ST Eka Pramana Banjar Merta Rauh Semangat Songsong Tahun Baru Caka 1946
DENPASAR, NusaBali.com - Semangat menyambut Tahun Baru Caka 1946 dalam hitungan tiga bulan mendatang terasa di Banjar Merta Rauh, Tonja, Kecamatan Denpasar Utara pada Sabtu (23/12/2023).
Anak-anak muda yang tergabung dalam Sekaa Teruna (ST) Eka Pramana, sedang sibuk mempersiapkan ogoh-ogoh megah yang akan memeriahkan malam pangerupukan menyambut Hari Suci Nyepi mendatang.
Ketua Panitia Ogoh-Ogoh, I Putu Reza Subagiantara (Sempol), bersama rekan-rekan di Banjar Merta Rauh, ST Eka Pramana, sedang sibuk mempersiapkan ogoh-ogoh megah yang akan memeriahkan malam perayaan tersebut.
Ketua Panitia Ogoh-Ogoh, I Putu Reza Subagiantara (Sempol), bersama rekan-rekan di Banjar Merta Rauh, ST Eka Pramana, sedang sibuk mempersiapkan ogoh-ogoh megah yang akan memeriahkan malam perayaan tersebut.
Pengerjaan ogoh-ogoh ini dimulai sejak 29 November 2023, dengan anggaran mencapai Rp 30 juta. Saat ini, pengerjaan baru mencapai 30%, dan biaya yang sudah dikeluarkan sekitar Rp 6 juta. Mereka tetap mempertahankan komitmen pada penggunaan bahan ramah lingkungan, seperti ulatan bambu dan kertas yang dapat didaur ulang.
Proyek ini tidak hanya sekadar rangkaian bambu yang dihiasi dengan kertas warna-warni. Ogoh-ogoh ini memiliki lima tokoh karakter, terdiri dari empat tokoh figuran dan satu tokoh utama. Menonjolkan pakem-pakem ogoh-ogoh, seperti gerakan tubuh (agem, tandang, dan tangkis), membuat karya ini lebih hidup dan mengesankan.
Salah satu inovasi menarik adalah sistem bongkar pasang (knock down). Saat terpasang, ogoh-ogoh mencapai tinggi 3-4,5 meter, tetapi ketika dibongkar, tingginya hanya sekitar 3 meter. Proses pembongkaran ini memungkinkan mobilitas ogoh-ogoh yang lebih efisien.
Pengerjaan ogoh-ogoh dilakukan pada malam hari untuk mengakomodasi kesibukan rekan-rekan ST yang bekerja dan sekolah. Pada waktu libur, seperti akhir pekan, mereka bahkan menggarap ogoh-ogoh dari siang hingga malam. Penggunaan bahan rotan dan bedeg menunjukkan keterlibatan mereka dalam menjaga kearifan lokal dan tradisional Bali.
Tak hanya tentang seni dan keindahan, Sempol juga memberikan pandangan terhadap isu Covid. Dengan pengalaman tahun 2020 yang melihat banyak sektor mati dan hancur, Sempol mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan. Ia berharap agar pencegahan seperti vaksinasi dan pemberian vitamin dapat terus diperhatikan untuk menjaga masyarakat tetap sehat.
Ogoh-ogoh tahun ini mengusung konsep tujuh kegelapan (sapta timira), yang mewakili sura dan kasuran mabuk akan kegelapan. Sebuah refleksi mendalam terhadap realitas kehidupan yang penuh warna di tengah-tengah tantangan.
Menghadapi tahun pelaksanaan Nyepi yang berdekatan dengan Pemilu 2024, Sempol menyerukan agar topik-topik seperti Pemilu dan pandemi tidak dibesar-besarkan.
Meskipun mengakui ada kepentingan masing-masing, ia mendorong untuk menjaga keharmonisan dan toleransi di masyarakat. Baginya, momen kebersamaan dalam lomba ogoh-ogoh tidak hanya sekadar perlombaan, tetapi juga memupuk rasa solidaritas dan kebersamaan di antara generasi muda.
"Momen kebersamaan ini hanya dapat kita rasakan setahun sekali dalam pembuatan ogoh-ogoh, di mana semua dapat berkumpul dan bertukar pikiran menciptakan sebuah karya seni. Kami berharap agar seni ogoh-ogoh terus berkembang tanpa terpengaruh oleh dinamika politik, sehingga tradisi ini dapat terus dilestarikan dan diwariskan ke generasi mendatang," ungkap Sempol penuh semangat.
Dengan kreativitas yang melibatkan bahan-bahan lokal, perhatian terhadap isu-isu aktual, dan semangat kebersamaan yang dijunjung tinggi, Ogoh-Ogoh Caka 1946 tahun ini diharapkan tidak hanya menjadi hiburan visual namun juga pesan kearifan lokal yang mendalam bagi masyarakat Bali dan dunia
1
Komentar