Benturan Semakin Nyata, Solusi Harus Dicari
THE Clash of Civilizations adalah tesis bahwa identitas budaya dan agama masyarakat akan menjadi sumber utama konflik di dunia pasca-Perang Dingin.
Ilmuwan politik Amerika Samuel P Huntington berpendapat bahwa perang di masa depan tidak akan terjadi antarnegara, tetapi antarbudaya. Benturan-benturan antargenerasi semakin jelas bentuk dan fungsinya.
Generasi baby boomer, yaitu generasi yang saat ini berusia 56-74 tahun (lahir 1946-1964). Dikatakan generasi baby boomer karena adanya ledakan angka kelahiran setelah Perang Dunia II. Generasi baby boom senang diberi informasi dan detail latar belakang. Mereka menyukai komunikasi yang seimbang antara e-mail, pesan suara, rapat, dan komunikasi langsung.
Generasi X adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1965 hingga tahun 1980. Generasi X sering disebut dengan baby bust dikarenakan penurunan angka kelahiran bayi yang signifikan dibandingkan generasi baby boomer sebelumnya. Generasi X memiliki ciri-ciri yang lebih pragmatis, menghargai perbedaan, dan memahami pentingnya kolaborasi untuk maju. Generasi ini juga memiliki optimisme dan rasa percaya diri yang sangat tinggi.
Generasi Y itu seperti apa? Generasi Y adalah orang-orang yang lahir pada 1977-1994, yang lebih dikenal juga dengan Millenial. Generasi ini lahir dan tumbuh besar pada era peralihan teknologi, dari yang analog menjadi digital, kemunculan internet dan media sosial. Sedangkan, generasi Z adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1997 hingga tahun 2000-an. Dilansir dari BBC, generasi Z adalah generasi yang masih muda dan tidak pernah mengenal kehidupan tanpa teknologi sehingga terkadang disebut sebagai i-gen.
Bagaimana menangani benturan lintas generasi yang ke-empatnya masih eksis? Salah satu pendekatan yang solutif adalah menemukan kesamaan lintas generasi. Pendekatan demikian tidak mudah, tetapi ia memberi solusi. Kesamaan derajat merupakan nilai yang sangat bermanfaat diimplementasikan secara lintas generasi. Nilai kesamaan derajat dapat dilakukan dalam berbagai sendi kehidupan melalui sikap kreatif, kritis, mandiri, berani membela kebenaran, dan menjunjung prinsip-prinsip, asas-asas, serta tujuan hidup sesuai hak asasi manusia.
Secara umum, kolaborasi adalah adanya pola dan bentuk hubungan yang dilakukan antarindividu ataupun organisasi yang berkeinginan untuk saling berbagi, saling berpartisipasi secara penuh, dan saling menyetujui atau bersepakat untuk melakukan tindakan bersama dengan cara berbagi informasi, atau berbagi sumber daya. Diskusi, pertemuan, dan brainstorming: merupakan salah satu contoh kolaborasi paling sederhana di tempat kerja, di mana kita dan rekan saling bertukar pikiran dan ide dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Apa bedanya kerja sama dengan kolaborasi? Kerja sama dilakukan dan dirancang oleh satu pihak, sedangkan kolaborasi dilakukan dan dirancang oleh kedua belah pihak.
Etos kerja yaitu seperangkat perilaku positif dan fondasi yang mencakup motivasi yang menggerakkan, karakeristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap, aspirasi, keyakinan, prinsip, dan standar. Seseorang yang memiliki etos kerja, maka dia selalu bertanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakan. Rasa tanggung jawab harus dimiliki oleh siapa saja, bukan hanya pada lingkup pekerjaan. Mereka akan selalu memprioritaskan pekerjaan yang telah mereka ambil agar dapat menyelesaikannya. Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu. Etos kerja yang optimal mampu menghasilkan usaha terbaik dengan hasil kerja berkualitas. Etos kerja mampu meningkatkan produktivitas serta efisiensi dalam bekerja.
Dengan pendekatan identifikasi kesamaan, kolaborasi dan etos kerja, dampak negatif benturan antargenerasi diminimalkan. Dampak positif, seperti penghargaan terhadap hak asasi manusia, spirit dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap, aspirasi, keyakinan, prinsip dan standar, produktivitas, serta efisiensi dimaksimalkan. Semoga. 7
Generasi baby boomer, yaitu generasi yang saat ini berusia 56-74 tahun (lahir 1946-1964). Dikatakan generasi baby boomer karena adanya ledakan angka kelahiran setelah Perang Dunia II. Generasi baby boom senang diberi informasi dan detail latar belakang. Mereka menyukai komunikasi yang seimbang antara e-mail, pesan suara, rapat, dan komunikasi langsung.
Generasi X adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1965 hingga tahun 1980. Generasi X sering disebut dengan baby bust dikarenakan penurunan angka kelahiran bayi yang signifikan dibandingkan generasi baby boomer sebelumnya. Generasi X memiliki ciri-ciri yang lebih pragmatis, menghargai perbedaan, dan memahami pentingnya kolaborasi untuk maju. Generasi ini juga memiliki optimisme dan rasa percaya diri yang sangat tinggi.
Generasi Y itu seperti apa? Generasi Y adalah orang-orang yang lahir pada 1977-1994, yang lebih dikenal juga dengan Millenial. Generasi ini lahir dan tumbuh besar pada era peralihan teknologi, dari yang analog menjadi digital, kemunculan internet dan media sosial. Sedangkan, generasi Z adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1997 hingga tahun 2000-an. Dilansir dari BBC, generasi Z adalah generasi yang masih muda dan tidak pernah mengenal kehidupan tanpa teknologi sehingga terkadang disebut sebagai i-gen.
Bagaimana menangani benturan lintas generasi yang ke-empatnya masih eksis? Salah satu pendekatan yang solutif adalah menemukan kesamaan lintas generasi. Pendekatan demikian tidak mudah, tetapi ia memberi solusi. Kesamaan derajat merupakan nilai yang sangat bermanfaat diimplementasikan secara lintas generasi. Nilai kesamaan derajat dapat dilakukan dalam berbagai sendi kehidupan melalui sikap kreatif, kritis, mandiri, berani membela kebenaran, dan menjunjung prinsip-prinsip, asas-asas, serta tujuan hidup sesuai hak asasi manusia.
Secara umum, kolaborasi adalah adanya pola dan bentuk hubungan yang dilakukan antarindividu ataupun organisasi yang berkeinginan untuk saling berbagi, saling berpartisipasi secara penuh, dan saling menyetujui atau bersepakat untuk melakukan tindakan bersama dengan cara berbagi informasi, atau berbagi sumber daya. Diskusi, pertemuan, dan brainstorming: merupakan salah satu contoh kolaborasi paling sederhana di tempat kerja, di mana kita dan rekan saling bertukar pikiran dan ide dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Apa bedanya kerja sama dengan kolaborasi? Kerja sama dilakukan dan dirancang oleh satu pihak, sedangkan kolaborasi dilakukan dan dirancang oleh kedua belah pihak.
Etos kerja yaitu seperangkat perilaku positif dan fondasi yang mencakup motivasi yang menggerakkan, karakeristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap, aspirasi, keyakinan, prinsip, dan standar. Seseorang yang memiliki etos kerja, maka dia selalu bertanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakan. Rasa tanggung jawab harus dimiliki oleh siapa saja, bukan hanya pada lingkup pekerjaan. Mereka akan selalu memprioritaskan pekerjaan yang telah mereka ambil agar dapat menyelesaikannya. Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu. Etos kerja yang optimal mampu menghasilkan usaha terbaik dengan hasil kerja berkualitas. Etos kerja mampu meningkatkan produktivitas serta efisiensi dalam bekerja.
Dengan pendekatan identifikasi kesamaan, kolaborasi dan etos kerja, dampak negatif benturan antargenerasi diminimalkan. Dampak positif, seperti penghargaan terhadap hak asasi manusia, spirit dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap, aspirasi, keyakinan, prinsip dan standar, produktivitas, serta efisiensi dimaksimalkan. Semoga. 7
Prof Dewa Komang Tantra MSc, PhD
Profesor Tetap Universitas Warmadewa
Profesor Tetap Universitas Warmadewa
Komentar