Jembatan ‘Belanda’ Segera Dibongkar
GIANYAR, NusaBali - Jembatan gantung peninggalan Belanda di atas Vihara Amurva Bhumi Jalan Wisma Gajah Mada, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar yang kini kondisinya miring akibat salah satu tali slingnya putus, akan dibongkar agar tidak mengancam keselamatan masyarakat. Apalagi di bagian bawahnya merupakan tempat ibadah yang biasanya didatangi warga beribadah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRKIM) Provinsi Bali, Nusakti Yasa Wedha menyampaikan jembatan yang miring akan segera dibongkar menunggu izin dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali. Dinas PUPRKIM Bali diperbantukan oleh BBPJN Jawa Timur-Bali untuk melakukan penanganan jembatan.
Nusakti mengungkapkan, semula pembongkaran jembatan tersebut sedianya akan dilaksanakan tahun 2024 dan sudah disetujui oleh BBPJN Jawa Timur-Bali.
Namun pada hari Jumat, 1 Desember 2023 lalu, tali sling sisi barat putus sehingga menyebabkan jembatan miring dan membahayakan bangunan yang ada di sekitarnya.
Pembongkaran kini akan dilakukan sesegera mungkin untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. Warga diharapkan tidak melintasi jembatan yang diperkirakan putus tali slingnya akibat dimakan usia itu. "Saat ini sudah kami putuskan sesuai hasil rapat dengan Balai Jalan, segera secepatnya kita tangani dan mobilisasi peralatan bertahap akan dimulai secepatnya besok, sembari memastikan metode terbaik dan aman," ujar Nusakti.
Sementara pada, Senin kemarin Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan BBPJN Jatim-Bali, Ayu Pertimasari beserta rombongan lakukan peninjauan dan monitoring ke lokasi jembatan. "Kegiatan monitoring dihadiri oleh Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan Balai Besar PUPR Jatim-Bali Ayu Pertimasari beserta 4 orang staf, PPK perencanaan beserta Koortim P2JN serta staf SKPD Provinsi Bali," jelas Kapolsek Blahbatuh Kompol I Made Tama, Senin (4/12) siang. Tim Monitoring tiba di lokasi Jembatan Gantung Tukad Petanu pada pukul 10.00 Wita dan langsung melaksanakan monitoring fisik jembatan. "Kami mendampingi beserta Pengurus Vihara Amurva Bhumi," jelasnya.
Seperti diketahui, kerusakan Jembatan terjadi pada Jumat (1/12) sore. Salah satu tali sling di barat Jembatan putus menyebabkan kondisi jembatan di atas Vihara Amurva Bumi, Blahbatuh mengalami kemiringan dari posisi aslinya. Atas informasi tersebut, Polsek Blahbatuh telah melakukannya pengecekan ke lokasi. Diketahui kondisi Jembatan merupakan Jembatan kuno yang diperkirakan berdiri pada masa penjajahan dengan panjang jembatan sekitar 60 meter dan lebar 5 meter, yang saat ini sudah mengalami korosi di sebagian rangka besi jembatan. "Upaya yang telah dilakukan instansi terkait dan Polsek Blahbatuh yakni melakukan observasi kondisi jembatan, memasang Police Line serta mensterilkan lokasi akses masuk ke vihara," imbuhnya.
Belum diketahui secara pasti tindak lanjut dari kerusakan Jembatan di atas aliran Tukad Petanu itu, apakah akan diperbaiki atau dibongkar. Kabid Bina Marga Dinas PUPR Gianyar, I Made Astawiguna saat dikonfirmasi mengaku belum mendapatkan informasi. "Kami belum dapat info (apakah dibongkar atau diperbaiki). Penanganan dari balai Jalan, kita koordinasi dengan balai," jelasnya. Diberitakan sebelumnya, salah satu tali sling jembatan peninggalan Belanda di atas Vihara Amurva Bhumi, perbatasan Kecamatan Sukawati-Blahbatuh putus. Juru Kunci Vihara Amurva Bumi, Tjwa Sin Liang menjelaskan tali sling diketahui putus sejak Jumat (1/12) pukul 17.30 Wita. "Tali sling yang di barat, sisi selatan putus bunyinya luar biasa keras sekali. Waktu kejadian istri saya kebetulan habis sembahyang," ujar Sin Liang saat ditemui Minggu (3/12). Saat itu cuaca diketahui sedang hujan deras. "Untung tali sling sebelah utara masih kuat, jika itu putus mungkin saja jembatan ini runtuh terlempar bisa sampai kena vihara," ungkapnya khawatir.
Akses masuk Vihara telah ditutup sejak tali sling putus, sebab jembatan berada tepat di atas tangga menuju vihara. Untuk aktivitas persembahyangan sehari-hari, Sin Liang terpaksa membuat tangga darurat di sebelah utara. "Untuk umum belum bisa, tapi sembahyang setiap hari kita upayakan dari utara. Turun naik pakai tangga," terangnya. Meski tidak ada kaitan antara Jembatan dengan vihara, sepengetahuan Sin Liang jembatan peninggalan Belanda ini dibangun sekitar tahun 1908. "Menurut cerita papa saya, jembatan itu ada tahun 1908 peninggalan Belanda. Sejak tahun 1977 jembatan itu tidak berfungsi, setelah jembatan di selatan selesai," jelasnya. 7 cr78, nvi
Nusakti mengungkapkan, semula pembongkaran jembatan tersebut sedianya akan dilaksanakan tahun 2024 dan sudah disetujui oleh BBPJN Jawa Timur-Bali.
Namun pada hari Jumat, 1 Desember 2023 lalu, tali sling sisi barat putus sehingga menyebabkan jembatan miring dan membahayakan bangunan yang ada di sekitarnya.
Pembongkaran kini akan dilakukan sesegera mungkin untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. Warga diharapkan tidak melintasi jembatan yang diperkirakan putus tali slingnya akibat dimakan usia itu. "Saat ini sudah kami putuskan sesuai hasil rapat dengan Balai Jalan, segera secepatnya kita tangani dan mobilisasi peralatan bertahap akan dimulai secepatnya besok, sembari memastikan metode terbaik dan aman," ujar Nusakti.
Sementara pada, Senin kemarin Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan BBPJN Jatim-Bali, Ayu Pertimasari beserta rombongan lakukan peninjauan dan monitoring ke lokasi jembatan. "Kegiatan monitoring dihadiri oleh Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan Balai Besar PUPR Jatim-Bali Ayu Pertimasari beserta 4 orang staf, PPK perencanaan beserta Koortim P2JN serta staf SKPD Provinsi Bali," jelas Kapolsek Blahbatuh Kompol I Made Tama, Senin (4/12) siang. Tim Monitoring tiba di lokasi Jembatan Gantung Tukad Petanu pada pukul 10.00 Wita dan langsung melaksanakan monitoring fisik jembatan. "Kami mendampingi beserta Pengurus Vihara Amurva Bhumi," jelasnya.
Seperti diketahui, kerusakan Jembatan terjadi pada Jumat (1/12) sore. Salah satu tali sling di barat Jembatan putus menyebabkan kondisi jembatan di atas Vihara Amurva Bumi, Blahbatuh mengalami kemiringan dari posisi aslinya. Atas informasi tersebut, Polsek Blahbatuh telah melakukannya pengecekan ke lokasi. Diketahui kondisi Jembatan merupakan Jembatan kuno yang diperkirakan berdiri pada masa penjajahan dengan panjang jembatan sekitar 60 meter dan lebar 5 meter, yang saat ini sudah mengalami korosi di sebagian rangka besi jembatan. "Upaya yang telah dilakukan instansi terkait dan Polsek Blahbatuh yakni melakukan observasi kondisi jembatan, memasang Police Line serta mensterilkan lokasi akses masuk ke vihara," imbuhnya.
Belum diketahui secara pasti tindak lanjut dari kerusakan Jembatan di atas aliran Tukad Petanu itu, apakah akan diperbaiki atau dibongkar. Kabid Bina Marga Dinas PUPR Gianyar, I Made Astawiguna saat dikonfirmasi mengaku belum mendapatkan informasi. "Kami belum dapat info (apakah dibongkar atau diperbaiki). Penanganan dari balai Jalan, kita koordinasi dengan balai," jelasnya. Diberitakan sebelumnya, salah satu tali sling jembatan peninggalan Belanda di atas Vihara Amurva Bhumi, perbatasan Kecamatan Sukawati-Blahbatuh putus. Juru Kunci Vihara Amurva Bumi, Tjwa Sin Liang menjelaskan tali sling diketahui putus sejak Jumat (1/12) pukul 17.30 Wita. "Tali sling yang di barat, sisi selatan putus bunyinya luar biasa keras sekali. Waktu kejadian istri saya kebetulan habis sembahyang," ujar Sin Liang saat ditemui Minggu (3/12). Saat itu cuaca diketahui sedang hujan deras. "Untung tali sling sebelah utara masih kuat, jika itu putus mungkin saja jembatan ini runtuh terlempar bisa sampai kena vihara," ungkapnya khawatir.
Akses masuk Vihara telah ditutup sejak tali sling putus, sebab jembatan berada tepat di atas tangga menuju vihara. Untuk aktivitas persembahyangan sehari-hari, Sin Liang terpaksa membuat tangga darurat di sebelah utara. "Untuk umum belum bisa, tapi sembahyang setiap hari kita upayakan dari utara. Turun naik pakai tangga," terangnya. Meski tidak ada kaitan antara Jembatan dengan vihara, sepengetahuan Sin Liang jembatan peninggalan Belanda ini dibangun sekitar tahun 1908. "Menurut cerita papa saya, jembatan itu ada tahun 1908 peninggalan Belanda. Sejak tahun 1977 jembatan itu tidak berfungsi, setelah jembatan di selatan selesai," jelasnya. 7 cr78, nvi
Komentar