Mengemuka Rencana Regrouping SD
Gedung SD yang diregrouping bisa dijadikan untuk SMP atau SMA. Rencana regrouping SD masih dikaji Disdikpora.
MANGUPURA, NusaBali
Rencana pembangunan gedung sekolah baru setingkat SMP di Kabupaten Badung menyusul kisruh PPDB tahun ajaran 2017/2018 semakin menguat. Namun di sisi lain muncul usulan regropuing atau penggabungan sejumlah sekolah dasar (SD), lantaran sejumlah SD sepi peminat.
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta mengakui banyak menerima keluhan sulitnya anak didik mencari sekolah tiap tahun ajaran baru. Makanya, menurut bupati, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membangun sekolah baru, sehingga dapat menampung siswa lebih banyak lagi.
“Kami sangat setuju ada pembangunan SMP negeri baru beserta komponen pendukungnya di masing-masing desa atau kecamatan, terutama di wilayah padat penduduk. Namun perlu dilengkapi kajian secara komprehensif,” kata Bupati Giri Prasta usai Sidang Paripurna di DPRD Badung, Jumat (14/7).
Seperti diketahui, saat ini SMP negeri di Badung hanya berjumlah 22, sementara SMP swasta sebanyak 42.
Kepala Disdikpora Badung I Ketut Widia Astika mengaku sudah mulai mengkaji kebutuhan sekolah di Badung. Pihaknya juga mengaku SD yang minim murid kemungkinan besar akan diregrouping, sehingga gedung sekolah yang tak terpakai bisa dimanfaatkan menjadi SMP atau SMA. Karena dari data yang dimilikinya, ada kecamatan yang beberapa SD-nya sepi peminat. Sayang pejabat asal Kerobokan, Kuta Utara, itu enggan menyebut sekolah dimaksud.
“Tapi ini masih kami kaji,” ujarnya. Tetapi menurutnya menjadikan SD sebagai SMP harus memperhitungkan luas lahannya juga. Tidak mungkin tanah hanya 8 are dijadikan SMP.
Bagaimana nasib guru dan kepala SD bila memang terjadi regrouping, Astika tak merasa cemas. Karena saat ini sekolah di Badung masih banyak kekurangan guru. “Guru-gurunya bisa dipindah ke sekolah lain, belum lagi kan Badung masih banyak kekurangan PNS (guru),” tandasnya. Berdasarkan data dari Disdikpora, jumlah SD di Badung sebanyak 249 sekolah.
Kalangan dewan pun mendukung upaya pemerintah ini, sebab dewan tahu betul sejumlah sekolah sepi peminatnya. “Seperti di Mengwi itu ada SD yang sedikit siswanya, bagaimana bila itu diregrouping jadi SMP, kan bisa lebih bagus,” kata anggota DPRD Badung I Wayan Regep. Karena itu, pihaknya mendorong pemerintah untuk cepat menuntaskan kajian, sehingga semakin cepat pula pembangunan sekolah baru terwujud. *asa
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta mengakui banyak menerima keluhan sulitnya anak didik mencari sekolah tiap tahun ajaran baru. Makanya, menurut bupati, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membangun sekolah baru, sehingga dapat menampung siswa lebih banyak lagi.
“Kami sangat setuju ada pembangunan SMP negeri baru beserta komponen pendukungnya di masing-masing desa atau kecamatan, terutama di wilayah padat penduduk. Namun perlu dilengkapi kajian secara komprehensif,” kata Bupati Giri Prasta usai Sidang Paripurna di DPRD Badung, Jumat (14/7).
Seperti diketahui, saat ini SMP negeri di Badung hanya berjumlah 22, sementara SMP swasta sebanyak 42.
Kepala Disdikpora Badung I Ketut Widia Astika mengaku sudah mulai mengkaji kebutuhan sekolah di Badung. Pihaknya juga mengaku SD yang minim murid kemungkinan besar akan diregrouping, sehingga gedung sekolah yang tak terpakai bisa dimanfaatkan menjadi SMP atau SMA. Karena dari data yang dimilikinya, ada kecamatan yang beberapa SD-nya sepi peminat. Sayang pejabat asal Kerobokan, Kuta Utara, itu enggan menyebut sekolah dimaksud.
“Tapi ini masih kami kaji,” ujarnya. Tetapi menurutnya menjadikan SD sebagai SMP harus memperhitungkan luas lahannya juga. Tidak mungkin tanah hanya 8 are dijadikan SMP.
Bagaimana nasib guru dan kepala SD bila memang terjadi regrouping, Astika tak merasa cemas. Karena saat ini sekolah di Badung masih banyak kekurangan guru. “Guru-gurunya bisa dipindah ke sekolah lain, belum lagi kan Badung masih banyak kekurangan PNS (guru),” tandasnya. Berdasarkan data dari Disdikpora, jumlah SD di Badung sebanyak 249 sekolah.
Kalangan dewan pun mendukung upaya pemerintah ini, sebab dewan tahu betul sejumlah sekolah sepi peminatnya. “Seperti di Mengwi itu ada SD yang sedikit siswanya, bagaimana bila itu diregrouping jadi SMP, kan bisa lebih bagus,” kata anggota DPRD Badung I Wayan Regep. Karena itu, pihaknya mendorong pemerintah untuk cepat menuntaskan kajian, sehingga semakin cepat pula pembangunan sekolah baru terwujud. *asa
Komentar