Diskes Bali Minta Sosialisasi Wolbachia Tak Hanya di Denpasar
DENPASAR, NusaBali - Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Bali I Nyoman Gede Anom meminta agar sosialisasi penyebaran nyamuk Wolbachia, baik oleh pihak ketiga maupun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dilakukan secara menyeluruh dan tidak hanya di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng.
Menurut dia, sosialisasi yang hanya di Denpasar dan Buleleng menjadi salah satu penyebab adanya penolakan dari masyarakat, sehingga penyebaran nyamuk itu menjadi tertunda.
“Pihak penyelenggara kalau bisa mensosialisasikan secara masif ke seluruh kabupaten/kota di Bali, bukan hanya di Denpasar dan Buleleng,” kata Anom di Denpasar, Sabtu (25/11).
Diketahui bahwa rencana penyebaran nyamuk Wolbachia telah lama digaungkan di Bali dengan sasaran awal hanya untuk Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng. Namun Anom menyadari bahwa pendapat masyarakat di luar wilayah tersebut tak boleh diabaikan.
“Kalau bisa seluruh masyarakat Bali tahu Wolbachia itu apa. Tunggu saja bagaimana arahan Kemenkes, dan yang penting sosialisasinya harus masif,” ujar Anom.
Hingga saat ini dipastikan Pemprov Bali menunda penyebaran Wolbachia yang semestinya disebar di Denpasar pada 13 November lalu lantaran muncul penolakan dari sejumlah masyarakat.
Selain karena kepada masyarakat di luar Denpasar dan Buleleng yang belum tersosialisasi, sehingga mewaspadai dampak dari nyamuk yang diharapkan dapat menjinakkan nyamuk Aedes Aegipty itu, Anom melihat penyebab lain adalah kurangnya kajian yang dapat dijadikan acuan bahwa Wolbachia tak berbahaya.
“Kita ada kajian dari UGM (Universitas Gadjah Mada), tapi ada juga kajian dari Unair (Universitas Airlangga) mempertanyakan. Kami ingin ahli-ahli itu buat kajian misalnya Wolbachia itu bahaya atau baik, dari semua ahli di Indonesia,” kata Anom. 7 ant
“Pihak penyelenggara kalau bisa mensosialisasikan secara masif ke seluruh kabupaten/kota di Bali, bukan hanya di Denpasar dan Buleleng,” kata Anom di Denpasar, Sabtu (25/11).
Diketahui bahwa rencana penyebaran nyamuk Wolbachia telah lama digaungkan di Bali dengan sasaran awal hanya untuk Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng. Namun Anom menyadari bahwa pendapat masyarakat di luar wilayah tersebut tak boleh diabaikan.
“Kalau bisa seluruh masyarakat Bali tahu Wolbachia itu apa. Tunggu saja bagaimana arahan Kemenkes, dan yang penting sosialisasinya harus masif,” ujar Anom.
Hingga saat ini dipastikan Pemprov Bali menunda penyebaran Wolbachia yang semestinya disebar di Denpasar pada 13 November lalu lantaran muncul penolakan dari sejumlah masyarakat.
Selain karena kepada masyarakat di luar Denpasar dan Buleleng yang belum tersosialisasi, sehingga mewaspadai dampak dari nyamuk yang diharapkan dapat menjinakkan nyamuk Aedes Aegipty itu, Anom melihat penyebab lain adalah kurangnya kajian yang dapat dijadikan acuan bahwa Wolbachia tak berbahaya.
“Kita ada kajian dari UGM (Universitas Gadjah Mada), tapi ada juga kajian dari Unair (Universitas Airlangga) mempertanyakan. Kami ingin ahli-ahli itu buat kajian misalnya Wolbachia itu bahaya atau baik, dari semua ahli di Indonesia,” kata Anom. 7 ant
1
Komentar