Yayasan Disleksia Bantu Anak Sulit Calisja
SINGARAJA, NusaBali - Kesulitan anak dalam proses pembelajaran terutama dalam membaca, menulis dan mengeja (calisja) yang dikenal dengan disleksia, seringkali tidak disadari. Yayasan yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan ini berencana akan mendirikan lembaga pendidikan formal khusus untuk anak disleksia.
Sekretaris Yayasan Disleksia Bali Ketut Trika Adi Ana, memaparkan rencana pembentukan lembaga formal kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Senin (27/11). Trika usai bertemu dengan Sekretaris Disdikpora Buleleng Ida Bagus Gde Surya Bharata, mengatakan permasalahan disleksia di Buleleng sering kali tidak disadari di dunia pendidikan.
Anak-anak penderita disleksia ini tidak jarang menjadi objek perundungan dan dicap sebagai anak bodoh. Padahal jika diberikan metode pembelajaran khusus, mereka memiliki potensi berkembang sama seperti anak-anak pada umumnya.
“Kami melakukan pemetaan dan observasi awal bahwa banyak anak disleksia di Buleleng yang tidak terpantau dan sering dilabeli bodoh di sekolah mereka. Sehingga kami memiliki keinginan untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan pembelajaran sesuai kebutuhannya,” ucap Trika Adi.
Yayasan Disleksia yang bermarkas di Lovina ini didirikan oleh Dr Andrea Carroll MA. akademisi asal Inggris. Pembelajaran anak disleksia sebenarnya sudah berjalan, namun masih dalam bentuk lembaga non formal. Ke depannya yayasan sedang berproses mendirikan lembaga formal, dengan kurikulum nasional dan kurikulum internasional sesuai standar pendidikan di Inggris.
“Harapan kami mereka memperoleh pendidikan yang mampu mengoptimalkan kelebihan yang mereka miliki. Rata-rata anak-anak disleksia unggul dalam bidang seni dan kewirausahaan karena mereka memiliki kemampuan visualisasi yang jauh lebih baik daripada anak-anak pada umumnya,” imbuh dia.
Sementara itu Sekretaris Disdikpora Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata mengatakan, pihaknya menyambut baik pendidikan disleksia di Buleleng. Sistem pendidikan ini menurutnya akan mampu mengakomodasi akses dan pelayanan terhadap siswa yang terdiagnosa mengalami disleksia. Disdikpora Buleleng berencana melakukan pola kerja sama dengan Yayasan Disleksia Bali, melalui pola integrasi dengan Unit Layanan Disabilitas yang berada di bawah naungan dinas setempat.
“Semakin banyak kami memiliki jejaring kerja untuk pendidikan di Buleleng, kami rasa akan semakin bagus untuk kemajuan dan pengembangan pendidikan di Buleleng,” jelas Surya Bharata. 7k23
Anak-anak penderita disleksia ini tidak jarang menjadi objek perundungan dan dicap sebagai anak bodoh. Padahal jika diberikan metode pembelajaran khusus, mereka memiliki potensi berkembang sama seperti anak-anak pada umumnya.
“Kami melakukan pemetaan dan observasi awal bahwa banyak anak disleksia di Buleleng yang tidak terpantau dan sering dilabeli bodoh di sekolah mereka. Sehingga kami memiliki keinginan untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan pembelajaran sesuai kebutuhannya,” ucap Trika Adi.
Yayasan Disleksia yang bermarkas di Lovina ini didirikan oleh Dr Andrea Carroll MA. akademisi asal Inggris. Pembelajaran anak disleksia sebenarnya sudah berjalan, namun masih dalam bentuk lembaga non formal. Ke depannya yayasan sedang berproses mendirikan lembaga formal, dengan kurikulum nasional dan kurikulum internasional sesuai standar pendidikan di Inggris.
“Harapan kami mereka memperoleh pendidikan yang mampu mengoptimalkan kelebihan yang mereka miliki. Rata-rata anak-anak disleksia unggul dalam bidang seni dan kewirausahaan karena mereka memiliki kemampuan visualisasi yang jauh lebih baik daripada anak-anak pada umumnya,” imbuh dia.
Sementara itu Sekretaris Disdikpora Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata mengatakan, pihaknya menyambut baik pendidikan disleksia di Buleleng. Sistem pendidikan ini menurutnya akan mampu mengakomodasi akses dan pelayanan terhadap siswa yang terdiagnosa mengalami disleksia. Disdikpora Buleleng berencana melakukan pola kerja sama dengan Yayasan Disleksia Bali, melalui pola integrasi dengan Unit Layanan Disabilitas yang berada di bawah naungan dinas setempat.
“Semakin banyak kami memiliki jejaring kerja untuk pendidikan di Buleleng, kami rasa akan semakin bagus untuk kemajuan dan pengembangan pendidikan di Buleleng,” jelas Surya Bharata. 7k23
1
Komentar