Ducati Kritikan Tajam 44 Balapan pada MotoGP 2024
Manajer Monster Energy Yamaha Yakin Mampu Lebih Kompetitif
BOLOGNA, NusaBali - MotoGP 2024 akan ada 22 seri. Hal itu berarti, jika digabungkan sprint race, maka total ada 44 balapan yang akan dilalui para pembalap dalam satu musim. Mengetahui hal tersebut, manajer Ducati Corse Gigi Dall’Igna merasa hal itu tak masuk akal karena membahayakan para pembalap.
“Sebagai tontonan (sprint) memang bagus, tapi jumlah kecelakaan meningkat terlalu banyak. Kami memiliki terlalu banyak pembalap yang terluka,” kata Dall’Igna dilansir OkeSport, dari Motosan, Jumat (29/12).
Tak dapat dipungkiri sprint race membuat persaingan di MotoGP 2023 semakin sengit. Namun, risiko kecelakaan musim lalu nyatanya juga ikut meningkat. Tambahan sprint dilakukan di setiap seri sehingga para pembalap menjalani dua balapan di setiap akhir pekan balap.
“Dengan adanya 22 seri musim depan, rasanya tidak masuk akal bagi saya. Kalau kita hanya punya 18 atau 20 seri kenapa tidak, tapi menurut saya terlalu banyak,” kata Dall’Igna.
Sebelumnya, dengan 20 seri yang tersedia musim lalu, seharusnya ada 40 balapan yang dihelat, tetapi akhirnya hanya 39 balapan saja yang digelar karena sprint di Australia dibatalkan akibat cuaca buruk.
Kendati demikian, entah karena sprint atau faktor lain, faktanya tingkat kecelakaan MotoGP 2023 meningkat menjadi 17,9 insiden per seri. Padahal tahun sebelumnya, jumlahnya di angka 16,7 insiden per seri. Bahkan, pada lima seri pertama musim lalu, terjadi rata-rata 22,8 kecelakaan di setiap akhir pekan balap.
Jumlah pembalap yang cedera pun cukup mencenangkan di mana 15 dari 22 pembalap reguler alias dua pertiganya atau sebanyak 68,18 persen pembalap mengalami cedera fisik di MotoGP 2023. Dari jumlah tersebut, sembilan pembalap (40,91 persen) melewatkan setidaknya satu balapan di musim lalu.
Pada MotoGP 2024 nanti dipastikan ada dua seri tambahan lagi menjadi 22, sehingga para pembalap akan menjalani 44 balapan di sepanjang musim.
Dall’Igna pun Dall’Igna menilai adanya sprint memang apik untuk menambah hiburan bagi para penonton di setiap akhir pekan balapan MotoGP. Namun dia menilai, meningkatnya jumlah balapan di musim depan membuat jumlah balapan terlalu banyak karena pada musim debutnya saja, sprint sudah menelan banyak korban dan meningkatkan jumlah kecelakaan.
Sementara itu, Monster Energy Yamaha yakin mampu tampil lebih kompetitif di MotoGP 2024. Manajer tim, Massimo Meregalli mengatakan pihaknya akan lebih agresif untuk kembali ke persaingan gelar.
“Yamaha harus mengubah metode kerja, tidak hanya saya yang mengatakannya, bos pengembangan juga mengatakannya,” kata Meregalli, Jumat.
Pada MotoGP 2023 menjadi musim yang berat bagi Yamaha. Pabrikan garputala mengakhiri musim finis peringkat keempat klasemen konstruktor. Yamaha bahkan hanya mampu meraih tiga podium tanpa kemenangan.
Tidak hanya itu, duet Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli juga gagal masuk ke papan atas klasemen akhir MotoGP 2023. Quartararo finis di posisi ke-10, sementara Morbidelli berakhir pada urutan ke-13 klasemen.
Menyusul hasil negatif pada musim lalu, Meregalli menegaskan Yamaha harus berbenah untuk MotoGP 2024. Meregalli menjelaskan perubahan ini akan berfokus pada metode kerja yang akan dilakukan oleh Yamaha
“Setahun terakhir ini Yamaha telah mengubah cara kerjanya dari tahun lalu, terus berubah dan akan berubah. Kami mungkin akan lebih agresif, meski dalam pengujian kami tidak menguji komponen baru,” kata Meregalli.
“Kami mencoba hal yang berbeda, kami berubah. Di bagian kedua kejuaraan kami sedikit lebih baik dibandingkan bagian pertama,” tambah Meregalli.
Meregalli mengakui MotoGP 2023 merupakan musim tersulit bagi Yamaha. Meregalli yakin, sejumlah perubahan besar yang dilakukan Yamaha akan berdampak baik. *
Komentar