Pagerwesi, KMHDI Badung Ajak Yowana Pagari Pulau Dewata
MANGUPURA, NusaBali.com - Perayaan Hari Raya Pagerwesi, Buda Kliwon Sinta, Rabu (20/12/2023) dijadikan momen oleh Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Kabupaten Badung untuk mengajak anak muda (yowana) memagari Pulau Dewata dari pengaruh negatif yang berasal dari luar.
Hal ini disampaikan Ketua PC KMHDI Badung I Gusti Agung Arya Dhanyananda kepada NusaBali.com usai persembahyangan Pagerwesi di Pasraman Satyam Eva Jayate, Kelurahan Penatih, Denpasar pada Rabu pagi.
"Pagerwesi itu bermakna magehin awak (memagari diri) supaya jiwa lebih kuat. Hindu dan Bali adalah dua hal yang tak terpisahkan, maka Pagerwesi juga jadi momentum menguatkan tekad untuk menjaga Bali dari pengaruh negatif luar," ungkap Arya.
Kata mahasiswa UHN IGB Sugriwa Denpasar ini, Pagerwesi secara harfiah terdiri dari kata 'pager' atau pagar dan 'wesi' atau besi. Secara filosofis, dua kata ini membentuk makna pagar atau perlindungan yang kokoh.
Sebagai yowana Bali, Arya mengajak setiap tunas penjaga Bali memiliki sifat 'pagar besi', perlindungan atau penjaga yang kokoh bagi dresta yang ada di Pulau Dewata ini. Sehingga, segala bentuk kemajuan dan pengaruh dari luar Bali saat ini jangan sampai merusak peradaban adiluhung di dalamnya.
"Persatuan kita juga harus kokoh layaknya besi dan sapu lidi yang bersatu. Jangan sampai mudah dipecah belah, diprovokasi oleh kepentingan luar karena kita memikul masa depan Bali dan Hindu itu sendiri," seru pemuda kelahiran Mataram, NTB ini.
Arya menuturkan, Pagerwesi merupakan upaya niskala memagari Bali. Upaya ini jangan hanya berhenti pada tatanan niskala tetapi juga diimbangi dengan praktik sakalanya melalui gerakan-gerakan para yowana menjaga alam, tatanan sosial, dan warisan leluhur. *rat
"Pagerwesi itu bermakna magehin awak (memagari diri) supaya jiwa lebih kuat. Hindu dan Bali adalah dua hal yang tak terpisahkan, maka Pagerwesi juga jadi momentum menguatkan tekad untuk menjaga Bali dari pengaruh negatif luar," ungkap Arya.
Kata mahasiswa UHN IGB Sugriwa Denpasar ini, Pagerwesi secara harfiah terdiri dari kata 'pager' atau pagar dan 'wesi' atau besi. Secara filosofis, dua kata ini membentuk makna pagar atau perlindungan yang kokoh.
Sebagai yowana Bali, Arya mengajak setiap tunas penjaga Bali memiliki sifat 'pagar besi', perlindungan atau penjaga yang kokoh bagi dresta yang ada di Pulau Dewata ini. Sehingga, segala bentuk kemajuan dan pengaruh dari luar Bali saat ini jangan sampai merusak peradaban adiluhung di dalamnya.
"Persatuan kita juga harus kokoh layaknya besi dan sapu lidi yang bersatu. Jangan sampai mudah dipecah belah, diprovokasi oleh kepentingan luar karena kita memikul masa depan Bali dan Hindu itu sendiri," seru pemuda kelahiran Mataram, NTB ini.
Arya menuturkan, Pagerwesi merupakan upaya niskala memagari Bali. Upaya ini jangan hanya berhenti pada tatanan niskala tetapi juga diimbangi dengan praktik sakalanya melalui gerakan-gerakan para yowana menjaga alam, tatanan sosial, dan warisan leluhur. *rat
1
Komentar