KGB Siapkan Plan B Jika Cok De Terlepas
Koalisi Rakyat Gianyar (KGB) yang beranggotakan Golkar-Demokrat-Gerindra-PKPI tidak lagi fokus hanya mengincar tokoh Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Raka Sukawati alias Cok De, sebagai Calon Bupati (Cabup) ke Pilkada Gianyar 2017.
Setelah Cok Ibah Mendaftar di Golkar
GIANYAR, NusaBali
KBS siapkan skenario alternatif (Plan B) setelah tokoh Putri Agung Ubud lainnya, Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, mendaftar posisi Cabup Gianyar melalui Golkar. Dalam Plan B ini, KGB siap usung salah satu di antara Cok Ibah dan tokoh Puri Agung Gianyar lainnya, Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah.
Ketua Harian KGB, Made Artha Rimbawa, menyatakan pihaknya pasti mendukung figur mana pun sebagai Cabup Gianyar ke Pilkada 2018, asalkan berasal dari Puri Agung Ubud. Artinya, kalau toh gagal menggaet Cok De (tokoh Puri Agung Ubud yang dikenal sebai undagi bade), KGB siap usung salah satu di antara Cok Ibah (tokoh Puri Agung Ubud yang kini anggota Fraksi Golkar DPRD Bali, selain juga jadi Bendesa Adat Ubud) dan Cok Wah (mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Gianyar 2004-2009 yang kini Ketua Pecalang Desa Adat Ubud).
“Kami juga menyambut baik dinamika politik yang ada, termasuk mendaftarnya Cok Ibah di Golkar sebagai Cabup Gianyar,’’ jelas Artha Rimbawa yang juga menjabat Ketua DPC Gerindra Gianyar kepada NusaBali di Gianyar, Minggu (16/7).
Artha Rimbawa menyebutkan, berdasarkan hasil rapat sebelumnya, KGB akan membuka penjaringan bakal Cabup-Cawabup Gianyar, diawali dengan pengambilan formulir, 20-25 Juli 2017. Selanjutnya, pengembalian formulir yang sekaligus pendaftaran bakal calon, 26-31 Juli 2017. “Selanjutnya, dilakukan survei, untuk mengkonfirmasi keingnan masyarakat soal siapa figur yang dianggap layak maju,’’ jelas politisi Gerindra asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar ini.
Menurut Artha Rimbawa, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan kepastian apakah Cok De akan urung mendaftar sebagai Cabup Gianyar melalui KGB, mengingat kakak kandungnya, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace telah mendaftar sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali melalui PDIP untuk tarung Pilgub 2018. Jajaran KGB akan mendatangi ulang Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati alias Cok Putra, yang merupakan kakak kandung dari Cok De dan Cok Ace.
Tujuannya, kata Artha Rimbawa, untuk menanyakan kepastian dari Cok Putra soal siapa yang akan direstui Puri Agung Ubud maju tarung ke Pilkada Gianyar, 27 Juli 2018 mendatang. Saat kedatangan KGB sebelumnya ke Puri Agung Ubud, Cok Putra menyatakan akan menunggu paruman (rapat) sameton puri terkait siapa yang direstui maju tarung.
Sedangkan pentolan KGB lainnya yang kini Ketua DPK PKPI Gianyar, Ngakan Ketut Putra, mengatakan pihaknya menyambut positif langkah Cok Ibah mendaftar Cabup Gianyar melalui Golkar. Menurut Ngakan Putra, hal itu membuktikan Cok Ibah sebagai figur yang sangat taat mekanisme penjaringan di partainya. Selain itu, mendaftarnya Cok Ibah di Golkar merupakan bukti tercapainya apa yang diharapkan PKPI-Gerindra untuk mendukung salah satu figur Puri Agung Ubud.
“Fokus awal Gerindra-PKPI sebelum terbentuknya KGB adalah mendukung figur dari Puri Agung Ubud sebagai Cabup Gianyar. Kami tak pernah memasalahkan siapa figurnya, yang penting dari Puri Agung Ubud,’’ tegas politisi PKPI asal Lingkungan Sampiang, Kelutahan Gianyar yang juga Sekretaris KGB ini saat dikonfirmasi terpisah, Minggu kemarin.
Sementara itu, Cok De mengapresiasi dukungan KGB terhadap dirinya untuk maju sebagai Cabup Gianyar. Cok De juga mendukung langkah Cok Ibah mendaftar jadi Cabup Gianyar di Golkar. Cok De belum memastikan apakan dirinya akan mendaftar di KGB sebagai Cabup Gianyar atau tidak.
Yang jelas, kata Cok De, dibandingkan dirinya, Cok Ibah jauh lebih potensial maju ke Pilkada Gianyar 2018, karena kader senior Golkar dan sangat berpengalaman dalam politik. Cok Ibah yang mantan Ketua DPD II Golkar Gianyar 2005-2010, sempat menjadi anggota DPRD Gianyar 2004-2009, sebelum dia kali periode sebagai anggota DPRD Bali (2009-2014, 2014-2019).
“Masih banyak kesempatan bagi saya untuk ngayah kepada masyarakat dan Ida Sesuhunan. Kan tidak harus ngayah di jalur pemerintahan. Dari Puri Agung Ubud tidak mungkin ada dua figur yang maju ke Pilbup Gianyar,” Cok De, akademisi-seniman yang juga perintis Museum Marketing 3.0 di Ubud ini kepada NusaBali, Minggu kemarin.
Cok De pun meluruskan anggapan bahwa dukungan sameton Puri Agung Ubud akan terbelah karena Cok Ibah maju tarung Pilkada Gianyar 2018 melalui Golkar, sementara Cok Ace maju tarung Pilgub Bali 2018 melalui PDIP. “Bagi saya, tidak ada istilah pecah. Ini hanya proses pembelajaran dalam demokrasi. Selain itu, dalam pemilihan nanti, tentu kekuatan figur yang lebih dilihat masyarakat,” tandas undagi bade yang juga dosen Fakultas Ekonomi Unud ini.
Cok Ibah sendiri mendaftar posisi Cabup ke DPD II Golkar Gianyar untuk tarung Pilkada Gianyar 2018, Jumat (14/7) siang. Sedangkan kerabatnya, Cok Ace, telah lebih dulu mendaftar posisi Cawagub) Bali ke DPD PDIP Bali untuk tarung Pilgub Bali 2018, sepekan sebelumnya.
Cok Ibah menegaskan, jika dirinya nanti resmi jadi Cabup Gianyar yang diusung Golkar bersasma KGB dan Cok Ace juga resmi jadi Cawagub Bali yang diusung PDIP, tentu akan ada beberapa strategi untuk saling memenangkan. “Strategi itu, intinya agar Puri Agung Ubud tidak terpecah karena politik praktis. Sebab, puri bersifat mengayomi,” kata Cok Ibah kala itu. *Isa
GIANYAR, NusaBali
KBS siapkan skenario alternatif (Plan B) setelah tokoh Putri Agung Ubud lainnya, Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, mendaftar posisi Cabup Gianyar melalui Golkar. Dalam Plan B ini, KGB siap usung salah satu di antara Cok Ibah dan tokoh Puri Agung Gianyar lainnya, Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah.
Ketua Harian KGB, Made Artha Rimbawa, menyatakan pihaknya pasti mendukung figur mana pun sebagai Cabup Gianyar ke Pilkada 2018, asalkan berasal dari Puri Agung Ubud. Artinya, kalau toh gagal menggaet Cok De (tokoh Puri Agung Ubud yang dikenal sebai undagi bade), KGB siap usung salah satu di antara Cok Ibah (tokoh Puri Agung Ubud yang kini anggota Fraksi Golkar DPRD Bali, selain juga jadi Bendesa Adat Ubud) dan Cok Wah (mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Gianyar 2004-2009 yang kini Ketua Pecalang Desa Adat Ubud).
“Kami juga menyambut baik dinamika politik yang ada, termasuk mendaftarnya Cok Ibah di Golkar sebagai Cabup Gianyar,’’ jelas Artha Rimbawa yang juga menjabat Ketua DPC Gerindra Gianyar kepada NusaBali di Gianyar, Minggu (16/7).
Artha Rimbawa menyebutkan, berdasarkan hasil rapat sebelumnya, KGB akan membuka penjaringan bakal Cabup-Cawabup Gianyar, diawali dengan pengambilan formulir, 20-25 Juli 2017. Selanjutnya, pengembalian formulir yang sekaligus pendaftaran bakal calon, 26-31 Juli 2017. “Selanjutnya, dilakukan survei, untuk mengkonfirmasi keingnan masyarakat soal siapa figur yang dianggap layak maju,’’ jelas politisi Gerindra asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar ini.
Menurut Artha Rimbawa, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan kepastian apakah Cok De akan urung mendaftar sebagai Cabup Gianyar melalui KGB, mengingat kakak kandungnya, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace telah mendaftar sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali melalui PDIP untuk tarung Pilgub 2018. Jajaran KGB akan mendatangi ulang Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati alias Cok Putra, yang merupakan kakak kandung dari Cok De dan Cok Ace.
Tujuannya, kata Artha Rimbawa, untuk menanyakan kepastian dari Cok Putra soal siapa yang akan direstui Puri Agung Ubud maju tarung ke Pilkada Gianyar, 27 Juli 2018 mendatang. Saat kedatangan KGB sebelumnya ke Puri Agung Ubud, Cok Putra menyatakan akan menunggu paruman (rapat) sameton puri terkait siapa yang direstui maju tarung.
Sedangkan pentolan KGB lainnya yang kini Ketua DPK PKPI Gianyar, Ngakan Ketut Putra, mengatakan pihaknya menyambut positif langkah Cok Ibah mendaftar Cabup Gianyar melalui Golkar. Menurut Ngakan Putra, hal itu membuktikan Cok Ibah sebagai figur yang sangat taat mekanisme penjaringan di partainya. Selain itu, mendaftarnya Cok Ibah di Golkar merupakan bukti tercapainya apa yang diharapkan PKPI-Gerindra untuk mendukung salah satu figur Puri Agung Ubud.
“Fokus awal Gerindra-PKPI sebelum terbentuknya KGB adalah mendukung figur dari Puri Agung Ubud sebagai Cabup Gianyar. Kami tak pernah memasalahkan siapa figurnya, yang penting dari Puri Agung Ubud,’’ tegas politisi PKPI asal Lingkungan Sampiang, Kelutahan Gianyar yang juga Sekretaris KGB ini saat dikonfirmasi terpisah, Minggu kemarin.
Sementara itu, Cok De mengapresiasi dukungan KGB terhadap dirinya untuk maju sebagai Cabup Gianyar. Cok De juga mendukung langkah Cok Ibah mendaftar jadi Cabup Gianyar di Golkar. Cok De belum memastikan apakan dirinya akan mendaftar di KGB sebagai Cabup Gianyar atau tidak.
Yang jelas, kata Cok De, dibandingkan dirinya, Cok Ibah jauh lebih potensial maju ke Pilkada Gianyar 2018, karena kader senior Golkar dan sangat berpengalaman dalam politik. Cok Ibah yang mantan Ketua DPD II Golkar Gianyar 2005-2010, sempat menjadi anggota DPRD Gianyar 2004-2009, sebelum dia kali periode sebagai anggota DPRD Bali (2009-2014, 2014-2019).
“Masih banyak kesempatan bagi saya untuk ngayah kepada masyarakat dan Ida Sesuhunan. Kan tidak harus ngayah di jalur pemerintahan. Dari Puri Agung Ubud tidak mungkin ada dua figur yang maju ke Pilbup Gianyar,” Cok De, akademisi-seniman yang juga perintis Museum Marketing 3.0 di Ubud ini kepada NusaBali, Minggu kemarin.
Cok De pun meluruskan anggapan bahwa dukungan sameton Puri Agung Ubud akan terbelah karena Cok Ibah maju tarung Pilkada Gianyar 2018 melalui Golkar, sementara Cok Ace maju tarung Pilgub Bali 2018 melalui PDIP. “Bagi saya, tidak ada istilah pecah. Ini hanya proses pembelajaran dalam demokrasi. Selain itu, dalam pemilihan nanti, tentu kekuatan figur yang lebih dilihat masyarakat,” tandas undagi bade yang juga dosen Fakultas Ekonomi Unud ini.
Cok Ibah sendiri mendaftar posisi Cabup ke DPD II Golkar Gianyar untuk tarung Pilkada Gianyar 2018, Jumat (14/7) siang. Sedangkan kerabatnya, Cok Ace, telah lebih dulu mendaftar posisi Cawagub) Bali ke DPD PDIP Bali untuk tarung Pilgub Bali 2018, sepekan sebelumnya.
Cok Ibah menegaskan, jika dirinya nanti resmi jadi Cabup Gianyar yang diusung Golkar bersasma KGB dan Cok Ace juga resmi jadi Cawagub Bali yang diusung PDIP, tentu akan ada beberapa strategi untuk saling memenangkan. “Strategi itu, intinya agar Puri Agung Ubud tidak terpecah karena politik praktis. Sebab, puri bersifat mengayomi,” kata Cok Ibah kala itu. *Isa
1
Komentar