Pasebaya, Para ‘Penjaga’ Gunung di Bali
DENPASAR, NusaBali.com – Bali memiliki berbagai kearifan lokal, termasuk soal kebencanaan. Warga yang tinggal di lereng Gunung Agung, Karangasem, membentuk paguyuban bernama Pasebaya.
"Pasebaya bermakna pasikian jaga baya. Persatuan warga dalam menghadapi bahaya, dalam hal ini erupsi,” jelas I Made Rentin, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Kamis (7/12/2023).
Kehadiran mereka, kata Rentin, sangat membantu pemerintah. Tiga kali dalam sehari mereka melakukan pemantauan kondisi gunung api dan melaporkannya ke Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) setempat.
“Pasebaya di lingkar Gunung Agung terdiri dari 28 kepala desa/perbekel. Tugas mereka, saat terjadi erupsi, melakukan evakuasi warga ke tempat aman,” sebut Made Rentin.
Saat tidak terjadi erupsi, imbuhnya, anggota Pasebaya rutin melakukan edukasi terkait kebencanaan.
“Saat terjadi erupsi Gunung Agung, banyak warga yang tidak mau mengungsi jika tidak membawa hewan ternak mereka. Pasebaya menyampaikan, ada satgas khusus yang akan merelokasi hewan ternak. Akhirnya warga mau mengungsi,” tutur Made Rentin.
Pasebaya sebagai ‘penjaga’ gunung di Bali punya peran penting. Sama halnya di Gunung Merapi, Jawa Tengah masyarakat mengenal almarhum Mbah Maridjan yang dengan setia bekerja tanpa pamrih.
“Local wisdom atau kearifan lokal seperti itu sangat perlu diterapkan pada daerah gunung api lain di Indonesia sebagai budaya kebersamaan dalam menghadapi bencana alam,” tutup Rentin. *ol5
1
Komentar