Setahun, BMKG Denpasar Catat 1.520 Gempa Bumi
SINGARAJA, NusaBali - Stasiun Geofisika Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, mencatat sebanyak 1.520 gempa bumi sepanjang tahun 2023 ini.
Titik gempa bumi tersebut tersebar di wilayah Bali dan sekitarnya termasuk Nusa Tenggara. Namun gempa bumi yang dirasakan masyarakat Bali total hanya 42 kali sepanjang tahun ini.
Kepala Stasiun Geofisika BBMKG Bali Arief Tyastama dihubungi Kamis (28/12) kemarin menerangkan, Pulau Bali memiliki potensi gempa bumi yang cukup tinggi. Sebab diapit oleh subduksi antara lempeng (megathrust) di bagian Selatan dan sesar naik busur belakang flores di bagian Utara.
Catatan BBMKG Bali dalam dari seribuan gempa bumi yang terjadi, didominasi oleh gempa berkekuatan di bawah 3 skala richter sebanyak 72 persen. Sedangkan gempa berkekuatan sedang hingga tinggi proporsinya sangat rendah. Sedangkan titik gempa sebagian besar terjadi kedalaman dibawah 60 kilometer dan termasuk gempa dangkal.
“Dari hasil evaluasi kami khusus untuk Bali masih aman. Karena banyak gempa-gempa kecil yang terjadi membuat banyak rilis energi dan tidak membuat energi tersimpan. Sehingga ini cenderung membuat aman,” terang Arief Tyastama.
Namun untuk langkah antisipasi, sepanjang tahun 2023 ini, BBMKG wilayah III Denpasar terus menggencarkan upaya sosialisasi dan edukasi. Sekolah Lapang Gempa Bumi (SLG) tahun ini dipusatkan di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng, pada bulan Juni lalu. Program BMKG Masuk Sekolah juga menyasar sejumlah sekolah di Bali.
“Sosialisasi dan edukasi terkait gempa bumi dan ancaman tsunami terus kami lakukan agar masyarakat siap menghadapi bencana,” imbuh dia.
Sementara upaya lain BBMKG Denpasar juga telah memasang sejumlah peralatan untuk deteksi dini bencana yang terjadi. Seperti alat deteksi dini tsunami di 17 titik, alat pendeteksi gempa bumi dan getaran di 12 lokasi, intensity meter di 63 lokasi hingga pendeteksi kilat di 2 lokasi. Keberadaan alat-alat pendeteksi ini bertujuan untuk memberikan data terkini terjadinya potensi bencana dan memberikan peringatan dini, untuk meminimalisir dampak korban jiwa.7 k23
Kepala Stasiun Geofisika BBMKG Bali Arief Tyastama dihubungi Kamis (28/12) kemarin menerangkan, Pulau Bali memiliki potensi gempa bumi yang cukup tinggi. Sebab diapit oleh subduksi antara lempeng (megathrust) di bagian Selatan dan sesar naik busur belakang flores di bagian Utara.
Catatan BBMKG Bali dalam dari seribuan gempa bumi yang terjadi, didominasi oleh gempa berkekuatan di bawah 3 skala richter sebanyak 72 persen. Sedangkan gempa berkekuatan sedang hingga tinggi proporsinya sangat rendah. Sedangkan titik gempa sebagian besar terjadi kedalaman dibawah 60 kilometer dan termasuk gempa dangkal.
“Dari hasil evaluasi kami khusus untuk Bali masih aman. Karena banyak gempa-gempa kecil yang terjadi membuat banyak rilis energi dan tidak membuat energi tersimpan. Sehingga ini cenderung membuat aman,” terang Arief Tyastama.
Namun untuk langkah antisipasi, sepanjang tahun 2023 ini, BBMKG wilayah III Denpasar terus menggencarkan upaya sosialisasi dan edukasi. Sekolah Lapang Gempa Bumi (SLG) tahun ini dipusatkan di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng, pada bulan Juni lalu. Program BMKG Masuk Sekolah juga menyasar sejumlah sekolah di Bali.
“Sosialisasi dan edukasi terkait gempa bumi dan ancaman tsunami terus kami lakukan agar masyarakat siap menghadapi bencana,” imbuh dia.
Sementara upaya lain BBMKG Denpasar juga telah memasang sejumlah peralatan untuk deteksi dini bencana yang terjadi. Seperti alat deteksi dini tsunami di 17 titik, alat pendeteksi gempa bumi dan getaran di 12 lokasi, intensity meter di 63 lokasi hingga pendeteksi kilat di 2 lokasi. Keberadaan alat-alat pendeteksi ini bertujuan untuk memberikan data terkini terjadinya potensi bencana dan memberikan peringatan dini, untuk meminimalisir dampak korban jiwa.7 k23
Komentar