Sleep Apnea Tak Hanya Mendengkur
DENPASAR, NusaBali - MENDENGKUR bukan satu-satunya tanda sleep apnea. Ada beberapa gejala aneh lainnya yang menandakan sleep apnea.
Lagi pula, tak semua orang sadar akan dengkurannya ketika tidur nyenyak. Lantas, apa saja ciri sleep apnea yang dimaksud?
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang terjadi saat pernapasan terganggu. Kondisi ini bisa berakhir fatal jika seseorang berhenti bernapas selama 10 detik atau lebih dalam satu waktu.
Kondisi ini dikaitkan dengan volume otak yang lebih kecil serta kerusakan pada jalur komunikasi materi putih di otak. Tak cuma itu, kondisi ini juga bisa berisiko kematian.
Mendengkur jadi satu-satunya ciri khas sleep apnea yang paling mudah terdeteksi. Namun, selain mendengkur, sebenarnya ada beberapa gejala lain yang dapat menandai sleep apnea.
1. Berkeringat di malam hari
Ada banyak alasan mengapa keringat berkucuran pada malam hari. Bisa jadi perkara cuaca, konsumsi obat-obatan tertentu, hingga gejala menopause.
Namun, penelitian menunjukkan sekitar 30 persen orang dengan sleep apnea melaporkan berkeringat di malam hari.
Spesialis tidur Raj Dasgupta dilansir dari cnnindonesia.com, mengatakan, keringat muncul karena tubuh yang tak mendapatkan cukup oksigen di malam hari. Kondisi ini membuat seseorang memasuki mode ‘fight or flight’ hingga memicu keringat.
"Penelitian menunjukkan orang-orang dengan sleep apnea yang berkeringat di malam hari juga cenderung memiliki kadar oksigen yang rendah," ujar Dasgupta.
2. Sering terbangun
Dasgupta mengatakan, bangun setidaknya dua kali dalam semalam untuk buang air kecil bisa jadi tanda sleep apnea.
Penelitian menemukan, sekitar 50 persen orang dengan sleep apnea mengalami nokturia. Nama terakhir merupakan kondisi saat seseorang sering buang air kecil di malam hari.
3. Menggertakkan gigi
Menggertakkan gigi saat tidur dikenal dengan sebutan bruxism. Kebiasaan ini juga bisa jadi salah satu tanda sleep apnea.
"Ada teori mengapa jalan napas jadi tersumbat, sehingga otot-otot di mulut dan rahang bergerak untuk mencoba membebaskan jalan napas yang tersumbat," jelas Dasgupta.
4. Sakit kepala di pagi hari
Penelitian menemukan hubungan antara sleep apnea dan sakit kepala saat bangun tidur. Sakit kepala bahkan bisa muncul hampir setiap hari.
Namun, sakit kepala yang disebabkan oleh sleep apnea tidak menyebabkan mual atau peningkatan kepekaan terhadap cahaya. Sebaliknya, sakit kepala muncul seperti sensasi tekanan di kedua sisi dahi yang berlangsung sekitar 30 menit.
5. Kelelahan, insomnia
Beberapa gejala sleep apnea sering kali mirip dengan masalah kesehatan mental. Perasaan depresi hingga insomnia bahkan bisa jadi salah satu tandanya.
Selain itu, gejala kelelahan di siang hari atau minimnya motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan juga berkorelasi dengan sleep apnea.
Menurut laman Mayoclinic, dilansir dari hellosehat.com, jenis utama masalah tidur ini adalah:
- Sleep apnea obstruktif (OSA). Jenis sleep apnea obstruktif adalah yang paling umum, dengan penyebab penyumbatan pada saluran pernapasan.
- Sleep apnea pusat. Penyebabnya bukan penyumbatan saluran pernapasan, tapi karena tidak stabilnya pusat kendali pernapasan. Akibatnya, otak gagal memberi sinyal untuk otot bernapas.
- Sindrom sleep apnea kompleks. Terjadi ketika seseorang memiliki sleep apnea obstruktif dan sleep apnea pusat.
Jika menduga mengidap gangguan tidur ini, segera hubungi dokter. Perawatan dapat meringankan gejala dan mungkin mencegah masalah jantung dan komplikasi lainnya.
Kondisi ini tergolong umum terjadi. Biasanya terjadi pada lebih banyak pria daripada wanita, sekitar 2-3 pria banding 1 wanita.
Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun, termasuk anak-anak. Namun, lebih banyak terjadi pada orang dewasa paruh baya. Pada anak-anak, apnea tidur merupakan kondisi yang dapat mengganggu perkembangan otak.
Tanda dan gejala jenis apnea tidur sering tumpang tindih, sehingga sulit menentukan jenis yang diderita. Gejala umum dari sleep apnea adalah:
- Sering mendengkur kencang.
- Orang lain menyadari ada beberapa interupsi napas saat tidur.
- Bangun mendadak dan sesak napas.
- Bangun dengan mulut kering atau sakit tenggorokan.
- Sakit kepala pagi hari
- Kesulitan tidur (insomnia).
- Rasa kantuk pada siang hari yang berlebih (hypersomnia).
- Masalah dalam perhatian
- Mudah merasa kesal.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala apnea tidur pada anak atau orang dewasa yang tidak disebutkan tadi. Bila memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikan dengan dokter.
Segera ke dokter bila mengalami gejala-gejala berikut ini:
- Mendengkur yang mengganggu tidur pasangan atau diri sendiri.
- Sesak napas, terengah-engah, atau tersedak yang membangunkan dari tidur.
- Ada jeda pada pernapasan saat tidur.
- Rasa kantuk pada siang hari yang berlebih.
- Lelah, mengantuk, dan mudah marah.
Penyebab sleep apnea obstruktif, saat otot belakang tenggorokan mengendur, saluran napas menyempit dan menutup saat bernapas. Otot-otot ini mendukung langit-langit lunak, uvula, amandel, dinding samping tenggorokan, dan lidah.
Ketika otot-otot rileks, jalan napas menyempit atau menutup saat bernapas, maka tidak bisa mendapatkan cukup udara, sehingga menurunkan tingkat oksigen dalam darah.
Otak merasakan ketidakmampuan untuk bernapas dan membangunkannya dalam waktu singkat. Biasanya bangun sangat sebentar hingga pasien tidak mengingatnya.
Saat ini terjadi, mungkin akan tersedak. Pola ini dapat terulang lima sampai 30 kali atau lebih setiap jam, sepanjang malam, mengganggu kemampuan untuk mencapai fase tidur nyenyak.
Pada sleep apnea sentral, seperti dilansir dari hellosehat.com, otak gagal mengirimkan sinyal untuk otot bernapas. Hal ini membuat otot tidak bernapas beberapa waktu. Pasien dapat bangun dengan sesak napas atau memiliki kesulitan untuk tidur.
Apnea tidur dapat menimpa siapa saja, termasuk anak-anak. Namun, faktor-faktor di bawah adalah kondisi yang dapat meningkatkan risiko terkena gangguan tidur ini.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan bentuk apnea tidur ini adalah:
- Kelebihan berat badan. Kondisi obesitas dapat meningkatkan risiko terkena gangguan tidur ini. Tumpukan lemak di sekitar saluran napas bagian atas dapat menghambat pernapasan Anda.
- Lingkar leher. Orang dengan leher lebih tebal mungkin memiliki saluran udara yang lebih sempit.
- Jalan napas yang menyempit. Anda mungkin mewarisi tenggorokan yang sempit dari keluarga. Amandel atau kelenjar gondok juga dapat membesar dan menghalangi jalan napas, terutama pada anak-anak.
- Berjenis kelamin laki-laki. Laki-laki lebih berisiko dua hingga tiga kali, terkena apnea tidur ketimbang dengan perempuan. Namun, risiko pada perempuan meningkat ketika mereka kelebihan berat badan dan sudah menopause.
- Berusia lanjut. Apnea tidur lebih banyak terjadi pada orang lanjut usia.
- Riwayat keluarga. Mempunyai anggota keluarga dengan apnea tidur juga bisa meningkatkan risiko mengalami kondisi serupa.
- Penggunaan alkohol atau obat penenang. Zat-zat ini mengendurkan otot-otot di tenggorokan, yang dapat memperburuk gejala apnea tidur.
- Kebiasaan merokok. Perokok memiliki risiko tiga kali lebih tinggi untuk mendapatkan OSA ketimbang mereka yang tidak pernah merokok. Merokok dapat meningkatkan jumlah peradangan dan cairan di saluran pernapasan atas.
- Hidung tersumbat. Jika mengalami kesulitan bernapas melalui hidung, apakah itu karena masalah anatomi atau alergi, maka lebih mungkin mengalami apnea tidur. 7
1
Komentar