nusabali

Villa Kelapa Cottage di Amed Terbakar

Penanganan 13 Jam Habiskan 70.000 Liter Air

  • www.nusabali.com-villa-kelapa-cottage-di-amed-terbakar

Karena yang terbakar adalah tumpukan alang-alang sehingga sulit memastikan agar api padam dengan sekali semprot

AMLAPURA, NusaBali
Villa Kelapa Cottage di Banjar Amed, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, Minggu (31/12) pukul 22.51 Wita, terbakar. Pemadaman api membutuhkan waktu 13 jam, tuntas hingga Senin (1/1) pukul 11.51 Wita, dengan menyiramkan 70.000 liter air.

"Sebab yang terbakar bangunan villa cukup tinggi berlantai II, dan yang terbakar bagian atapnya terbuat dari alang-alang. Makanya  membutuhkan 70.000 liter air," jelas Kasi PKPE (Pemadam Kebakaran Penyelamatan dan Evakuasi) Dinas Pemadam Kebakaran Karangasem I Wayan Putu Darma Kartika, koordinator yang memimpin penanganan kebakaran melibatkan 10 anggota.

Villa Kelapa Cottage milik Nelvi Angriany, 41, dari Banjar Biaslantang Kaler, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang. Korban menerima informasi villa miliknya terbakar, pukul 22.30 Wita. Dia langsung bergegas menuju lokasi kejadian, di lokasi telah menemukan bagian atap villa telah terbakar.

Bersama karyawan villa, mereka  menyelamatkan barang-barang yang ada di bangunan berukuran 6 mete x 5 meter. Upaya ini juga dibantu wisatawan yang kebetulan menginap di tempat itu. Hadir anggota Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Desa Purwakerti Bripka I Wayan Sutama, perangkat desa, dan masyarakat.


Petugas yang datang dari Regu 2, Regu 3 Pos Pemadam Kebakaran Karangasem dibantu dari Pos Pemadam Kebakaran Kecamatan Selat. Kedatangan petugas atas laporan dari I Komang Edi Gunawan, yang menerima laporan adalah Komandan Regu 2 Pos Pemadam Kebakaran Karangasem I Kadek Arbyasa.

Saksi-saksi yang menguatkan terjadinya kebakaran, yakni I Wayan Juli Arta, 33, dari Banjar Amed, Desa Purwakerti, Mario Horachio Facehini, 58, dari Italia kebetulan menginap di villa tersebut.

I Wayan Putu Darma Kartika memaparkan pemadaman telah menjangkau lokasi dengan cara menyemprotkan air. Karena yang terbakar adalah tumpukan alang-alang sehingga sulit memastikan agar api padam dengan sekali semprot. Usai menyemprotkan air, setelah petugas menunggu beberapa saat, muncul kobaran api lagi. Akibatnya, membutuhkan waktu 13 jam untuk memadamkan kobaran api, sampai melakukan pendinginan. "Petugas selama melakukan penanganan, bertepatan malam tahun baru 2024," jelasnya.

Seperti halnya, kata dia, kebakaran palinggih beratap ijuk, atau kebakaran menimpa TPA (tempat pembuangan  akhir), kesulitannya hampir sama. Sebab kobaran api menjalar di bagian bawah, bagaikan sekam. Mengenai penyebabnya, katanya belum diketahui.7k16

Komentar