Badung Terima Kunjungan Studi Tiru DPRD Kota Sungai Penuh
MANGUPURA, NusaBali - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung menerima kedatangan rombongan dari DPRD Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi, Selasa (21/11).
Kedatangan para anggota dewan ini guna melaksanakan kegiatan studi tiru terkait beberapa hal, antara lain perkembangan pariwisata, perekrutan PPPK, pengelolaan dana BOS, pengembangan tanggap siaga bencana dan pelayanan kesehatan masyarakat penggunaan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Rombongan DPRD Kota Sungai Penuh dipimpin langsung Ketua DPRD Kota Sungai Penuh Lendra Wijaya. Sedangkan dari DPRD Badung diterima oleh Ketua Komisi III Wayan Sandra, Ketua Komisi IV Made Suwardana, Ketua Komisi II I Gusti Lanang Umbara dan Sekretaris Komisi I Yayuk Agustin Lessy serta sejumlah organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemkab Badung.
Ketua Komisi III DPRD Badung,Wayan Sandra yang memimpin pertemuan tersebut menyampaikan mengapresiasi atas kedatangan tamu yang cukup jauh yakni dari Kota Sungai Penuh. “Kami lihat rombongan DPRD Kota Sungai Penuh sangat antusias datang ke Badung. Kami juga mengucapkan terima kasih atas kedatangan rombongan Kota Sungai Penuh dan ini juga membantu kita dalam meningkatkan PAD di Kabupaten Badung,” ujarnya.
Dikatakan, kedatangan DPRD Kota Sungai Penuh ke Badung dalam rangka ingin mendapatkan informasinya antara lain terkait perkembangan pariwisata, perekrutan PPPK, pengelolaan dana BOS, pengembangan tanggap siaga bencana dan pelayanan kesehatan masyarakat penggunaan Kartu KIS. Akan tetapi menurut Sandra, hal yang paling ingin dipelajari oleh para anggota DPRD Kota Sungai Penuh ini adalah kenyamanan pariwisata di Bali, yang membuat wisatawan datang ke Bali tak hanya sekali, namun berkali-kali.
“Mereka tanya kenapa orang kalau ke Badung dan Bali kok bisa nyaman. Kami sampaikan tadi, bahwa semua daerah di Indonesia sebetulnya punya potensi pantai yang sama. Akan tetapi Bali punya daya tarik tersendiri dengan toleransi yang cukup tinggi dan tidak terlepas dari budaya kita sebagai akarnya,” kata politisi PDIP asal Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara ini.
Ketua Komisi II DRPD Badung I Gusti Lanang Umbara juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, pariwisata di Badung berkembang berbasis budaya sebagai rohnya. Beberapa hal yang menjadi concern untuk menjaga kepariwisataan di Badung yakni keamanan, kebersihan, keindahan, ketertiban, keramahtamahan, toleransi, dan itu akan menjadi sebuah kenyamanan. Namun demikian, Bali juga tegas terhadap wisatawan yang berulah dan ugal-ugalan. Salah satu bentuk ketegasan tersebut berupa deportasi.
“Pariwisata kami rohnya ada di budaya. Sebetulnya yang lebih indah dari Bali banyak, tapi yang menjadi ciri khas kami di Bali adalah adanya budaya yang terangkum dalam perilaku dan kehidupan kami sehari-hari. Kami memiliki prinsip, kemajuan boleh datang ke Badung, wisatawan boleh datang dengan berbagai karakter, namun kita tidak akan mempengaruhi bagaimana kami menguatkan tradisi, adat, seni, dan budaya kami di Badung,” sebut politisi PDIP asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang ini. @ ind
Rombongan DPRD Kota Sungai Penuh dipimpin langsung Ketua DPRD Kota Sungai Penuh Lendra Wijaya. Sedangkan dari DPRD Badung diterima oleh Ketua Komisi III Wayan Sandra, Ketua Komisi IV Made Suwardana, Ketua Komisi II I Gusti Lanang Umbara dan Sekretaris Komisi I Yayuk Agustin Lessy serta sejumlah organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemkab Badung.
Ketua Komisi III DPRD Badung,Wayan Sandra yang memimpin pertemuan tersebut menyampaikan mengapresiasi atas kedatangan tamu yang cukup jauh yakni dari Kota Sungai Penuh. “Kami lihat rombongan DPRD Kota Sungai Penuh sangat antusias datang ke Badung. Kami juga mengucapkan terima kasih atas kedatangan rombongan Kota Sungai Penuh dan ini juga membantu kita dalam meningkatkan PAD di Kabupaten Badung,” ujarnya.
Dikatakan, kedatangan DPRD Kota Sungai Penuh ke Badung dalam rangka ingin mendapatkan informasinya antara lain terkait perkembangan pariwisata, perekrutan PPPK, pengelolaan dana BOS, pengembangan tanggap siaga bencana dan pelayanan kesehatan masyarakat penggunaan Kartu KIS. Akan tetapi menurut Sandra, hal yang paling ingin dipelajari oleh para anggota DPRD Kota Sungai Penuh ini adalah kenyamanan pariwisata di Bali, yang membuat wisatawan datang ke Bali tak hanya sekali, namun berkali-kali.
“Mereka tanya kenapa orang kalau ke Badung dan Bali kok bisa nyaman. Kami sampaikan tadi, bahwa semua daerah di Indonesia sebetulnya punya potensi pantai yang sama. Akan tetapi Bali punya daya tarik tersendiri dengan toleransi yang cukup tinggi dan tidak terlepas dari budaya kita sebagai akarnya,” kata politisi PDIP asal Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara ini.
Ketua Komisi II DRPD Badung I Gusti Lanang Umbara juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, pariwisata di Badung berkembang berbasis budaya sebagai rohnya. Beberapa hal yang menjadi concern untuk menjaga kepariwisataan di Badung yakni keamanan, kebersihan, keindahan, ketertiban, keramahtamahan, toleransi, dan itu akan menjadi sebuah kenyamanan. Namun demikian, Bali juga tegas terhadap wisatawan yang berulah dan ugal-ugalan. Salah satu bentuk ketegasan tersebut berupa deportasi.
“Pariwisata kami rohnya ada di budaya. Sebetulnya yang lebih indah dari Bali banyak, tapi yang menjadi ciri khas kami di Bali adalah adanya budaya yang terangkum dalam perilaku dan kehidupan kami sehari-hari. Kami memiliki prinsip, kemajuan boleh datang ke Badung, wisatawan boleh datang dengan berbagai karakter, namun kita tidak akan mempengaruhi bagaimana kami menguatkan tradisi, adat, seni, dan budaya kami di Badung,” sebut politisi PDIP asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang ini. @ ind
1
Komentar