Pemandu Wisata Bersertifikasi Masih Minim
SINGARAJA, NusaBali - Pemandu wisata yang ada di Buleleng saat ini sedang dikejar peningkatan kualifikasi dan profesionalisme.
Dari ratusan pemandu wisata yang tersebar di 86 Daya Tarik Wisata (DTW) di Buleleng, jumlah yang sudah tersertifikasi masih sangat minim. Proses sertifikasi pemandu wisata yang digalakkan Dinas Pariwisata Buleleng sejak tahun 2017 silam baru berjumlah 146 orang.
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Gede Dody Sukma Oktiva Askara, Minggu (26/11), mengatakan tugas pengembangan pariwisata tidak hanya di penyiapan DTW dan kelengkapan sarana dan prasarana penunjang. Namun juga harus diimbangi dengan penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni di bidangnya.
Dody pun tidak menampik sejauh ini pemandu wisata di Buleleng belum banyak yang sudah mengantongi sertifikat kompetensi. Meskipun Dinas Pariwisata sejak tahun 2017, mengadakan rutin sertifikasi pemandu wisata setiap tahunnya. Hanya saja anggaran yang terbatas, membuat pemerintah tidak bisa mendanai lebih banyak pemandu wisata untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.
“Setiap tahun rata-rata kita hanya bisa memfasilitasi 20-25 orang pemandu wisata untuk mengikuti sertifikasi kompetisi. Karena anggarannya masih terbatas dan biayanya juga lumayan satu orang kena Rp 1,3 juta,” ucap Dody.
Sebanyak 146 orang pemandu wisata yang sudah tersertifikasi ini diantaranya pemandu wisata, pemandu alam Balawista, pemandu wisata budaya, dan pemandu wisata diving. Mereka sebelum mengikuti uji kompetensi, diwajibkan untuk mengikuti pelatihan pemandu wisata.
Program pelatihan ini juga sudah menjadi agenda rutin Dispar Buleleng untuk peningkatan SDM pemandu wisata. Dalam kurun waktu 6 tahun terakhir sudah ada 376 orang pemandu wisata yang sudah mengikuti pelatihan.
“Sertifikasi ini sangat penting sekali, selain menunjukkan profesionalisme kerja seorang pemandu wisata, juga dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan yang datang berkunjung,” terang mantan Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng ini.
Terkait kondisi tersebut, Dody menyebut berencana sertifikasi pemandu wisata akan dikerjasamakan dengan DTW. Biaya yang dikeluarkan untuk sertifikasi setengahnya akan ditanggung DTW atas pemandu wisata yang mereka ikutkan sertifikasi. Skema ini akan membantu pemerintah bisa menyentuh lebih banyak pemandu wisata untuk mendapatkan sertifikasi kompetensinya. 7k23
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Gede Dody Sukma Oktiva Askara, Minggu (26/11), mengatakan tugas pengembangan pariwisata tidak hanya di penyiapan DTW dan kelengkapan sarana dan prasarana penunjang. Namun juga harus diimbangi dengan penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni di bidangnya.
Dody pun tidak menampik sejauh ini pemandu wisata di Buleleng belum banyak yang sudah mengantongi sertifikat kompetensi. Meskipun Dinas Pariwisata sejak tahun 2017, mengadakan rutin sertifikasi pemandu wisata setiap tahunnya. Hanya saja anggaran yang terbatas, membuat pemerintah tidak bisa mendanai lebih banyak pemandu wisata untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.
“Setiap tahun rata-rata kita hanya bisa memfasilitasi 20-25 orang pemandu wisata untuk mengikuti sertifikasi kompetisi. Karena anggarannya masih terbatas dan biayanya juga lumayan satu orang kena Rp 1,3 juta,” ucap Dody.
Sebanyak 146 orang pemandu wisata yang sudah tersertifikasi ini diantaranya pemandu wisata, pemandu alam Balawista, pemandu wisata budaya, dan pemandu wisata diving. Mereka sebelum mengikuti uji kompetensi, diwajibkan untuk mengikuti pelatihan pemandu wisata.
Program pelatihan ini juga sudah menjadi agenda rutin Dispar Buleleng untuk peningkatan SDM pemandu wisata. Dalam kurun waktu 6 tahun terakhir sudah ada 376 orang pemandu wisata yang sudah mengikuti pelatihan.
“Sertifikasi ini sangat penting sekali, selain menunjukkan profesionalisme kerja seorang pemandu wisata, juga dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan yang datang berkunjung,” terang mantan Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng ini.
Terkait kondisi tersebut, Dody menyebut berencana sertifikasi pemandu wisata akan dikerjasamakan dengan DTW. Biaya yang dikeluarkan untuk sertifikasi setengahnya akan ditanggung DTW atas pemandu wisata yang mereka ikutkan sertifikasi. Skema ini akan membantu pemerintah bisa menyentuh lebih banyak pemandu wisata untuk mendapatkan sertifikasi kompetensinya. 7k23
Komentar