Perpani Karangasem Kehilangan Tempat Latihan
AMLAPURA, NusaBali - Pengkab Perpani (Persatuan Panahan Indonesia) Karangasem kini kehilangan tempat latihan. Akibatnya, lembaga ini pinjam tempat latihan di halaman SMKN Amlapura. Namun tempat ini kurang representatif untuk Latihan cabang olahraga (cabor) panahan.
Perpani pun kesulitan mengembangkan prestasi. Padahal makin banyak siswa berminat latihan panahan. Pelatih Cabor Panahan Karangasem I Made Narananta Kusuma memaparkan kondisi itu di Amlapura, Rabu (6/12).
Mulanya, kata dia, latihan panahan di Lapangan Yowana Wijaya, Jalan Untung Surapati, Amlapura. Namun di lapangan itu kegiatannya padat. Ada sepakbola, atletik, pagi dan sore sehingga tidak bisa leluasa latihan.
Kemudian latihan dipindahkan ke parkir Stadion I Gusti Ketut Jelantik, Jalan Veteran, Amlapura. Belakangan ini di parkir itu dibangun Gedung Mall Pelayanan Publik senilai Rp 11,198 miliar dan wantilan budaya berbiaya Rp 2,799 miliar. Sumber dana dari BKK (Bantuan Keuangan Khusus) Provinsi Bali.
Oleh karena itu, 20 atlet panahan Karangasem latihannya pindah ke halaman SMKN Amlapura, Jalan Veteran, Amlapura. "Namun latihan di SMKN Amlapura sangat kesulitan, karena jalur lesakan panah sekitar 50 meter. Jika latihan kami paksakan, maka anak panah kena tembok. Akibatnya, banyak anak panah patah," katanya.
Kata dia, target sasaran anak panah kerap tembus. Kemudian kena tembok bangunan hingga anak panah banyak patah. Dalam cabor panahan, nomor lomba dibagi-bagi mulai dari jarak 30 meter, 50 meter, 70 meter dan 90 meter. Beberapa nomor lomba yang dikenal, yakni FITA Recurve, FITA Compound, nasional aduan, nasional total, nomor mix team beregu recurve, mix team compound, dan perorangan putra-putri. Ada juga FITA Recurve aduan, FITA Compund Aduan, nasional total jarak dan nasional aduan. Kesemuanya itu ada jarak masing-masing.
"Sekarang ini, benar-benar kesulitan membina atlet, tidak ada lapangan untuk berlatih," tambahnya.
Jelas Narananta, dalam berlatih panahan mesti di lapangan yang luas dan tidak ada aktivitas lain yang mengganggu. Sehingga selama berlatih dengan leluasa bisa membidikkan anak panah ke target atau sasaran.
"Selama ini kami kesulitan mencari atlet panahan, berupaya meyakinkan siswa agar bergabung sebagai atlet panahan. Setelah mendapatkan 20 siswa, justru kesulitannya tempat latihan," tambahnya.
Ketua KONI Karangasem I Gede Suadi belum bisa dihubungi terkait kesulitan atlet panahan untuk mendapatkan tempat Latihan yang layak.7k16
Komentar