Investasi Sektor Perhotelan, Investor Sasar Canggu
MANGUPURA, NusaBali - Investor dalam negeri menyasar kawasan Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung, untuk berinvestasi di sektor perhotelan. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan pasar baik wisatawan domestik (wisdom) maupun wisatawan mancanegara (wisman).
“Bali masih menjadi magnet pariwisata dan Canggu menjadi salah satu tujuan wisata mancanegara,” kata CEO PT Bali Ria Internasional Anthon Hilman selaku investor yang membangun The Luc Berawa di Canggu, Jumat (8/12) seperti dilansir Antara.
Dia mengatakan properti yang sedang tahap pembangunan dan dijadwalkan beroperasi pada 2024 itu sepenuhnya dimiliki dan investasinya berasal dari pihaknya selaku penanam modal dalam negeri (PMDN). Meski belum mengungkapkan nilai penanaman modalnya, namun pihaknya mengucurkan nilai yang besar pada properti yang berdiri di lahan seluas 9.000 meter persegi atau 90 are tersebut.
Adapun dipilihnya Canggu karena saat ini menjadi tujuan wisata yang sedang menjadi incaran dengan daya tarik wisata pantai, olahraga selancar hingga kuliner dan hiburan. Dia pun optimistis dapat merebut segmentasi wisatawan yang menginginkan semua kebutuhan gaya hidup dan wisata Bali yang dapat ditemukan dalam satu lokasi mencakup perhotelan dan vila, mal dan area untuk pertunjukan seni budaya Pulau Dewata.
Anthon menambahkan seluruh perizinan untuk membangun properti itu sudah terbit karena dilakukan melalui sistem daring (online), sehingga memudahkan investor. “Izin sudah keluar semua karena sistem online ini sangat membantu sekali. Selama mengikuti aturan, semuanya menjadi lancar,” imbuhnya.
Untuk mengoptimalkan properti itu, pihaknya menggandeng kemitraan untuk manajemen hotel dengan salah satu perusahaan merek hotel global yang mencakup 100 hotel di dunia.
Masuknya investor dalam negeri itu menambah investasi di Bali khususnya di sektor pariwisata, yang selama ini masih didominasi oleh investor asing atau penanam modal asing (PMA). Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi (tidak termasuk sektor hulu migas dan jasa keuangan) di Indonesia pada Januari-September 2023 mencapai Rp1.053,1 triliun.
Adapun realisasi PMA dan PMDN tertinggi ada di Jawa dan PMDN terbesar selanjutnya berada di wilayah Sumatera, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua. Khusus untuk Bali, PMDN selama Januari-September 2023 mencapai Rp 5,56 triliun dengan jumlah proyek mencapai 5.216. Sedangkan PMA di Bali mendominasi mencapai 610,6 juta dolar AS di 13.557 proyek. 7 ant
Dia mengatakan properti yang sedang tahap pembangunan dan dijadwalkan beroperasi pada 2024 itu sepenuhnya dimiliki dan investasinya berasal dari pihaknya selaku penanam modal dalam negeri (PMDN). Meski belum mengungkapkan nilai penanaman modalnya, namun pihaknya mengucurkan nilai yang besar pada properti yang berdiri di lahan seluas 9.000 meter persegi atau 90 are tersebut.
Adapun dipilihnya Canggu karena saat ini menjadi tujuan wisata yang sedang menjadi incaran dengan daya tarik wisata pantai, olahraga selancar hingga kuliner dan hiburan. Dia pun optimistis dapat merebut segmentasi wisatawan yang menginginkan semua kebutuhan gaya hidup dan wisata Bali yang dapat ditemukan dalam satu lokasi mencakup perhotelan dan vila, mal dan area untuk pertunjukan seni budaya Pulau Dewata.
Anthon menambahkan seluruh perizinan untuk membangun properti itu sudah terbit karena dilakukan melalui sistem daring (online), sehingga memudahkan investor. “Izin sudah keluar semua karena sistem online ini sangat membantu sekali. Selama mengikuti aturan, semuanya menjadi lancar,” imbuhnya.
Untuk mengoptimalkan properti itu, pihaknya menggandeng kemitraan untuk manajemen hotel dengan salah satu perusahaan merek hotel global yang mencakup 100 hotel di dunia.
Masuknya investor dalam negeri itu menambah investasi di Bali khususnya di sektor pariwisata, yang selama ini masih didominasi oleh investor asing atau penanam modal asing (PMA). Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi (tidak termasuk sektor hulu migas dan jasa keuangan) di Indonesia pada Januari-September 2023 mencapai Rp1.053,1 triliun.
Adapun realisasi PMA dan PMDN tertinggi ada di Jawa dan PMDN terbesar selanjutnya berada di wilayah Sumatera, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua. Khusus untuk Bali, PMDN selama Januari-September 2023 mencapai Rp 5,56 triliun dengan jumlah proyek mencapai 5.216. Sedangkan PMA di Bali mendominasi mencapai 610,6 juta dolar AS di 13.557 proyek. 7 ant
1
Komentar