UMKM di Desa Wisata Perlu Support
DENPASAR, NusaBali - Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkom Dewi) Bali menilai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangat potensial memperkuat dan memperkaya keragaman potensi desa wisata. Untuk itu, sangat layak mendapa support atau dukungan dari stakeholder terkait.
“Rasanya kita sudah tahu semua, di desa wisata ada potensi-potensi yang layak dikembangkan karena menjadi bagian dari produk wisata desa itu sendiri,” ujar Ketua Forkom Dewi Bali I Made Mendra Astawa, Jumat (22/12).
Dia menyontohkan beberapa desa wisata memiliki potensi UMKM yang memperkuat branding desa wisata itu sendiri. Desa Wisata Pengelipuran, sebut Mendra Astawa, potensi UMKM-nya loloh (jamu) cemcem. Bila bicara tentang Desa Pengelipuran, orang tak hanya terbayang dengan tata pola pemukiman tradisional yang bersih dengan angkul-angkul yang khas. “Tetapi juga tergambar loloh cemcem yang segar,” ujarnya.
Untuk itulah, lanjut Mendra Astawa, Forkom Dewi mendukung dan mengajak stakeholder terkait untuk ‘menggarap’ potensi UMKM di desa wisata. Beberapa disebutkan, potensi UMKM desa wisata, di antaranya produk olahan seperti rumput laut di Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung. Lalu kerajinan batok kelapa di Selamadeg, Tabanan. Olahan keripik di Singaraja, Buleleng. “Di Bali itu banyak potensi UMKM, sesuai dengan sumber daya dan karekateristiknya,” ucap Mendra Astawa.
“Forkom Dewi sangat mendukung apabila potensi UMKM yang ada di desa wisata dikembangkan, karena yang menjadi daya tarik desa wisata tak semata pemandangan alam pedesaan, tetapi juga kekayaaan potensi, dalam hal ini UMKM-nya,” imbuhnya.
Masih menurut Mendra Astawa, salah satu persoalan yang dihadapi UMKM di desa wisata adalah kemasannya. “Kami kira kemasan menjadi salah satu atensi, agar tampak lebih menarik,” ujar Mendra Astawa. 7 k17
1
Komentar