Pesisir Pidada Kembali Ditanami Mangrove
SINGARAJA, NusaBali - Upaya restorasi kawasan pesisir Buleleng terus dikejar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng.
Pemerintah kali ini menggandeng beberapa pihak swasta melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Seribu pohon mangrove kembali ditanam di pesisir Pantai Pidada, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Jumat (22/12) pagi.
Sebenarnya DLH Buleleng sudah mencoba untuk restorasi kawasan pesisir Buleleng, terutama yang masuk kawasan perkotaan. Bahkan di pesisir Pantai Pidada ini juga sudah sempat diuji coba untuk ditanami mangrove tahun 2022 lalu. Hanya saja ratusan pohon bibit mangrove tidak dapat bertahan karena terhempas gelombang pasir.
Atas kondisi tersebut DLH Buleleng melakukan kajian untuk menemukan solusi penanaman mangrove di wilayah pesisir kota. Kondisi hamparan pesisir di wilayah perkotaan rata-rata sama dengan kondisi di Pantai Pidada. Pesisirnya sangat berpasir sehingga agak susah membuat mangrove bertahan jika ditanam hanya menggunakan metode yang biasa.
Lalu beberapa waktu lalu metode penanaman dengan pola guludan diujicobakan kembali. Pertama diterapkan di Pantai Kerobokan, Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan, Buleleng. Pohon-pohon mangrove ditanam berkelompok dengan petak-petak bambu sebagai penahan gelombang pasang. Metode ini pun sudah teruji bisa lebih tahan lama melindungi perkembangan mangrove.
Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana yang hadir langsung menanam mangrove mengatakan mangrove menjadi tanaman yang penting untuk mengembalikan ekosistem laut. Selain juga fungsi utamanya melindungi daratan dari abrasi dan dapat dikembangkan menjadi objek wisata.
“Spot-spot pantai ini sebenarnya memang mangrove yang paling bagus. Lagi pula kalau sekarang tidak kita amankan lebih awal maka pantai akan semakin keras abrasinya. Ini penting karena Buleleng punya garis pantai 157,05 kilometer terpanjang di Bali. Kalau tidak dijaga bisa habis daratan lama-lama,” ungkap Lihadnyana.
Menurutnya selain di Pantai Pidada, masih banyak titik pantai yang akan ditanami pohon mangrove menggandeng pihak swasta. Dia juga mengajak masyarakat untuk ikut memelihara bibit pohon yang sudah ditanam. Sehingga pohon dapat tumbuh dengan baik dan upaya pencegahan abrasi bisa terwujud.
“Kami berharap masyarakat agar ikut memelihara. Karena penanaman mangrove ini untuk pelestarian alam dan menjaga kesinambungan ekosistem. Ini merupakan tanggungjawab kita bersama. Tidak hanya pemerintah, masyarakat, dunia usaha. TNI/Polri juga kita ajak,” papar Lihadnyana.
Dalam program penghijauan pesisir Buleleng ini beberapa perusahaan swasta yang menanamkan modal di Buleleng membantu menyiapkan bibit tanaman mangrove. Kerjasama swasta dalam pelestarian lingkungan merupakan salah satu program kontribusi menjaga dan melestarikan lingkungan yang wajib dialokasikan seluruh perusahaan swasta. 7k23
Sebenarnya DLH Buleleng sudah mencoba untuk restorasi kawasan pesisir Buleleng, terutama yang masuk kawasan perkotaan. Bahkan di pesisir Pantai Pidada ini juga sudah sempat diuji coba untuk ditanami mangrove tahun 2022 lalu. Hanya saja ratusan pohon bibit mangrove tidak dapat bertahan karena terhempas gelombang pasir.
Atas kondisi tersebut DLH Buleleng melakukan kajian untuk menemukan solusi penanaman mangrove di wilayah pesisir kota. Kondisi hamparan pesisir di wilayah perkotaan rata-rata sama dengan kondisi di Pantai Pidada. Pesisirnya sangat berpasir sehingga agak susah membuat mangrove bertahan jika ditanam hanya menggunakan metode yang biasa.
Lalu beberapa waktu lalu metode penanaman dengan pola guludan diujicobakan kembali. Pertama diterapkan di Pantai Kerobokan, Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan, Buleleng. Pohon-pohon mangrove ditanam berkelompok dengan petak-petak bambu sebagai penahan gelombang pasang. Metode ini pun sudah teruji bisa lebih tahan lama melindungi perkembangan mangrove.
Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana yang hadir langsung menanam mangrove mengatakan mangrove menjadi tanaman yang penting untuk mengembalikan ekosistem laut. Selain juga fungsi utamanya melindungi daratan dari abrasi dan dapat dikembangkan menjadi objek wisata.
“Spot-spot pantai ini sebenarnya memang mangrove yang paling bagus. Lagi pula kalau sekarang tidak kita amankan lebih awal maka pantai akan semakin keras abrasinya. Ini penting karena Buleleng punya garis pantai 157,05 kilometer terpanjang di Bali. Kalau tidak dijaga bisa habis daratan lama-lama,” ungkap Lihadnyana.
Menurutnya selain di Pantai Pidada, masih banyak titik pantai yang akan ditanami pohon mangrove menggandeng pihak swasta. Dia juga mengajak masyarakat untuk ikut memelihara bibit pohon yang sudah ditanam. Sehingga pohon dapat tumbuh dengan baik dan upaya pencegahan abrasi bisa terwujud.
“Kami berharap masyarakat agar ikut memelihara. Karena penanaman mangrove ini untuk pelestarian alam dan menjaga kesinambungan ekosistem. Ini merupakan tanggungjawab kita bersama. Tidak hanya pemerintah, masyarakat, dunia usaha. TNI/Polri juga kita ajak,” papar Lihadnyana.
Dalam program penghijauan pesisir Buleleng ini beberapa perusahaan swasta yang menanamkan modal di Buleleng membantu menyiapkan bibit tanaman mangrove. Kerjasama swasta dalam pelestarian lingkungan merupakan salah satu program kontribusi menjaga dan melestarikan lingkungan yang wajib dialokasikan seluruh perusahaan swasta. 7k23
Komentar