sekali dalam menjaga kebersihan,” ucapnya belum lama ini.
Pihaknya menilai lahan di belakang kuburan Padang Seni sebagai tempat yang strategis untuk TPS3R. Sebab lahan itu dinilai cukup representatif dan tersembunyi.
“Lahan itu memang berada di perbatasan antara Kuta dan Tuban. Sekarang tergantung pemerintah dalam menyikapi hal itu, apakah bisa nantinya itu dijadikan TPS3R bersama antara Kuta dengan Tuban. Pemerintah nanti yang membangunkan fasilitasnya dan pengelolaan dilakukan dia kedua kelurahan,” katanya. 7 ol3
1
Komentar