Meru Tumpang Tiga Segera Diperbaiki
Pasca Terbakar September Lalu, Perbaikan Dianggarkan Rp 440 Juta
Kayu jenis majegau akan digunakan saat perbaikan Meru Tumpang Tiga. Kayu ini memiliki keharuman khusus dan sangat langka.
MANGUPURA, NusaBali
Meru Tumpang Tiga Pura Gunung Payung, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, akan segera diperbaiki. Langkah pertama dalam proses perbaikan diagendakan pada Rabu (15/12) mendatang. Proyek yang menjadi fokus utama mengembalikan keberkahan dan keindahan Pura yang sebelumnya terbakar pada September lalu. Perbaikan tersebut dianggarkan hingga Rp 440 juta.
Proses pengerjaan Meru Tumpang Tiga ini melibatkan berbagai tahap, termasuk pemilihan dan pengadaan bahan kayu yang khusus untuk membangun bagian sakral dari pura tersebut. I Made Sudarma Yasa, yang dipercaya untuk memimpin proyek ini menjelaskan bahwa tahapan awal melibatkan perencanaan dan pengumpulan kayu jenis majegau yakni kayu yang memiliki keharuman khusus dan sangat langka.
“Kita sudah melakukan proses penebangan kayu pada 20 November 2023. Kayu itu didapat dari hutan daerah Pupuan, Tabanan karena pohon itu sangat langka,” jelas Sudarma Yasa ditemui Senin (27/11) sore.
Lebih lanjut dia menjelaskan, setelah ditebang kayu itu langsung masuk dalam proses pengeringan dengan cara dioven. Teknik itu digunakan agar kayu tersebut tidak memerlukan waktu yang lama untuk kering. Sebab proyek tersebut ditargetkan harus selesai sebelum Purnamaning Kawulu di tanggal 25 Januari 2024 mendatang.
Awalnya, ungkapnya, kesulitan mencari tukang yang tepat. Namun berkat jawaban lewat mimpi, proyek itu kini telah mendapatkan tukang yang siap membantu dalam proses perbaikan meru. “Saya senang saat ini sudah mendapat tukang yang akan membantu saya. Tenaga kerja yang dilibatkan nanti untuk mengukir saja 4 orang dan pengerjaan untuk batunya sekitar 6 orang, kalau mendesak akan ditambah lagi,” bebernya.
Untuk atap Meru Tumpang Tiga tetap akan menggunakan ijuk yang berasal dari Bali, sebab ijuk itu dipercaya adalah bahan yang berwibawa bagi Pura. Rencananya atap meru akan digarap terpisah oleh tukang asal Blahbatuh, Gianyar.
Meru Tumpang Tiga Pura Gunung Payung, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, akan segera diperbaiki. Langkah pertama dalam proses perbaikan diagendakan pada Rabu (15/12) mendatang. Proyek yang menjadi fokus utama mengembalikan keberkahan dan keindahan Pura yang sebelumnya terbakar pada September lalu. Perbaikan tersebut dianggarkan hingga Rp 440 juta.
Proses pengerjaan Meru Tumpang Tiga ini melibatkan berbagai tahap, termasuk pemilihan dan pengadaan bahan kayu yang khusus untuk membangun bagian sakral dari pura tersebut. I Made Sudarma Yasa, yang dipercaya untuk memimpin proyek ini menjelaskan bahwa tahapan awal melibatkan perencanaan dan pengumpulan kayu jenis majegau yakni kayu yang memiliki keharuman khusus dan sangat langka.
“Kita sudah melakukan proses penebangan kayu pada 20 November 2023. Kayu itu didapat dari hutan daerah Pupuan, Tabanan karena pohon itu sangat langka,” jelas Sudarma Yasa ditemui Senin (27/11) sore.
Lebih lanjut dia menjelaskan, setelah ditebang kayu itu langsung masuk dalam proses pengeringan dengan cara dioven. Teknik itu digunakan agar kayu tersebut tidak memerlukan waktu yang lama untuk kering. Sebab proyek tersebut ditargetkan harus selesai sebelum Purnamaning Kawulu di tanggal 25 Januari 2024 mendatang.
Awalnya, ungkapnya, kesulitan mencari tukang yang tepat. Namun berkat jawaban lewat mimpi, proyek itu kini telah mendapatkan tukang yang siap membantu dalam proses perbaikan meru. “Saya senang saat ini sudah mendapat tukang yang akan membantu saya. Tenaga kerja yang dilibatkan nanti untuk mengukir saja 4 orang dan pengerjaan untuk batunya sekitar 6 orang, kalau mendesak akan ditambah lagi,” bebernya.
Untuk atap Meru Tumpang Tiga tetap akan menggunakan ijuk yang berasal dari Bali, sebab ijuk itu dipercaya adalah bahan yang berwibawa bagi Pura. Rencananya atap meru akan digarap terpisah oleh tukang asal Blahbatuh, Gianyar.
Foto: Bendesa Adat Kutuh Jro Mangku Nyoman Mesir (kanan), dan I Made Sudarma Yasa. -RIKHA SETYA
Sementara soal anggaran dana yang akan dikeluarkan diperkirakan mencapai Rp 440 juta lebih. “Anggarannya sudah saya buat di dalam RAB, kira-kira Rp 440 juta, belum termasuk dana upacaranya,” ucap Sudarma Yasa seraya mengatakan dana upacara akan dikelola oleh Desa Adat Kutuh.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Bendesa Adat Kutuh Jro Mangku Nyoman Mesir, mengatakan dirinya memilih I Made Sudarma Yasa untuk memimpin proyek perbaikan karena merupakan warga lokal yang memiliki keahlian, sehingga dapat memastikan proses pengerjaan berjalan dengan lancar.
Dia juga menyampaikan harapannya agar proyek itu dapat selesai sebelum perayaan Pujawali, yakni minimal 14 hari sebelumnya, untuk memastikan kesiapan pura dalam menyambut upacara tersebut.
Selain itu, Jro Mangku Nyoman Mesir juga menyoroti kebutuhan akan fasilitas pemadam kebakaran yang lebih memadai. Dia berharap agar musibah kebakaran beberapa waktu lalu tidak terulang kembali dikemudian hari.
“Kita harus melengkapi hydrant di sini agar bila ada masalah, pemadaman dapat dilakukan dengan cepat. Minimal juga nanti ada keran yang dapat dipakai setiap saat untuk mempercepat proses pemadaman. Semoga dengan pembenahan ini, para pemedak yang datang dari mana pun bisa merasa aman dan nyaman,” harapnya.
Selama proses perbaikan berlangsung, Jro Mangku Nyoman Mesir mengajak masyarakat untuk tetap hadir dan bersembahyang di Pura Gunung Payung. Dia menegaskan bahwa saat proses pemugaran, pemedak tetap diperbolehkan hadir untuk bersembahyang, tanpa adanya larangan. “Selama pengerjaan nanti pemedak bisa tetap hadir bersembahyang di sini, karena Ida Bhatara di sini sudah malinggih di tajuk, kalau yang tangkil (sembahyang, Red) silahkan tangkil, tidak ada larangan,” katanya. 7 ol3
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Bendesa Adat Kutuh Jro Mangku Nyoman Mesir, mengatakan dirinya memilih I Made Sudarma Yasa untuk memimpin proyek perbaikan karena merupakan warga lokal yang memiliki keahlian, sehingga dapat memastikan proses pengerjaan berjalan dengan lancar.
Dia juga menyampaikan harapannya agar proyek itu dapat selesai sebelum perayaan Pujawali, yakni minimal 14 hari sebelumnya, untuk memastikan kesiapan pura dalam menyambut upacara tersebut.
Selain itu, Jro Mangku Nyoman Mesir juga menyoroti kebutuhan akan fasilitas pemadam kebakaran yang lebih memadai. Dia berharap agar musibah kebakaran beberapa waktu lalu tidak terulang kembali dikemudian hari.
“Kita harus melengkapi hydrant di sini agar bila ada masalah, pemadaman dapat dilakukan dengan cepat. Minimal juga nanti ada keran yang dapat dipakai setiap saat untuk mempercepat proses pemadaman. Semoga dengan pembenahan ini, para pemedak yang datang dari mana pun bisa merasa aman dan nyaman,” harapnya.
Selama proses perbaikan berlangsung, Jro Mangku Nyoman Mesir mengajak masyarakat untuk tetap hadir dan bersembahyang di Pura Gunung Payung. Dia menegaskan bahwa saat proses pemugaran, pemedak tetap diperbolehkan hadir untuk bersembahyang, tanpa adanya larangan. “Selama pengerjaan nanti pemedak bisa tetap hadir bersembahyang di sini, karena Ida Bhatara di sini sudah malinggih di tajuk, kalau yang tangkil (sembahyang, Red) silahkan tangkil, tidak ada larangan,” katanya. 7 ol3
1
Komentar