Dua Ratus Warga Mulai Diberikan Pelatihan Higienitas
Sebelum Penerapan Kampung Kuliner di Serangan
DENPASAR, NusaBali - Sebanyak 200 warga Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan mulai diberikan pelatihan melalui Focus Group Discussion dan Pelatihan Inovasi dan Higienitas Sajian Kuliner Desa Wisata Serangan di kawasan Sanur, Senin (11/12). Pelatihan tersebut digelar untuk persiapan kawasan Serangan sebagai kampung kuliner pada 2024 mendatang.
Kegiatan ini digelar hingga Jumat, 15 Desember 2023 yang digelar Dinas Pariwisata Kota Denpasar dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Pelatihan berupa teori dan praktik untuk pembangunan kampung kuliner.
Ketua Panitia yang juga Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekraf Dinas Pariwisata Kota Denpasar I Wayan Hendaryana mengatakan, Pemkot Denpasar berperan menjadi fasilitator dalam pelaksanaan pengembangan Desa Wisata Serangan.
Dimana sebelumnya tahun 2022 lalu sudah dilaksanakan revitalisasi Pura Sakenan dan Masjid Ass Syuhada. Dananya, kata dia, berasal dari CSR yakni dari LPS yang dilanjutkan dengan pengembangan kampung kuliner sea food.
Pengembangan kampung kuliner ini melibatkan sebanyak 200 masyarakat Serangan yang memiliki usaha kuliner, maupun yang akan merintis usaha kuliner. “Tak hanya teori, mereka juga akan mengikuti praktek langsung dengan didampingi chef yang sudah berpengalaman termasuk juri Master Chef Indonesia,” jelasnya.
Nantinya, dari 200 peserta ini akan diseleksi menjadi 52 orang untuk menempati stand kuliner yang akan dibangun Pemkot Denpasar di Serangan.
Sementara, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, hal ini merupakan salah satu langkah peningkatan kualitas Desa Wisata Serangan dalam hal ini adalah kuliner. “Sebelum melakukan pembangunan fisik, kami akan menguatkan SDM pada pedagang atau pelaku kuliner dulu. Fokus kami keramahan, pelayanan, kebersihan dan rasa olahan mereka,” kata Arya Wibawa.
Sementara itu, Kepala Kantor Persiapan PRP dan Hubungan Lembaga LPS, Hermawan Setyo Wibowo mengatakan, selama ini sea food di Serangan sangat dikenal oleh masyarakat. Akan tetapi, belum banyak dikenal oleh wisatawan sehingga perlu dilakukan pengembangan yang lebih serius.
Pihaknya mengaku, program CSR ini akan digelar berkelanjutan dan akan diberikan pendampingan. “Ini bukan hanya one shoot, dan kami akan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Pemkot Denpasar. Sebelumnya untuk revitalisasi Pura Sakenan dan Masjid Ass Syuhada sudah kami keluarkan sekitar Rp 4 miliar. Dan pemeliharaannya harus dilakukan secara berkelanjutan. Sehingga bukan hanya wisata kuliner tapi juga ada wisata religi yang bersejarah,” ujarnya.7 mis
Ketua Panitia yang juga Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekraf Dinas Pariwisata Kota Denpasar I Wayan Hendaryana mengatakan, Pemkot Denpasar berperan menjadi fasilitator dalam pelaksanaan pengembangan Desa Wisata Serangan.
Dimana sebelumnya tahun 2022 lalu sudah dilaksanakan revitalisasi Pura Sakenan dan Masjid Ass Syuhada. Dananya, kata dia, berasal dari CSR yakni dari LPS yang dilanjutkan dengan pengembangan kampung kuliner sea food.
Pengembangan kampung kuliner ini melibatkan sebanyak 200 masyarakat Serangan yang memiliki usaha kuliner, maupun yang akan merintis usaha kuliner. “Tak hanya teori, mereka juga akan mengikuti praktek langsung dengan didampingi chef yang sudah berpengalaman termasuk juri Master Chef Indonesia,” jelasnya.
Nantinya, dari 200 peserta ini akan diseleksi menjadi 52 orang untuk menempati stand kuliner yang akan dibangun Pemkot Denpasar di Serangan.
Sementara, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, hal ini merupakan salah satu langkah peningkatan kualitas Desa Wisata Serangan dalam hal ini adalah kuliner. “Sebelum melakukan pembangunan fisik, kami akan menguatkan SDM pada pedagang atau pelaku kuliner dulu. Fokus kami keramahan, pelayanan, kebersihan dan rasa olahan mereka,” kata Arya Wibawa.
Sementara itu, Kepala Kantor Persiapan PRP dan Hubungan Lembaga LPS, Hermawan Setyo Wibowo mengatakan, selama ini sea food di Serangan sangat dikenal oleh masyarakat. Akan tetapi, belum banyak dikenal oleh wisatawan sehingga perlu dilakukan pengembangan yang lebih serius.
Pihaknya mengaku, program CSR ini akan digelar berkelanjutan dan akan diberikan pendampingan. “Ini bukan hanya one shoot, dan kami akan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Pemkot Denpasar. Sebelumnya untuk revitalisasi Pura Sakenan dan Masjid Ass Syuhada sudah kami keluarkan sekitar Rp 4 miliar. Dan pemeliharaannya harus dilakukan secara berkelanjutan. Sehingga bukan hanya wisata kuliner tapi juga ada wisata religi yang bersejarah,” ujarnya.7 mis
Komentar