nusabali

Sepanjang 1,2 Km, Lebih Tahan Dibandingkan Aspal Murni

Pemkab Buleleng Rampungkan Proyek Jalan ‘Aspal Campur Plastik’ di TPA Bengkala, Kubutambahan

Teknik yang sudah diuji Kementerian PUPR RI ini sebagai salah satu upaya mengurangi timbunan sampah plastik di tengah persoalan TPA yang overload

SINGARAJA, NusaBali
Satu ruas jalan yang menerapkan inovasi teknologi pengaspalan jalan menggunakan campuran bijih sampah (limbah) plastik di Buleleng sudah rampung dikerjakan. Jalan sepanjang 1,2 kilometer menuju Tempat Penampungan Akhir (TPA) Bengkala, Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng saat ini sudah diuji coba dan dilalui truk-truk sampah.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng, I Putu Adiptha Eka Putra, Jumat (15/12) mengatakan teknik pengaspalan dengan inovasi teknologi campuran bijih sampah plastik ini dipertimbangkan untuk kelestarian lingkungan.

Teknik yang sudah diuji Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI ini sebagai salah satu upaya mengurangi timbunan sampah plastik di tengah persoalan TPA yang overload.

Teknik pengaspalan dengan mencampur bijih sampah plastik dengan aspal ini juga disebut memiliki ketahanan lebih lama dibandingkan dengan aspal hotmix murni. Jika hotmix murni hanya bertahan 5-6 tahun, aspal campuran bijih sampah plastik bisa sampai 10 tahun. Ruas jalan menuju TPA Bengkala dengan panjang 1,2 km membutuhkan bijih plastik sebanyak 1,5 ton.

“Kemarin saat sudah selesai dikerjakan langsung kita uji di laboratorium Universitas Udayana, hasilnya sudah sesuai dengan standar yang ada. Setelah itu kita langsung buka jalannya dan difungsikan kembali sebagai akses truk-truk sampah menuju TPA,” ucap Adiptha. Meski demikian penyedia masih memiliki tanggung jawab terhadap proyek tersebut dalam masa pemeliharaan selama enam bulan penuh. Jika ada kerusakan ringan atau kendala lain masih dalam tanggungan kontraktor penyedia. Melihat keberhasilan, manfaat dan efisiensi peningkatan jalan dengan campuran bijih sampah plastik ini akan menjadi pertimbangan untuk digunakan pada proyek selanjutnya.

Foto: Jalan menuju TPA Bengkala dengan teknik pengaspalan campuran bijih sampah plastik. -LILIK SURYA ARIANI

Dinas PUTR pun memastikan teknologi ini akan dipakai kembali untuk perbaikan jalan rusak di Buleleng pada tahun 2024 mendatang. “Astungkara tahun depan ada perbaikan dan pakai teknologi ini juga. Tetapi lokasi pastinya kita tunggu dulu arahan pimpinan,” kata Adiptha. Sementara itu selain efektif dan efisien, teknik pengaspalan ini juga sangat cocok dengan kondisi alam di Buleleng dengan cuaca panasnya yang menyengat.

Aspal campuran bijih sampah plastik ini akan semakin kuat diterapkan di jalan-jalan yang mendapatkan sinar matahari penuh. Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng tahun 2023 ini menerapkan inovasi teknologi pengaspalan ini pada dua ruas jalan rusak, yakni jalan menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan sepanjang 1,2 Km dan ruas jalan menuju Pura Segara Rupek Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak sepanjang 9 Km akan diaspal dengan campuran bijih sampah plastik.

Ruas jalan menuju TPA Bengkala dengan panjang 1,2 km membutuhkan bijih plastik sebanyak 1,5 ton. Sedangkan di ruas jalan menuju Pura Segara Rupek sepanjang 9 kilometer membutuhkan 11,25 ton bijih plastik. Total akan ada 11,75 ton bijih plastik yang akan digunakan. Seluruh bijih sampah plastik ini menggunakan hasil pemilahan sampah di Buleleng. Untuk jalan sepanjang 9 Km menuju Pura Segara Rupek saat ini masih dalam proses pengerjaan. Pemkab Buleleng tercatat sebagai daerah yang pertama kali menerapkan inovasi teknologi ini di Bali.

Inovasi teknologi ini tergolong baru. Sebelumnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) lakukan uji coba pertama kalinya terobosan ini pada jalan sepanjang 700 meter di kawasan Universitas Udayana (Unud) Kampus Bukit Jimbaran, Badung pada tahun 2017 lalu. Dalam proyek uji coba sekaligus pilot project di Unud itu terungkap kurang lebih setiap 1 kilometer dibutuhkan 2,5 ton plastik untuk satu lapisnya. Sehingga untuk dua lapis aspal maka dibutuhkan 5 ton limbah plastik per satu kilometer. 7 k23

Komentar