Pedanda Se Nusantara Kumpul di Gunung Salak
Usai Paruman yang digelar di Wantilan Pura Gunung Salak, Paruman enam bulan mendatang akan berlangsung di Bangli.
Bahas Pawiwahan hingga Persaudaraan Hindu Nusantara
JAKARTA, NusaBali
Setiap enam bulan sekali, organisasi Dharma Ghosana mengadakan rapat besar (Paruman Agung). Kali ini terpilih Dharmopadesa Cabang Jabodetabek menjadi tuan rumah Paruman Dharma Ghosana. Acara berlangsung di Wantilan Pura Agung Parahyangan Jagatkarta, Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat pada Saniscara Umanis Bala, Sabtu (15/7). Tujuan Paruman untuk merekatkan pasemetonan sesama Ida Pedanda serta dalam rangka membedah atau mengapresiasi ajaran Ida Batara Langit.
"Tujuan acara ini untuk membedah buku tentang agama dan bersilaturahmi untuk memperkuat persaudaraan. Bila persaudaraan kuat, negara juga kuat," ujar Ketua Panitia Pelaksana, Ida Bagus Djayapati, Sabtu (15/7).
Djayapati mengatakan, Paruman seperti ini lebih bertujuan penyamaan visi dan misi dalam implementasi kitab suci Weda melalui penyebarluasan kualitas tatwa, susila dan upakara. Paruman Agung dibuka Ketua Dharmopadesa Pusat, Ida Pedanda Jelantik Duaja disaksikan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Ketut Widnya.
Kemudian hadir pula Ketua PHDI Pusat, Wisnu Bawa Tenaya, mantan KASAU Ida Bagus Putu Dunia dan anggota Komisi X DPR RI Ida Bagus Putu Sukarta atau Gus Sukarta. Gus Sukarta mengatakan, kegiatan tersebut merupakan acara rutin enam bulanan berdasarkan wuku Bali. Di mana dalam kegiatan itu mengupas tuntas dan menggali isi lontar agama untuk diterapkan umat.
Hadir sekitar 300 angga Ida Pedanda, sedangkan Walaka yang hadir kurang lebih 461 orang. Paruman Agung Dharma Ghosana, kata Djayapati, membahas tentang Prasetya Perkawinan dalam wiwaha samkara oleh Ida Pedanda Gde Panji Sogata dan Pawiwahan dalam teks Rsi Sasana oleh Ida Pedanda Gede Wayahan Keniten.
Sementara Paruman dari unsur walaka berupa seminar tentang perkembangan Hindu Nusantara yang disampaikan Ida Bagus Putra. Kemudian mantan Dirjen Bimas Hindu Ida Bagus Gde Yudha Triguna menyampaikan tentang Hindu Nusantara dalam perspektif sosio kultural.
Acara dimoderatori Ida Bagus Alit Wiratmaja. Mengenai Hindu Nusantara, Ida Bagus Gede Yudha Triguna memaparkan, Hindu nusantara mengedepankan ajaran Hindu universal tentang kemanusiaan dan peduli sosial. "Hindu yang wajahnya damai. Secara fisik Hindu nusantara, memang tidak bisa dibuat dummy-nya, tetapi esensinya nampak dari bahasa tubuh seperti sering senyum. Jadi hemat saya, Hindu nusantara adalah menampilkan wajah umat yang pradnya atau memiliki kompetensi sesuai swadarma baik dari edukasi maupun learning," jelasnya.
Tak ketinggalan mengendalikan kroda atau mengendalikan amarah sehingga bisa mendatangkan pikiran yang baik. Usai Paruman di wantilan Pura Gunung Salak, Paruman enam bulan lagi berlangsung di Bangli. *k22
1
Komentar