Bandara Ngurah Rai Bangun Bengkel Pesawat
Rencana Akan Menambah 500 Tenaga Kerja
MANGUPURA, NusaBali - Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, membangun fasilitas maintenance, repair, and overhaul (MRO) atau bengkel pesawat yang menjadi kerja sama PT Angkasa Pura I dan Angkasa Pura Properti (APP)-FL Technics Indonesia. Dengan pembangunan fasilitas tersebut nantinya akan membuka lapangan kerja baru bagi 500 tenaga dalam negeri.
“Dengan ini berarti menambah ekosistem bandara, kegiatan MRO akan menambah 500 tenaga kerja. Saat ini kita ada 7-8 ribu tenaga kerja di dalam operasional bandara, tiap hari melayani sekitar 65 ribu penumpang, 400 pergerakan pesawat, dan 120 ton kargo, sehingga dengan adanya MRO semangatnya bertambah,” kata General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan, Rabu (22/11) seperti dilansir Antara.
Handy menjelaskan dengan angka 400 pergerakan pesawat setiap hari, artinya ada potensi maskapai yang datang ke Bali tidak hanya untuk mengantarkan wisatawan, namun juga melakukan pemeliharaan dan perawatan. Salah satu yang menjadi sasarannya adalah Australia, lantaran dalam sehari sekitar 36 pergerakan pesawat melayani rute tersebut, di tambah jarak negara yang tak terlalu jauh.
Direktur FL Technics Indonesia Martynas Grigas, sebagai pelaksana mengatakan untuk menggaet maskapai internasional akan membangun bengkel pesawat berstandar internasional yang ditetapkan FAA dan EASA. “Tentu saja juga standar DGCA yang sudah kami miliki dan Casa Australia. Artinya, kami akan membuka pintu bagi maskapai penerbangan Australia untuk melakukan layanan pemeliharaan di Bali dan tentu saja warga Australia sangat menyukai Bali,” ujar Grigas.
Sejauh ini, lanjut Grigas, FL Technics Indonesia mengaku sudah pernah melayani perawatan dari beberapa maskapai di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Australia, di mana satu kali masuk butuh waktu 2-4 minggu timnya bekerja.
Sementara, Direktur Utama Angkasa Pura Properti (APP) Ristiyanto Eko Wibowo menambahkan proses pembangunan hanggar ditarget selesai dan beroperasi penuh pada Juli 2024. Saat ini, Bandara Ngurah Rai sudah memiliki dua hanggar yang masing-masing menampung satu pesawat, sehingga akan menambah satu hanggar yang mampu memuat empat pesawat. Dengan begitu, total MRO yang dimiliki mampu diisi empat pesawat sekaligus.
“Kita punya target untuk bisa menampung enam pesawat ukuran sedang karena populasi paling banyak di Indonesia adalah narrow body seperti 737 series dan Airbus 320. Saat ini sudah tersedia dua tempat dan sudah diisi maskapai Vietnam, kita akan melengkapi semua keperluan agar kita bisa beroperasi,” ujarnya.
Ristiyanto mengatakan pengembangan bengkel pesawat kedua setelah Jakarta ini merupakan pertimbangan besar, setelah dua tahun diskusi akhirnya dibangunlah fasilitas ini di Bandara Ngurah Rai. “Ini akan semakin melengkapi fasilitas yang dimiliki bandara, apapun kegiatan pasti prioritas utamanya Bali. Harapannya bukan sekadar jadi tempat perbaikan atau perawatan tapi juga mampu membangun lalu lintas, akan ada maskapai non regular datang hanya untuk pemeliharaan, tidak hanya turis,” kata dia. 7 ant
Handy menjelaskan dengan angka 400 pergerakan pesawat setiap hari, artinya ada potensi maskapai yang datang ke Bali tidak hanya untuk mengantarkan wisatawan, namun juga melakukan pemeliharaan dan perawatan. Salah satu yang menjadi sasarannya adalah Australia, lantaran dalam sehari sekitar 36 pergerakan pesawat melayani rute tersebut, di tambah jarak negara yang tak terlalu jauh.
Direktur FL Technics Indonesia Martynas Grigas, sebagai pelaksana mengatakan untuk menggaet maskapai internasional akan membangun bengkel pesawat berstandar internasional yang ditetapkan FAA dan EASA. “Tentu saja juga standar DGCA yang sudah kami miliki dan Casa Australia. Artinya, kami akan membuka pintu bagi maskapai penerbangan Australia untuk melakukan layanan pemeliharaan di Bali dan tentu saja warga Australia sangat menyukai Bali,” ujar Grigas.
Sejauh ini, lanjut Grigas, FL Technics Indonesia mengaku sudah pernah melayani perawatan dari beberapa maskapai di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Australia, di mana satu kali masuk butuh waktu 2-4 minggu timnya bekerja.
Sementara, Direktur Utama Angkasa Pura Properti (APP) Ristiyanto Eko Wibowo menambahkan proses pembangunan hanggar ditarget selesai dan beroperasi penuh pada Juli 2024. Saat ini, Bandara Ngurah Rai sudah memiliki dua hanggar yang masing-masing menampung satu pesawat, sehingga akan menambah satu hanggar yang mampu memuat empat pesawat. Dengan begitu, total MRO yang dimiliki mampu diisi empat pesawat sekaligus.
“Kita punya target untuk bisa menampung enam pesawat ukuran sedang karena populasi paling banyak di Indonesia adalah narrow body seperti 737 series dan Airbus 320. Saat ini sudah tersedia dua tempat dan sudah diisi maskapai Vietnam, kita akan melengkapi semua keperluan agar kita bisa beroperasi,” ujarnya.
Ristiyanto mengatakan pengembangan bengkel pesawat kedua setelah Jakarta ini merupakan pertimbangan besar, setelah dua tahun diskusi akhirnya dibangunlah fasilitas ini di Bandara Ngurah Rai. “Ini akan semakin melengkapi fasilitas yang dimiliki bandara, apapun kegiatan pasti prioritas utamanya Bali. Harapannya bukan sekadar jadi tempat perbaikan atau perawatan tapi juga mampu membangun lalu lintas, akan ada maskapai non regular datang hanya untuk pemeliharaan, tidak hanya turis,” kata dia. 7 ant
Komentar