PABOI Wujudkan Pendidikan Kedokteran Ortopedi Tanpa Perundungan
DENPASAR, NusaBali - Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) berkomitmen untuk mewujudkan proses pendidikan khususnya pendidikan kedokteran ortopedi yang bermartabat dan tanpa perundungan.
Upaya itu diwujudkan salah satunya melalui penandatanganan kesepakatan dengan seluruh program studi ortopedi dan traumatologi di Indonesia guna meminimalisir perundungan yang terjadi kepada para dokter yang melanjutkan studinya atau dokter yang masih berstatus residen pada kegiatan “The 71st Continuing Orthopaedic Education (COE) of Indonesian Orthopaedic Association (IOA)” yang diselenggarakan di Jimbaran, Badung.
“Kami memiliki komitmen dan instrumen baik preventif maupun kuratif untuk menegakkan berbagai peraturan guna mencegah perundungan. Sudah ada aturan main dan aturan pelaksanaannya, termasuk sanksinya. Kami tidak membiarkan perundungan dan ini bukan sesuatu yang baru,” kata Ketua PABOI/IOA Prof Dr dr Ismail HD, SpOT (K), di Badung, Minggu (26/11).
Ia menekankan bahwa dalam proses pendidikan, tidak hanya di bidang kedokteran, harus saling menghargai dan saling menghormati. Tidak hanya antardokter, tetapi juga pada seluruh profesi yang ada. “Tindakan perundungan di mana pun pasti ada, sama halnya seperti berbagai perilaku kejahatan kriminal. Kami tidak bisa menghilangkan tetapi meminimalisir. Kami memiliki komitmen dan instrumen untuk menegakkan dan tidak membiarkan,” ujar Ismail HD.
Ketua Panitia COE71 PABOI Dr dr I Gusti Lanang Ngurah Agung Artha Wiguna, SpOT (K). mengungkapkan pihaknya berupaya menegaskan bahwa pendidikan ortopedi di Indonesia itu adalah pendidikan bermartabat yang bersifat saling menghargai. “Oleh karena itu, kami sangat tidak setuju dengan adanya penekanan-penekanan yang sifatnya perundungan. Jadi, kita antiperundungan untuk pendidikan residen di ortopedi, itu utamanya,” kata dia.
Ia menambahkan bahwa komitmen antiperundungan yang telah disepakati bersama pada kegiatan tersebut nantinya akan diterapkan di semua pusat pendidikan dokter spesialis ortopedi agar proses pendidikannya dapat terus bermartabat dan profesional. “Komitmen ini sesuatu yang penting karena kami harus menanamkan ke adik-adik kami yang dalam proses pendidikan bahwa kita adalah profesi yang saling menghargai, profesi yang saling menghormati, tidak hanya antardokter saja, tetapi pada seluruh profesional dan tentunya terutama kepada pasien. Jadi, itu harus betul-betul bisa dilaksanakan di semua program studi,” kata dia.
Kegiatan COE IOA tersebut diselenggarakan untuk mempertemukan para profesional, peneliti, dan pakar ortopedi yang terdiri atas dokter ortopedi dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Bangladesh.
Pertemuan itu memberikan pandangan baru dan menyajikan kemajuan terkini dalam penelitian ortopedi serta memberikan wawasan tentang penemuan-penemuan inovatif dan pendekatan inovatif terhadap perawatan pasien. 7 ant
“Kami memiliki komitmen dan instrumen baik preventif maupun kuratif untuk menegakkan berbagai peraturan guna mencegah perundungan. Sudah ada aturan main dan aturan pelaksanaannya, termasuk sanksinya. Kami tidak membiarkan perundungan dan ini bukan sesuatu yang baru,” kata Ketua PABOI/IOA Prof Dr dr Ismail HD, SpOT (K), di Badung, Minggu (26/11).
Ia menekankan bahwa dalam proses pendidikan, tidak hanya di bidang kedokteran, harus saling menghargai dan saling menghormati. Tidak hanya antardokter, tetapi juga pada seluruh profesi yang ada. “Tindakan perundungan di mana pun pasti ada, sama halnya seperti berbagai perilaku kejahatan kriminal. Kami tidak bisa menghilangkan tetapi meminimalisir. Kami memiliki komitmen dan instrumen untuk menegakkan dan tidak membiarkan,” ujar Ismail HD.
Ketua Panitia COE71 PABOI Dr dr I Gusti Lanang Ngurah Agung Artha Wiguna, SpOT (K). mengungkapkan pihaknya berupaya menegaskan bahwa pendidikan ortopedi di Indonesia itu adalah pendidikan bermartabat yang bersifat saling menghargai. “Oleh karena itu, kami sangat tidak setuju dengan adanya penekanan-penekanan yang sifatnya perundungan. Jadi, kita antiperundungan untuk pendidikan residen di ortopedi, itu utamanya,” kata dia.
Ia menambahkan bahwa komitmen antiperundungan yang telah disepakati bersama pada kegiatan tersebut nantinya akan diterapkan di semua pusat pendidikan dokter spesialis ortopedi agar proses pendidikannya dapat terus bermartabat dan profesional. “Komitmen ini sesuatu yang penting karena kami harus menanamkan ke adik-adik kami yang dalam proses pendidikan bahwa kita adalah profesi yang saling menghargai, profesi yang saling menghormati, tidak hanya antardokter saja, tetapi pada seluruh profesional dan tentunya terutama kepada pasien. Jadi, itu harus betul-betul bisa dilaksanakan di semua program studi,” kata dia.
Kegiatan COE IOA tersebut diselenggarakan untuk mempertemukan para profesional, peneliti, dan pakar ortopedi yang terdiri atas dokter ortopedi dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Bangladesh.
Pertemuan itu memberikan pandangan baru dan menyajikan kemajuan terkini dalam penelitian ortopedi serta memberikan wawasan tentang penemuan-penemuan inovatif dan pendekatan inovatif terhadap perawatan pasien. 7 ant
1
Komentar