Hindu Segera Miliki Pendidikan Widyalaya
Pendidikan Berbasis Hindu dari TK-SMA
JAKARTA, NusaBali - Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Ditjen Bimas Hindu) tengah memproses berdirinya satuan pendidikan umum berciri khas keagamaan Hindu bernama Widyalaya.
Widyalaya merupakan satuan pendidikan sejenis Madrasah bagi umat Hindu yang nantinya akan ada dari jenjang TK hingga SMA.
"Di Widyalaya ini bisa disebut jenjang Pratama, Adi, Madya dan Utama. Ini sudah dibuatkan Peraturan Menteri Agama (PMA) tinggal nunggu harmonisasi dengan Menkumham,” kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Dirjen Bimas Hindu) Kementerian Agama RI, Prof Dr I Nengah Duija di acara Media Gathering Ditjen Bimas Hindu Kemenag RI di Bogor, Jumat (8/12) malam. Widyalaya ini selain menjadi program prioritas Ditjen Bimas Hindu Kemenag juga menjadi legacy Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam bidang pendidikan.
“Mudah-mudahan tahun ini selesai, sehingga kami punya sekolah keagamaan yang sejenis Madrasah dari tingkat TK sampai SMA,” ucap mantan Rektor Universitas Hindu Negeri IGB Sugriwa Denpasar (dulu IHDN Denpasar) ini. Dalam kesempatan tersebut, Prof Duija menyatakan pula, ada peningkatan status dan penegerian perguruan tinggi. Yaitu, Status Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan Singaraja menjadi Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Mpu Kuturan, Status IAHN Tampung Penyang menjadi Universitas Hindu Negeri Tampung Penyang Palangkaraya.
"Di Widyalaya ini bisa disebut jenjang Pratama, Adi, Madya dan Utama. Ini sudah dibuatkan Peraturan Menteri Agama (PMA) tinggal nunggu harmonisasi dengan Menkumham,” kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Dirjen Bimas Hindu) Kementerian Agama RI, Prof Dr I Nengah Duija di acara Media Gathering Ditjen Bimas Hindu Kemenag RI di Bogor, Jumat (8/12) malam. Widyalaya ini selain menjadi program prioritas Ditjen Bimas Hindu Kemenag juga menjadi legacy Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam bidang pendidikan.
“Mudah-mudahan tahun ini selesai, sehingga kami punya sekolah keagamaan yang sejenis Madrasah dari tingkat TK sampai SMA,” ucap mantan Rektor Universitas Hindu Negeri IGB Sugriwa Denpasar (dulu IHDN Denpasar) ini. Dalam kesempatan tersebut, Prof Duija menyatakan pula, ada peningkatan status dan penegerian perguruan tinggi. Yaitu, Status Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan Singaraja menjadi Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Mpu Kuturan, Status IAHN Tampung Penyang menjadi Universitas Hindu Negeri Tampung Penyang Palangkaraya.
Kemudian penegerian Sekolah Tinggi Hindu Dharma (STHD) Klaten, Jawa Tengah menjadi Sekolah Tinggi Hindu Negeri Jawa Dwipa. “Adanya peningkatan status dan penegerian Perguruan Tinggi Hindu ini saya kira adalah legacy yang luar biasa dari Gus Menteri,” kata Prof Duija. Selain itu, Duija menyebutkan, di tahun 2023 ini pengusulan kenaikan pangkat dari Lektor ke Lektor Kepala dan Guru Besar meningkat. “Dalam 3 bulan terakhir telah lahir 16 guru besar dari Kemenag. Juga, dalam kaitannya dengan pengembangan SDM Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu (PTKHN), sebanyak 6 orang telah berhasil lolos program beasiswa LPDP tahun 2023," terang Prof Duija.
Tercatat 6 orang itu menempuh pendidikan S3, 4 di antaranya belajar di luar negeri dan 2 lainnya di dalam negeri. “Kami berharap program legacy dari Gus Yaqut dapat tuntas dirasakan oleh umat Hindu seluruh Nusantara di tahun 2024 nanti, khususnya terkait Pendidikan Umum berciri khas Keagamaan Hindu atau Widyalaya dari jenjang TK hingga SMA/SMK. Demikian juga alih status dan peningkatan status PTKHN. Semua ini legacy monumental untuk umat Hindu di masa kini dan masa depan,” imbuh Prof Duija. 7 k22
Komentar