4th Bali Photo Awards, 5.867 Karya Foto Adu Jepretan di 4 Kategori dan Perebutkan Gelar Cilinaya
DENPASAR, NusaBali.com - Sebanyak 5.867 karya foto dari 697 fotografer beradu jepretan dalam gelaran 4th Bali Photo Awards tahun 2023. Ribuan jepretan para fotografer ini memperebutkan gelar bergengsi Cilinaya Memorable Award bertema Rwa Bhineda.
Gelaran dua tahunan ini diinisiasi oleh Perhimpunan Fotografer Bali (PFB) sejak 2013. Kompetisi dan pameran foto yang populer disebut BIP ini berada di bawah patronase Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia (FPSI).
Agung Wijaya, 35, Ketua Panitia 4th PIB menuturkan, setiap tahunnya, BIP mengusung tema lomba foto yang menarik dan menantang bagi para fotografer nasional. Tema ini menjadi tolok ukur layak tidaknya peserta dianugerahi Cilinaya Memorable Award.
"Tahun ini kami mengusung tema monokrom. Tema ini tidak mudah dan menjadi tantangan tersendiri bagi fotografer," tutur Agung Wijaya ketika dijumpai di sela malam penganugerahan dan pameran 4th BIP di Gedung Citta Kelangen, ISI Denpasar, Sabtu (9/12/2023).
Sejalan dengan tema monokrom ini, Cilinaya Memorable Award 4th BIP memilih Rwa Bhineda yang salah satunya juga bermakna dualisme, dalam hal ini hitam-putih (monokrom), sebagai nyawa foto hasil jepretan para peserta.
Setiap peserta dapat mengirimkan maksimal empat foto di setiap kategori. BIP melombakan empat kategori yakni Creative Monochrome, Portrait Monochrome, Street Monochrome, dan Culture Monochrome.
Dari lima ribuan karya foto yang dikirim melalui website, hanya 1.847 jepretan monokrom yang berstatus accepted atau lolos penjurian awal. Ribuan karya foto ini tersebar di empat kategori yang dilombakan.
"Untuk penjurian, kami memiliki lima juri yang sudah tersertifikasi FPSI di setiap kategori. Kemudian, ada 9 juri khusus menilai karya foto yang berhak mendapatkan gelar Cilinaya," ujar Agung Wijaya yang juga Wakil Ketua PFB ini.
Komposisi 9 juri ini diisi oleh tokoh-tokoh berbagai disiplin ilmu yang masih berkaitan dengan fotografi seperti akademisi, sutradara, videografer, kartunis, jurnalis, seniman, dan tentunya fotografer profesional.
Beberapa tokoh juri di 'Tim 9' ini adalah Rektor ISI Denpasar Prof I Wayan 'Kun' Adnyana, Dibal Ranuh, dan Made Gede Perama Artha (Kartunis Bog-Bog).
Pada setiap kategori dicari satu karya foto terbaik sebagai pemegang medali emas, dua karya foto untuk pemegang medali perak, tiga karya foto untuk pemegang medali perunggu, dan lima karya foto untuk honorable mention.
Penghargaan di empat kategori ini merupakan kompetisi karya foto inter salon atau yang berdasarkan patronase FPSI. Sedangkan, BIP sendiri memiliki penghargaan khusus yakni Cilinaya. Pemenang penghargaan ini diseleksi dari 66 karya foto terpilih.
"Sebanyak 9 juri Cilinaya mendebatkan lantas memilih 6 dari 66 karya foto yang layak dianugerahi satu Cilinaya Memorable Award dan 5 Cilinaya Merit Awards," ungkap Agung Wijaya.
Pemegang Silver Medal (medali perak) Culture Monochrome bertajuk 'Setia' karya dari Herman Morrison keluar sebagai peraih Cilinaya Memorable Award. Kata Agung Wijaya, peraih Cilinaya Award itu dipilih dari karya foto yang paling sesuai dengan tema Rwa Bhineda.
Herman Morrison dalam karya foto 'Setia' menggambarkan dualisme hidup-mati. Di mana, tradisi manene dari Toraja terjepret kamera Herman yang melukiskan rangka tubuh leluhur dan keturunannya yang masih hidup berdiri berdampingan.
"Ke depan, BIP akan hadir dengan kemasan dan tema yang berbeda-berbeda. Dan, untuk diketahui, 4th BIP dengan lima ribuan karya dan enam ratusan fotografer ini salah satu yang terbesar dalam kompetisi-kompetisi inter salon FPSI," tukas Agung Wijaya. *rat
Agung Wijaya, 35, Ketua Panitia 4th PIB menuturkan, setiap tahunnya, BIP mengusung tema lomba foto yang menarik dan menantang bagi para fotografer nasional. Tema ini menjadi tolok ukur layak tidaknya peserta dianugerahi Cilinaya Memorable Award.
"Tahun ini kami mengusung tema monokrom. Tema ini tidak mudah dan menjadi tantangan tersendiri bagi fotografer," tutur Agung Wijaya ketika dijumpai di sela malam penganugerahan dan pameran 4th BIP di Gedung Citta Kelangen, ISI Denpasar, Sabtu (9/12/2023).
Sejalan dengan tema monokrom ini, Cilinaya Memorable Award 4th BIP memilih Rwa Bhineda yang salah satunya juga bermakna dualisme, dalam hal ini hitam-putih (monokrom), sebagai nyawa foto hasil jepretan para peserta.
Setiap peserta dapat mengirimkan maksimal empat foto di setiap kategori. BIP melombakan empat kategori yakni Creative Monochrome, Portrait Monochrome, Street Monochrome, dan Culture Monochrome.
Dari lima ribuan karya foto yang dikirim melalui website, hanya 1.847 jepretan monokrom yang berstatus accepted atau lolos penjurian awal. Ribuan karya foto ini tersebar di empat kategori yang dilombakan.
"Untuk penjurian, kami memiliki lima juri yang sudah tersertifikasi FPSI di setiap kategori. Kemudian, ada 9 juri khusus menilai karya foto yang berhak mendapatkan gelar Cilinaya," ujar Agung Wijaya yang juga Wakil Ketua PFB ini.
Komposisi 9 juri ini diisi oleh tokoh-tokoh berbagai disiplin ilmu yang masih berkaitan dengan fotografi seperti akademisi, sutradara, videografer, kartunis, jurnalis, seniman, dan tentunya fotografer profesional.
Beberapa tokoh juri di 'Tim 9' ini adalah Rektor ISI Denpasar Prof I Wayan 'Kun' Adnyana, Dibal Ranuh, dan Made Gede Perama Artha (Kartunis Bog-Bog).
Pada setiap kategori dicari satu karya foto terbaik sebagai pemegang medali emas, dua karya foto untuk pemegang medali perak, tiga karya foto untuk pemegang medali perunggu, dan lima karya foto untuk honorable mention.
Penghargaan di empat kategori ini merupakan kompetisi karya foto inter salon atau yang berdasarkan patronase FPSI. Sedangkan, BIP sendiri memiliki penghargaan khusus yakni Cilinaya. Pemenang penghargaan ini diseleksi dari 66 karya foto terpilih.
"Sebanyak 9 juri Cilinaya mendebatkan lantas memilih 6 dari 66 karya foto yang layak dianugerahi satu Cilinaya Memorable Award dan 5 Cilinaya Merit Awards," ungkap Agung Wijaya.
Pemegang Silver Medal (medali perak) Culture Monochrome bertajuk 'Setia' karya dari Herman Morrison keluar sebagai peraih Cilinaya Memorable Award. Kata Agung Wijaya, peraih Cilinaya Award itu dipilih dari karya foto yang paling sesuai dengan tema Rwa Bhineda.
Herman Morrison dalam karya foto 'Setia' menggambarkan dualisme hidup-mati. Di mana, tradisi manene dari Toraja terjepret kamera Herman yang melukiskan rangka tubuh leluhur dan keturunannya yang masih hidup berdiri berdampingan.
"Ke depan, BIP akan hadir dengan kemasan dan tema yang berbeda-berbeda. Dan, untuk diketahui, 4th BIP dengan lima ribuan karya dan enam ratusan fotografer ini salah satu yang terbesar dalam kompetisi-kompetisi inter salon FPSI," tukas Agung Wijaya. *rat
1
Komentar