Usai Cekcok dengan Suami, IRT Hamil Tua Gantung Diri
Pertengkaran Diduga Dipicu soal Utang
NEGARA, NusaBali - Seorang ibu rumah tangga (IRT) yang dalam kondisi hamil tua berinisial NKAH, 29, di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Jembrana, ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, Jumat (1/12) malam.
Tindakan nekat korban itu diduga karena depresi terkait masalah utang keluarganya. Sebelum ditemukan tewas, korban sempat cekcok dengan suaminya.
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, korban pertama kali ditemukan tewas gantung diri oleh anaknya nomor dua yang masih berusia 6 tahun pada sekitar pukul 21.30 Wita. Korban yang tengah mengandung anak nomor tiga dengan usia kehamilan 39 minggu itu, didapati tergantung dengan selendang warna hitam di leher pada ventilasi di kamar rumah.
Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Agus Riwayanto Diputra, Sabtu (2/12), mengatakan kasus gantung diri itu diduga terjadi karena masalah ekonomi. Peristiwa itu bermula saat korban dan suaminya berinisial PAYP, 32, sempat cekcok mengenai masalah utang mereka di Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Karena latar belakang ekonomi. Punya utang, belum bisa membayar, dan kemunginan itu menjadi beban,” ujarnya.
Setelah cekcok dengan suaminya, korban dinyatakan sempat minum vitamin kehamilan dan kembali ke kamar. Kemudian saat anak korban masuk ke dalam kamar, korban ditemukan tergantung dan sudah meninggal dunia. Kejadian itu pun langsung dilaporkan ke pihak kepolisian yang lanjut melakukan pemeriksaan ke TKP.
Dari pemeriksaan tersebut, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Selain cedera di leher, ada tanda lebam pada punggung dan pinggang. Tanda lebam itu diduga terjadi karena korban yang tengah hamil. Terkait kehamilan korban itu sempat dikonsultasikan dengan dokter dari RSU Negara. Namun anak yang dikandung korban juga sudah tidak bisa diselamatkan.
Menurut AKP Riwayanto, dari pihak keluarga telah mengikhlaskan peristiwa itu dan menolak untuk dilakukan otopsi. Mengingat tidak ada kejanggalan dalam kasus gantung diri itu, jenazah korban langsung diserahkan ke keluarga. 7 ode
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, korban pertama kali ditemukan tewas gantung diri oleh anaknya nomor dua yang masih berusia 6 tahun pada sekitar pukul 21.30 Wita. Korban yang tengah mengandung anak nomor tiga dengan usia kehamilan 39 minggu itu, didapati tergantung dengan selendang warna hitam di leher pada ventilasi di kamar rumah.
Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Agus Riwayanto Diputra, Sabtu (2/12), mengatakan kasus gantung diri itu diduga terjadi karena masalah ekonomi. Peristiwa itu bermula saat korban dan suaminya berinisial PAYP, 32, sempat cekcok mengenai masalah utang mereka di Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Karena latar belakang ekonomi. Punya utang, belum bisa membayar, dan kemunginan itu menjadi beban,” ujarnya.
Setelah cekcok dengan suaminya, korban dinyatakan sempat minum vitamin kehamilan dan kembali ke kamar. Kemudian saat anak korban masuk ke dalam kamar, korban ditemukan tergantung dan sudah meninggal dunia. Kejadian itu pun langsung dilaporkan ke pihak kepolisian yang lanjut melakukan pemeriksaan ke TKP.
Dari pemeriksaan tersebut, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Selain cedera di leher, ada tanda lebam pada punggung dan pinggang. Tanda lebam itu diduga terjadi karena korban yang tengah hamil. Terkait kehamilan korban itu sempat dikonsultasikan dengan dokter dari RSU Negara. Namun anak yang dikandung korban juga sudah tidak bisa diselamatkan.
Menurut AKP Riwayanto, dari pihak keluarga telah mengikhlaskan peristiwa itu dan menolak untuk dilakukan otopsi. Mengingat tidak ada kejanggalan dalam kasus gantung diri itu, jenazah korban langsung diserahkan ke keluarga. 7 ode
Komentar