2023, WTC Kirim 201 Calon Naker ke Jepang
AMLAPURA, NusaBali - Sejak Januari - Desember 2023, LPK WTC (Lembaga Pelatihan Kerja World Training Center) Karangasem telah mengirim 201 calon tenaga kerja magang ke Jepang. Tahap I magang selama tiga tahun. Selanjutnya bisa diperpanjang hingga maksimal lima tahun.
Program magang tersebut adalah belajar sambil kerja dan dapat imbalan. Direktur LPK WTC (Lembaga Pelatihan Kerja World Training Center) Divisi Pemagangan ke Jepang, I Gede Jastrawan SPd didampingi pemilik Kampus WTC I Nengah Putu dan staf Bendahara WTC I Gusti Ayu Nyoman Meiyari Astrininghati, memaparkan hal itu di ruang kerjanya, Jalan Cempaka 1 Amlapura, Selasa (19/12).
Kata Jastrawan, tjuan pemagangan ke Jepang, katanya, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), agar semakin kompeten. Mahasiswa yang magang tersebar di beberapa tempat di Jepang, dengan bekerja di bidang konstruksi, pertanian, peternakan, perikanan, pengolahan makanan, permesinan, pengelasan, pengemasan industri, pembersihan gedung dan lain-lain. Sebab, WTC telah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan di Jepang.
Sebelum berangkat ke Jepang, di WTC melakukan pelatihan, paling tidak agar fasih berbahasa Jepang, mempelajari adat dan budaya dan disiplin kerja di Jepang. Setelah paham bahasa Jepang, dan telah pula memahami jenis pekerjaan yang akan mereka kerjakan di Jepang, maka memulai melakukan interviu, jika dinyatakan layak berangkat mereka diberangkatkan.
Jastrawan menambahkan, sebelumnya selama Covid-19, keberangkatan calon tenaga kerja ke Jepang terhambat. Tercatat siswa yang tamat pelatihan tahun 2020 sebanyak 46 siswa, dan tamatan tahun 2021 sebanyak 97 siswa, total 143 siswa, belum bisa berangkat ke Jepang, saat itu.
Selanjutnya, diberangkatkan secara bertahap mulai tahun 2022, sebanyak 73 calon tenaga kerja, menyusul tahun 2023 sebanyak 201 calon tenaga kerja.
Disinggung tentang aktivitas dan persoalan yang mereka hadapi selama calon tenaga kerja di Jepang. "Ada saja yang bermasalah. Kami kan tidak mungkin mampu mengurusi mereka selama di Jepang. Yang jelas sebelum berangkat kami ingatkan tentang tata tertib kerja di Jepang, berikut larangan-larangannya," katanya.
Jastrawan menambahkan, rencananya tahun 2024, merekrut 500 siswa dididik untuk magang di Jepang. Sehingga setiap tahun mampu menciptakan calon tenaga kerja. "Sebab, setelah magang di Jepang maksimal lima tahun, nantinya bisa menjadi tenaga pekerja migran Indonesia (PMI)," tambahnya.
I Gusti Ayu Nyoman Meiyari Astrininghati menambahkan, pihaknya tidak mungkin bisa memantau, terutama dalam hal disiplin menggunakan keuangan, hasil upah kerja di Jepang. ‘’Terpenting sebelum berangkat, kami juga mengingatkan agar disiplin gunakan uang," katanya.7k16
Kata Jastrawan, tjuan pemagangan ke Jepang, katanya, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), agar semakin kompeten. Mahasiswa yang magang tersebar di beberapa tempat di Jepang, dengan bekerja di bidang konstruksi, pertanian, peternakan, perikanan, pengolahan makanan, permesinan, pengelasan, pengemasan industri, pembersihan gedung dan lain-lain. Sebab, WTC telah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan di Jepang.
Sebelum berangkat ke Jepang, di WTC melakukan pelatihan, paling tidak agar fasih berbahasa Jepang, mempelajari adat dan budaya dan disiplin kerja di Jepang. Setelah paham bahasa Jepang, dan telah pula memahami jenis pekerjaan yang akan mereka kerjakan di Jepang, maka memulai melakukan interviu, jika dinyatakan layak berangkat mereka diberangkatkan.
Jastrawan menambahkan, sebelumnya selama Covid-19, keberangkatan calon tenaga kerja ke Jepang terhambat. Tercatat siswa yang tamat pelatihan tahun 2020 sebanyak 46 siswa, dan tamatan tahun 2021 sebanyak 97 siswa, total 143 siswa, belum bisa berangkat ke Jepang, saat itu.
Selanjutnya, diberangkatkan secara bertahap mulai tahun 2022, sebanyak 73 calon tenaga kerja, menyusul tahun 2023 sebanyak 201 calon tenaga kerja.
Disinggung tentang aktivitas dan persoalan yang mereka hadapi selama calon tenaga kerja di Jepang. "Ada saja yang bermasalah. Kami kan tidak mungkin mampu mengurusi mereka selama di Jepang. Yang jelas sebelum berangkat kami ingatkan tentang tata tertib kerja di Jepang, berikut larangan-larangannya," katanya.
Jastrawan menambahkan, rencananya tahun 2024, merekrut 500 siswa dididik untuk magang di Jepang. Sehingga setiap tahun mampu menciptakan calon tenaga kerja. "Sebab, setelah magang di Jepang maksimal lima tahun, nantinya bisa menjadi tenaga pekerja migran Indonesia (PMI)," tambahnya.
I Gusti Ayu Nyoman Meiyari Astrininghati menambahkan, pihaknya tidak mungkin bisa memantau, terutama dalam hal disiplin menggunakan keuangan, hasil upah kerja di Jepang. ‘’Terpenting sebelum berangkat, kami juga mengingatkan agar disiplin gunakan uang," katanya.7k16
Komentar