BPBD Ingatkan Potensi Banjir Bandang
Waspada Hadapi Bencana Hidrometeorologi di Bali
BPBD Bali mengimbau masyarakat mewaspadai daerah rawan banjir dan longsor dengan memperhatikan rambu-rambu rawan bencana di daerah yang dilalui
DENPASAR, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai kejadian bencana yang terjadi akibat dinamika cuaca di awal musim penghujan ini. Selain bencana tanah longsor yang telah mengakibatkan korban jiwa, BPBD Bali meminta masyarakat mewaspadai potensi banjir bandang akibat curah hujan yang semakin bertambah.
"Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Pergerakan Tanah/Tanah Longsor di Provinsi Bali periode Desember 2023 daerah yang berpotensi menimbulkan banjir bandang meliputi 4 kabupaten dan 17 kecamatan," ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Bali, Made Rentin, Selasa (5/12). Secara lebih rinci Rentin menyebutkan potensi banjir bandang patut diwaspadai terjadi di 4 kecamatan di Kabupaten Buleleng (Kecamatan Banjar, Busungbiu, Gerokgak, dan Seririt), 8 kecamatan di Kabupaten Karangasem (Kecamatan Abang, Bebandem, Karangasem, Kubu, Manggis, Rendang, Selat, dan Sidemen), 2 kecamatan di Kabupaten Klungkung (Kecamatan Dawan dan Klungkung), dan 3 kecamatan di Kabupaten Tabanan (Kecamatan Kerambitan, Penebel, dan Selemadeg Timur). Sebelumnya akibat curah hujan yang mulai meningkat di awal musim penghujan ini telah mengakibatkan sejumlah bencana tanah longsor yang mengakibatkan ruas jalan tertutup hingga menimbulkan korban jiwa.
Tanah longsor di Banjar Jehem Kelod, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli pada, Kamis (30/11) malam lalu mengakibatkan 2 orang meninggal dunia dan 1 rumah rusak berat. Sementara pada, Minggu (03/12) malam tanah longsor di Dusun Kampung Anyar, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem menimbun bangunan mengakibatkan 1 orang meninggal dunia dan 2 orang luka-luka.
Rentin mengungkapkan, Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Pergerakan Tanah/Tanah Longsor di Provinsi Bali periode Desember 2023 dari Badan Geologi Kementerian ESDM, menyatakan 8 kabupaten di Bali berpotensi tanah longsor dengan kategori Menengah-Tinggi. "Wilayah rawan longsor di Bali berdasarkan Katalog Wilayah Rawan Bencana yang dikeluarkan BNPB terdiri dari 39 desa/kelurahan dengan kategori tinggi dan 324 desa/kelurahan dengan kategori sedang yang tersebar di 8 kabupaten," kata Rentin.
Dia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai daerah rawan banjir dan longsor dengan memperhatikan rambu-rambu rawan bencana di daerah yang dilalui. Warga diharapkan mengurangi aktivitas di luar rumah saat terjadi hujan yang disertai angin atau petir dan membersihkan saluran air untuk mencegah banjir. Untuk menjaga kesehatan masyarakat juga diimbau mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin jika diperlukan. "Tetap pantau info terkait kebencanaan di kanal-kanal resmi pemerintah seperti BMKG, BNPB atau BPBD," tambah birokrat asal Desa Werdhi Buana, Kecamatan Mengwi, Badung ini.
Terpisah Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana mengajak seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) meningkatkan kewaspadaan dan siaga dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi yang biasa terjadi saat musim penghujan. "Saya meminta kepada semua komponen serta seluruh jajaran OPD untuk meningkatkan kewaspadaan dan siaga terkait pencegahan hingga penanganan bencana hidrometeorologi, karena ini merupakan tanggung jawab bersama," kata Alit Wiradana, Selasa kemarin.
Alit Wiradana menyampaikan hal tersebut saat memimpin rapat koordinasi terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi yang juga dihadiri Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar Ida Bagus Joni Ariwibawa dan Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Denpasar I Made Tirana.
Selain itu juga hadir perwakilan Dinas Sosial Kota Denpasar, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar, perwakilan dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Dinas PUPR, serta camat, dan OPD terkait lainnya. Ia menyampaikan saat ini curah hujan di Kota Denpasar dan sekitarnya masih cukup tinggi, yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga Januari 2024.
"Untuk itu saya juga mengimbau OPD untuk kembali menggiatkan program Jumat Bersih, Bapak Angkat di desa dan kelurahan, serta membangun komunikasi dan koordinasi secara intensif. Informasikan dan laporan setiap saat keadaan dan penanganan bencana sesuai peran dan tugas masing-masing," kata Alit Wiradana.
Sementara itu Kepala BPBD Kota Denpasar Ida Bagus Joni Ariwibawa mengatakan rapat ini diadakan guna mengintensifkan kegiatan dalam mengantisipasi bencana hidrometeorologi di Kota Denpasar. Pihaknya juga turut mengimbau kepada seluruh aparat hingga kepala daerah setempat untuk senantiasa memperhatikan kebersihan sungai di wilayahnya masing-masing, karena besar kaitannya dengan permasalahan banjir, pohon tumbang, serta tanah longsor yang biasa terjadi pada senderan sungai. "Dalam hal ini kami siaga 24 jam dan mengoperasikan pos kegawatdaruratan yang tersebar di empat kecamatan di Kota Denpasar," ujar Joni Ariwibawa. 7 cr78, ant
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai kejadian bencana yang terjadi akibat dinamika cuaca di awal musim penghujan ini. Selain bencana tanah longsor yang telah mengakibatkan korban jiwa, BPBD Bali meminta masyarakat mewaspadai potensi banjir bandang akibat curah hujan yang semakin bertambah.
"Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Pergerakan Tanah/Tanah Longsor di Provinsi Bali periode Desember 2023 daerah yang berpotensi menimbulkan banjir bandang meliputi 4 kabupaten dan 17 kecamatan," ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Bali, Made Rentin, Selasa (5/12). Secara lebih rinci Rentin menyebutkan potensi banjir bandang patut diwaspadai terjadi di 4 kecamatan di Kabupaten Buleleng (Kecamatan Banjar, Busungbiu, Gerokgak, dan Seririt), 8 kecamatan di Kabupaten Karangasem (Kecamatan Abang, Bebandem, Karangasem, Kubu, Manggis, Rendang, Selat, dan Sidemen), 2 kecamatan di Kabupaten Klungkung (Kecamatan Dawan dan Klungkung), dan 3 kecamatan di Kabupaten Tabanan (Kecamatan Kerambitan, Penebel, dan Selemadeg Timur). Sebelumnya akibat curah hujan yang mulai meningkat di awal musim penghujan ini telah mengakibatkan sejumlah bencana tanah longsor yang mengakibatkan ruas jalan tertutup hingga menimbulkan korban jiwa.
Tanah longsor di Banjar Jehem Kelod, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli pada, Kamis (30/11) malam lalu mengakibatkan 2 orang meninggal dunia dan 1 rumah rusak berat. Sementara pada, Minggu (03/12) malam tanah longsor di Dusun Kampung Anyar, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem menimbun bangunan mengakibatkan 1 orang meninggal dunia dan 2 orang luka-luka.
Rentin mengungkapkan, Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Pergerakan Tanah/Tanah Longsor di Provinsi Bali periode Desember 2023 dari Badan Geologi Kementerian ESDM, menyatakan 8 kabupaten di Bali berpotensi tanah longsor dengan kategori Menengah-Tinggi. "Wilayah rawan longsor di Bali berdasarkan Katalog Wilayah Rawan Bencana yang dikeluarkan BNPB terdiri dari 39 desa/kelurahan dengan kategori tinggi dan 324 desa/kelurahan dengan kategori sedang yang tersebar di 8 kabupaten," kata Rentin.
Dia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai daerah rawan banjir dan longsor dengan memperhatikan rambu-rambu rawan bencana di daerah yang dilalui. Warga diharapkan mengurangi aktivitas di luar rumah saat terjadi hujan yang disertai angin atau petir dan membersihkan saluran air untuk mencegah banjir. Untuk menjaga kesehatan masyarakat juga diimbau mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin jika diperlukan. "Tetap pantau info terkait kebencanaan di kanal-kanal resmi pemerintah seperti BMKG, BNPB atau BPBD," tambah birokrat asal Desa Werdhi Buana, Kecamatan Mengwi, Badung ini.
Terpisah Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana mengajak seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) meningkatkan kewaspadaan dan siaga dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi yang biasa terjadi saat musim penghujan. "Saya meminta kepada semua komponen serta seluruh jajaran OPD untuk meningkatkan kewaspadaan dan siaga terkait pencegahan hingga penanganan bencana hidrometeorologi, karena ini merupakan tanggung jawab bersama," kata Alit Wiradana, Selasa kemarin.
Alit Wiradana menyampaikan hal tersebut saat memimpin rapat koordinasi terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi yang juga dihadiri Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar Ida Bagus Joni Ariwibawa dan Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Denpasar I Made Tirana.
Selain itu juga hadir perwakilan Dinas Sosial Kota Denpasar, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar, perwakilan dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Dinas PUPR, serta camat, dan OPD terkait lainnya. Ia menyampaikan saat ini curah hujan di Kota Denpasar dan sekitarnya masih cukup tinggi, yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga Januari 2024.
"Untuk itu saya juga mengimbau OPD untuk kembali menggiatkan program Jumat Bersih, Bapak Angkat di desa dan kelurahan, serta membangun komunikasi dan koordinasi secara intensif. Informasikan dan laporan setiap saat keadaan dan penanganan bencana sesuai peran dan tugas masing-masing," kata Alit Wiradana.
Sementara itu Kepala BPBD Kota Denpasar Ida Bagus Joni Ariwibawa mengatakan rapat ini diadakan guna mengintensifkan kegiatan dalam mengantisipasi bencana hidrometeorologi di Kota Denpasar. Pihaknya juga turut mengimbau kepada seluruh aparat hingga kepala daerah setempat untuk senantiasa memperhatikan kebersihan sungai di wilayahnya masing-masing, karena besar kaitannya dengan permasalahan banjir, pohon tumbang, serta tanah longsor yang biasa terjadi pada senderan sungai. "Dalam hal ini kami siaga 24 jam dan mengoperasikan pos kegawatdaruratan yang tersebar di empat kecamatan di Kota Denpasar," ujar Joni Ariwibawa. 7 cr78, ant
1
Komentar