Cucu Korban Juga Sempat Tertimpa Reruntuhan
Jenazah Pasutri Tertimbun Longsor Langsung Dikubur
BANGLI, NusaBali - Bencana tanah longsor yang menimpa rumah warga di wilayah Banjar Jehem Kelod, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli selain menyebabkan pasangan suami istri (pasutri) lanjut usia (Lansia) I Wayan Suaba,62, dan Ni Nengah Paris,59, meninggal dunia, juga menyebabkan cucu korban Ni Nengah Nita,16, mengalami luka-luka. Nita saat itu sempat tertimpa reruntuhan, namun bisa diselamat ayahnya.
Diketahui di rumah tersebut tinggal 5 orang, yakni Wayan Suaba, Nengah Paris, bersama anaknya I Wayan Wiasa, 39, dan dua cucu Nengah Nita dan Ni Komang Novitasari, 9. Malam saat kejadian lima anggota keluarga tersebut baru saja pulang dari sembahyang odalan di Pura Puseh Desa Adat Jehem. Wayan Wiasa menuturkan pada, Kamis (30/11) malam hujan turun sangat deras. Ketika itu dirinya sedang berada di teras dan tiba-tiba mendengar suara gemuruh disertai barang-barang dapur yang jatuh berserakan.
"Saya segera menuju ke kamar orang tua. Saya lihat tembok sudah jebol dan tempat tidur orang tua saya sudah tertimbun tanah. Kira-kira ketinggiannya mencapai 1,2 meter," ungkap Wiasa saat ditemui di lokasi, Jumat (1/12). Melihat kondisi tersebut, Wayan Wiasa sudah pesimis jika orang tuanya bisa diselamatkan, karena tertimbun material tanah berlumpur juga reruntuhan tembok rumah. Di tengah kepanikan, Wiasa teringat jika anaknya tidur di kamar yang posisinya tepat di sebelah timur kamar orang tuanya. Dia pun segera memanggil nama sang anak Nengah Nita.
“Anak saya menyahut saat dipanggil,” ungkapnya. Mendengar adanya sahutan, dia segera mendatangi kamar anaknya itu. "Saya lihat dia sudah berdiri di kasur dan kakinya terluka. Mungkin sempat tertimpa reruntuhan," jelas Wiasa dengan raut wajah sedih. Wiasa bergegas menyelamatkan anaknya dan mengeluarkannya melalui ventilasi. Setelah berhasil menyelamatkan anaknya, Wayan Wiasa sempat kembali lagi ke kamar orang tuanya, dan berupaya untuk menyelamatkan kedua orang tuanya dari timbunan tanah berlumpur.
Namun, upaya penyelamatan tidak bisa dilakukan karena air dari sawah yang berada di barat rumah sangat deras. "Mau bagaimana lagi, karena keadaannya seperti sudah tidak mungkin bisa diselamatkan. Karena tanahnya tinggi, temboknya juga tebal. Atas kejadian itu saya menghubungi Kelian Dinas untuk meminta bantuan," tuturnya.
Menurut Wayan Wiasa, pada saat kejadian kondisi ayahnya (I Nengah Suaba) sedang sakit sejak pagi. Sedangkan ibunya Ni Nengah Paris memang kondisinya sakit-sakitan. Pada malam kejadian keduanya sedang istirahat di kamar. Sementara itu, untuk jenazah kedua korban sempat dititipkan di RSU Bangli. Kemudian jenazah langsung dikubur di Setra Adat Jehem pada Sukra Umanis Kelawu, Jumat sore kemarin. Jenazah langsung dibawa ke setra, karena sesuai kepercayaan masyarakat setempat, yang meninggal dengan cara salah pati (kecelakaan/bencana) tidak boleh dibawa ke rumah, melainkan langsung dibawa ke setra.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD dan Damkar Bangli, Sang Ketut Supriadi mengatakan terkait bantuan untuk korban longsor akan diusulkan ke BPBD Provinsi Bali. Kemungkinan masuk di tahun 2024 mengingat untuk tahun ini sudah semua terealisasi. Seperti sebelumnya, santunan meninggal dunia sebesar 15 juta per orang dan nanti diusulkan bantuan untuk perbaikan rumah. Ini sesuai Pergub 37 tahun 2023 tentang Perubahan atas Pergub nomor 32 tahun 2021 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial.
"Untuk usulan akan kami segera proses baik santunan maupun proposal perbaikan rumah tempat tinggalnya, sebelumnya kami akan turun assessment ke tempat kejadian," jelasnya. Sementara itu, Kapolsek Tembuku, AKP I Wayan Oka Yasa mengatakan setelah dilakukan proses identifikasi selanjutnya akan dilakukan proses pembersihan material tanah longsor. "Proses pembersihan juga melibatkan personel TNI/Polri, BPBD dan Damkar, serta masyarakat setempat," ucapnya singkat.
Seperti diberitakan bencana tanah longsor yang menimpa sebuah rumah terjadi di wilayah Banjar Jehem Kelod, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli, Kamis (30/11) malam sekitar pukul 20.00 Wita. Longsor tersebut menyebabkan pasangan suami istri (Pasutri) tertimbun di dalam rumah. Keduanya ditemukan tim evakuasi gabungan dan warga sekitar dalam kondisi meninggal dunia, semalam pada Kamis malam pukul 22.00 Wita.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD dan Damkar Bangli, I Ketut Agus Sutapa saat dihubungi, Kamis malam menyampaikan wilayah Bangli sejak Kamis sore hingga malam kemarin memang diguyur hujan deras. Hujan yang terjadi ini diduga memicu tanah longsor di Banjar Jehem Kelod, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku. Longsor berupa tebing tanah setinggi 15 meter di belakang rumah korban. Tebing longsor menghantam rumah milik I Wayan Suaba. Pada saat kejadian Wayan Suaba,60, dan istri Ni Nengah Paris, 60, sedang berada di dalam kamar tidur. 7 esa
"Saya segera menuju ke kamar orang tua. Saya lihat tembok sudah jebol dan tempat tidur orang tua saya sudah tertimbun tanah. Kira-kira ketinggiannya mencapai 1,2 meter," ungkap Wiasa saat ditemui di lokasi, Jumat (1/12). Melihat kondisi tersebut, Wayan Wiasa sudah pesimis jika orang tuanya bisa diselamatkan, karena tertimbun material tanah berlumpur juga reruntuhan tembok rumah. Di tengah kepanikan, Wiasa teringat jika anaknya tidur di kamar yang posisinya tepat di sebelah timur kamar orang tuanya. Dia pun segera memanggil nama sang anak Nengah Nita.
“Anak saya menyahut saat dipanggil,” ungkapnya. Mendengar adanya sahutan, dia segera mendatangi kamar anaknya itu. "Saya lihat dia sudah berdiri di kasur dan kakinya terluka. Mungkin sempat tertimpa reruntuhan," jelas Wiasa dengan raut wajah sedih. Wiasa bergegas menyelamatkan anaknya dan mengeluarkannya melalui ventilasi. Setelah berhasil menyelamatkan anaknya, Wayan Wiasa sempat kembali lagi ke kamar orang tuanya, dan berupaya untuk menyelamatkan kedua orang tuanya dari timbunan tanah berlumpur.
Namun, upaya penyelamatan tidak bisa dilakukan karena air dari sawah yang berada di barat rumah sangat deras. "Mau bagaimana lagi, karena keadaannya seperti sudah tidak mungkin bisa diselamatkan. Karena tanahnya tinggi, temboknya juga tebal. Atas kejadian itu saya menghubungi Kelian Dinas untuk meminta bantuan," tuturnya.
Menurut Wayan Wiasa, pada saat kejadian kondisi ayahnya (I Nengah Suaba) sedang sakit sejak pagi. Sedangkan ibunya Ni Nengah Paris memang kondisinya sakit-sakitan. Pada malam kejadian keduanya sedang istirahat di kamar. Sementara itu, untuk jenazah kedua korban sempat dititipkan di RSU Bangli. Kemudian jenazah langsung dikubur di Setra Adat Jehem pada Sukra Umanis Kelawu, Jumat sore kemarin. Jenazah langsung dibawa ke setra, karena sesuai kepercayaan masyarakat setempat, yang meninggal dengan cara salah pati (kecelakaan/bencana) tidak boleh dibawa ke rumah, melainkan langsung dibawa ke setra.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD dan Damkar Bangli, Sang Ketut Supriadi mengatakan terkait bantuan untuk korban longsor akan diusulkan ke BPBD Provinsi Bali. Kemungkinan masuk di tahun 2024 mengingat untuk tahun ini sudah semua terealisasi. Seperti sebelumnya, santunan meninggal dunia sebesar 15 juta per orang dan nanti diusulkan bantuan untuk perbaikan rumah. Ini sesuai Pergub 37 tahun 2023 tentang Perubahan atas Pergub nomor 32 tahun 2021 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial.
"Untuk usulan akan kami segera proses baik santunan maupun proposal perbaikan rumah tempat tinggalnya, sebelumnya kami akan turun assessment ke tempat kejadian," jelasnya. Sementara itu, Kapolsek Tembuku, AKP I Wayan Oka Yasa mengatakan setelah dilakukan proses identifikasi selanjutnya akan dilakukan proses pembersihan material tanah longsor. "Proses pembersihan juga melibatkan personel TNI/Polri, BPBD dan Damkar, serta masyarakat setempat," ucapnya singkat.
Seperti diberitakan bencana tanah longsor yang menimpa sebuah rumah terjadi di wilayah Banjar Jehem Kelod, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli, Kamis (30/11) malam sekitar pukul 20.00 Wita. Longsor tersebut menyebabkan pasangan suami istri (Pasutri) tertimbun di dalam rumah. Keduanya ditemukan tim evakuasi gabungan dan warga sekitar dalam kondisi meninggal dunia, semalam pada Kamis malam pukul 22.00 Wita.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD dan Damkar Bangli, I Ketut Agus Sutapa saat dihubungi, Kamis malam menyampaikan wilayah Bangli sejak Kamis sore hingga malam kemarin memang diguyur hujan deras. Hujan yang terjadi ini diduga memicu tanah longsor di Banjar Jehem Kelod, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku. Longsor berupa tebing tanah setinggi 15 meter di belakang rumah korban. Tebing longsor menghantam rumah milik I Wayan Suaba. Pada saat kejadian Wayan Suaba,60, dan istri Ni Nengah Paris, 60, sedang berada di dalam kamar tidur. 7 esa
1
Komentar