Mahasiswa asal Sumut Disimpulkan Bunuh Diri
Sempat Heboh Diduga Dibunuh
DENPASAR, NusaBali - Simpang siur terkait kematian mahasiswa asal Tapanuli Utara (sebelumnya disebut Medan), Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Aldi Sahilatua Nababan, 23, akhirnya menemui titik terang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan para saksi disimpulkan kematian korban diduga kuat karena bunuh diri akibat depresi berat yang mengarah kepada gangguan kejiwaan.
Kesimpulan mati bunuh diri itu berdasarkan fakta-fakta di TKP dikaitkan dengan keterangan dari 19 orang saksi yang merupakan orang terdekat korban, seperti keluarga, teman akrab, pacar, dan pemilik kos tempat tinggalnya di Nusa Dua Koi Kos, Gang Kunci, Jalan Bypass Ngurah Rai, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Para saksi itu mengaku korban adalah pribadi yang tertutup. Selain saksi orang terdekat juga berdasarkan keterangan dari tiga orang saksi ahli, yakni dr Dudut Rustyadi SpFM (K) SH yang melakukan visum luar terhadap jenazah korban saat di RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar, dr Lely Setyawati Kurniawan SpKJ (K) yang merupakan dokter forensik psikatri menangani percakapan korban dengan beberapa orang melalui HP korban, dan dr Ismurrizal yang melakukan otopsi terhadap jenazah korban di RS Bhayangkara Medan, Sumatera Utara.
Kapolresta Denpasar Kombes Pol Bambang Yugo Pamungkas saat gelar jumpa pers di Mapolresta Denpasar, Rabu (13/12) menjelaskan kronologis kasus tersebut. Dikatakan kematian korban pertama kali terungkap berawal kecurigaan dari I Nyoman Risup Arsana, 43, yang merupakan pemilik kos-kosan tempat tinggal korban.
Awalnya saksi Nyoman Risup melihat banyak lalat hijau beterbangan di depan kamar yang disewa korban dan mencium bau busuk. Curiga terjadi sesuatu di dalam kamar itu saksi mengetuk pintu dan memanggil-manggil korban, namun tidak ada jawaban dari dalam kamar. Saksi sempat berusaha mengintip dari luar melalui celah jendela tetapi tidak bisa melihat sesuatu di dalam kamar karena kondisinya gelap.
"Pintu kamar dan jendela dikunci dari dalam. Selain itu pintu dan jendela kos hanya ada pada bagian depan saja. Sehingga pemilik kos tidak punya akses lain untuk melihat ke dalam kamar. Saksi juga sempat menelepon korban tetapi tidak diangkat. Akhirnya dilaporkan ke Polsek Kuta Selatan," ungkap Kombes Bambang dalam jumpa pers kemarin yang dihadiri langsung tiga orang saksi ahli yang disebutkan di atas.
Polisi yang datang ke TKP memanggil tukang kunci untuk membuka paksa pintu kamar yang ditempati korban. Ternyata korban dalam posisi tergantung di balik daun pintu dan sudah meninggal dunia. Posisi mayat korban menempel pada daun pintu. Di bagian bawah kaki korban ditemukan sebuah galon. Sementara leher korban terjerat tali yang diikat pada kayu ventilasi. "Pada 16 November 2023 korban diketahui belanja di salah satu toko modern di dekat TKP. Dari sana korban balik ke kos. Setelah itu tidak ada jejak lagi korban keluar dari TKP. Ini sejalan dengan kesaksian dari pemilik kos yang tidak pernah melihat korban keluar kamar selama beberapa hari. Selesai diperiksa di TKP jenazah korban dievakuasi ke RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar," beber Kombes Bambang.
Sementara keterangan dari dr Dudut yang kemarin hadir langsung dalam jumpa pers di Mapolresta Denpasar mengatakan jenazah korban diterima di RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar, Sabtu (18/11) pukul 11.20 Wita. Pada pukul 11.33 Wita lalu dilakukan pemeriksaan luar jenazah.
Dikatakannya, pada saat itu jenazah korban sudah dalam keadaan membusuk. Tanda-tanda busuknya adalah telah terjadi perubahan warna kulit seperti kehitaman, kehijauan, dan kulit artinya sudah mulai terkelupas. Selain itu ada pembengkakan termasuk pada kantong zakar. Hasil pemeriksaan luka-luka ditemukan ada luka lecet tekan yang melingkari leher dengan arah dari kanan bawah ke kiri atas. Ini menunjukan yang aktif adalah berat badannya artinya korban dalam posisi tergantung. "Cuman itu luka-luka yang kami temukan pada tubuh jenazah. Untuk perkiraan waktu kematian berdasarkan proses pembusukan, yaitu sekitar kurang lebih dua hari. Artinya bisa kurang sedikit bisa lebih," ungkap Dudut.
Sementara keterangan dari dr Ismurrizal yang melakukan otopsi terhadap jenazah korban di RS Bhayangkara Medan mengungkapkan melakukan otopsi terhadap jenazah korban dari ujung rambut sampai ujung kaki. Hasilnya tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. "Hasil pemeriksaan kami hanya menjumpai jejas (semacam tergores) tali yang melingkar pada daerah leher. Selain itu pada daerah yang kosong pada bawah telinga kiri seperti huruf V terbalik. Sepertinya itu adalah simpul jejas dari ikatan tali yang menjerat leher korban. Kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan selain jejas itu saja," tutur Ismurrizal.
Sementara terkait buah zakar yang pecah dilakukan pemeriksaan spesifik juga tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Buah zakar korban pecah murni karena proses pembusukan. Artinya itu berisi gas-gas pembusukan. "Akhirnya kami berkesimpulan bahwasannya korban meninggal akibat mati tergantung," tuturnya.
Di sisi lain dr Lely Setyawati Kurniawan SpKJ (K) yang menelusuri dan memforensik percakapan yang dilakukan oleh korban dengan beberapa orang di dalam HP korban. Ada percakapan yang mempunyai hubungan dengan peristiwa matinya korban, yaitu percakapan korban dengan pacarnya.
Sejak Maret 2023 hingga November 2023 korban sering mengirim pesan kepada pacarnya. Isi percakapannya itu bila disimpulkan korban mengalami depresi berat mengarah ke gangguan kejiwaan. Misalnya, ungkap Lelly, pada 1 Maret 2023 korban mengaku kepada pacarnya selalu cemas. Padahal dirinya ingin baik-baik saja tetapi tidak pernah sesuai dengan keinginan.
"Kondisi ini bisa disimpulkan bahwa saudara Aldi ini sebetulnya ingin berbuat lebih baik lagi, tetapi tidak berhasil. Dia terus dikejar rasa bersalah. Itu merupakan salah satu ciri gangguan depresi," tuturnya. Dalam percakapan dengan pacarnya juga korban mengaku pernah coba bunuh diri dengan cara minum obat nyamuk dan gantung diri tapi tidak sampai mati. Karena gagal dalam dua percobaan itu korban ingin mengakhiri hidupnya dengan cara putuskan urat nadinya. "Melalui percakapan dengan pacarnya terungkap korban ini mengaku sudah pernah coba bunuh diri namun belum berhasil," tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswa asal Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan,23, ditemukan tewas di kamar kos di Gang Kunci, Jalan Bypass Ngurah Rai, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Sabtu (18/11) pukul 08.30 Wita. Peristiwa kematian korban sempat jadi perbincangan banyak orang utamanya netizen. Kematian korban jadi perbincangan karena keluarga korban menduga korban tewas karena dibunuh. Salah satu indikasinya menurut mereka adalah buah zakar korban yang pecah. 7 pol
Kesimpulan mati bunuh diri itu berdasarkan fakta-fakta di TKP dikaitkan dengan keterangan dari 19 orang saksi yang merupakan orang terdekat korban, seperti keluarga, teman akrab, pacar, dan pemilik kos tempat tinggalnya di Nusa Dua Koi Kos, Gang Kunci, Jalan Bypass Ngurah Rai, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Para saksi itu mengaku korban adalah pribadi yang tertutup. Selain saksi orang terdekat juga berdasarkan keterangan dari tiga orang saksi ahli, yakni dr Dudut Rustyadi SpFM (K) SH yang melakukan visum luar terhadap jenazah korban saat di RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar, dr Lely Setyawati Kurniawan SpKJ (K) yang merupakan dokter forensik psikatri menangani percakapan korban dengan beberapa orang melalui HP korban, dan dr Ismurrizal yang melakukan otopsi terhadap jenazah korban di RS Bhayangkara Medan, Sumatera Utara.
Kapolresta Denpasar Kombes Pol Bambang Yugo Pamungkas saat gelar jumpa pers di Mapolresta Denpasar, Rabu (13/12) menjelaskan kronologis kasus tersebut. Dikatakan kematian korban pertama kali terungkap berawal kecurigaan dari I Nyoman Risup Arsana, 43, yang merupakan pemilik kos-kosan tempat tinggal korban.
Awalnya saksi Nyoman Risup melihat banyak lalat hijau beterbangan di depan kamar yang disewa korban dan mencium bau busuk. Curiga terjadi sesuatu di dalam kamar itu saksi mengetuk pintu dan memanggil-manggil korban, namun tidak ada jawaban dari dalam kamar. Saksi sempat berusaha mengintip dari luar melalui celah jendela tetapi tidak bisa melihat sesuatu di dalam kamar karena kondisinya gelap.
"Pintu kamar dan jendela dikunci dari dalam. Selain itu pintu dan jendela kos hanya ada pada bagian depan saja. Sehingga pemilik kos tidak punya akses lain untuk melihat ke dalam kamar. Saksi juga sempat menelepon korban tetapi tidak diangkat. Akhirnya dilaporkan ke Polsek Kuta Selatan," ungkap Kombes Bambang dalam jumpa pers kemarin yang dihadiri langsung tiga orang saksi ahli yang disebutkan di atas.
Polisi yang datang ke TKP memanggil tukang kunci untuk membuka paksa pintu kamar yang ditempati korban. Ternyata korban dalam posisi tergantung di balik daun pintu dan sudah meninggal dunia. Posisi mayat korban menempel pada daun pintu. Di bagian bawah kaki korban ditemukan sebuah galon. Sementara leher korban terjerat tali yang diikat pada kayu ventilasi. "Pada 16 November 2023 korban diketahui belanja di salah satu toko modern di dekat TKP. Dari sana korban balik ke kos. Setelah itu tidak ada jejak lagi korban keluar dari TKP. Ini sejalan dengan kesaksian dari pemilik kos yang tidak pernah melihat korban keluar kamar selama beberapa hari. Selesai diperiksa di TKP jenazah korban dievakuasi ke RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar," beber Kombes Bambang.
Sementara keterangan dari dr Dudut yang kemarin hadir langsung dalam jumpa pers di Mapolresta Denpasar mengatakan jenazah korban diterima di RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar, Sabtu (18/11) pukul 11.20 Wita. Pada pukul 11.33 Wita lalu dilakukan pemeriksaan luar jenazah.
Dikatakannya, pada saat itu jenazah korban sudah dalam keadaan membusuk. Tanda-tanda busuknya adalah telah terjadi perubahan warna kulit seperti kehitaman, kehijauan, dan kulit artinya sudah mulai terkelupas. Selain itu ada pembengkakan termasuk pada kantong zakar. Hasil pemeriksaan luka-luka ditemukan ada luka lecet tekan yang melingkari leher dengan arah dari kanan bawah ke kiri atas. Ini menunjukan yang aktif adalah berat badannya artinya korban dalam posisi tergantung. "Cuman itu luka-luka yang kami temukan pada tubuh jenazah. Untuk perkiraan waktu kematian berdasarkan proses pembusukan, yaitu sekitar kurang lebih dua hari. Artinya bisa kurang sedikit bisa lebih," ungkap Dudut.
Sementara keterangan dari dr Ismurrizal yang melakukan otopsi terhadap jenazah korban di RS Bhayangkara Medan mengungkapkan melakukan otopsi terhadap jenazah korban dari ujung rambut sampai ujung kaki. Hasilnya tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. "Hasil pemeriksaan kami hanya menjumpai jejas (semacam tergores) tali yang melingkar pada daerah leher. Selain itu pada daerah yang kosong pada bawah telinga kiri seperti huruf V terbalik. Sepertinya itu adalah simpul jejas dari ikatan tali yang menjerat leher korban. Kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan selain jejas itu saja," tutur Ismurrizal.
Sementara terkait buah zakar yang pecah dilakukan pemeriksaan spesifik juga tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Buah zakar korban pecah murni karena proses pembusukan. Artinya itu berisi gas-gas pembusukan. "Akhirnya kami berkesimpulan bahwasannya korban meninggal akibat mati tergantung," tuturnya.
Di sisi lain dr Lely Setyawati Kurniawan SpKJ (K) yang menelusuri dan memforensik percakapan yang dilakukan oleh korban dengan beberapa orang di dalam HP korban. Ada percakapan yang mempunyai hubungan dengan peristiwa matinya korban, yaitu percakapan korban dengan pacarnya.
Sejak Maret 2023 hingga November 2023 korban sering mengirim pesan kepada pacarnya. Isi percakapannya itu bila disimpulkan korban mengalami depresi berat mengarah ke gangguan kejiwaan. Misalnya, ungkap Lelly, pada 1 Maret 2023 korban mengaku kepada pacarnya selalu cemas. Padahal dirinya ingin baik-baik saja tetapi tidak pernah sesuai dengan keinginan.
"Kondisi ini bisa disimpulkan bahwa saudara Aldi ini sebetulnya ingin berbuat lebih baik lagi, tetapi tidak berhasil. Dia terus dikejar rasa bersalah. Itu merupakan salah satu ciri gangguan depresi," tuturnya. Dalam percakapan dengan pacarnya juga korban mengaku pernah coba bunuh diri dengan cara minum obat nyamuk dan gantung diri tapi tidak sampai mati. Karena gagal dalam dua percobaan itu korban ingin mengakhiri hidupnya dengan cara putuskan urat nadinya. "Melalui percakapan dengan pacarnya terungkap korban ini mengaku sudah pernah coba bunuh diri namun belum berhasil," tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswa asal Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan,23, ditemukan tewas di kamar kos di Gang Kunci, Jalan Bypass Ngurah Rai, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Sabtu (18/11) pukul 08.30 Wita. Peristiwa kematian korban sempat jadi perbincangan banyak orang utamanya netizen. Kematian korban jadi perbincangan karena keluarga korban menduga korban tewas karena dibunuh. Salah satu indikasinya menurut mereka adalah buah zakar korban yang pecah. 7 pol
1
Komentar