Tahun Baru 2024, Okupansi Tembus 95-100 Persen
MANGUPURA, NusaBali - Ledakan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara saat libur tahun baru 2024 menjadi berkah bagi pelaku pariwisata, terutama hotel dan tempat penginapan lainnya. Wisatawan yang berdatangan ke Pulau Dewata membuat okupansi atau tingkat hunian kamar hotel meningkat 95-100 persen.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung I Gusti Agung Rai Suryawijaya, mengatakan okupansi khususnya menjelang tahun baru 2024 mencapai 95-100 persen. Menurutnya, jumlah itu mengalami peningkatan dari libur Natal yang hanya berkisar di 75-85 persen.
“Untuk tahun baru tingkat hunian rata-rata 95 persen sampai 100 persen. Ini rezeki buat kita, bagi pariwisata Bali,” ujarnya, Senin (1/1).
Kondisi ini diperkirakan akan terjadi hingga Rabu (3/1) besok. Namun menurut Rai Suryawijaya, kondisi ini hanya terjadi di beberapa daerah seperti Badung, Denpasar, dan Gianyar. “Yang di daerah Karangasem dan Lovina normal-normal saja,” kata Suryawijaya.
Akan tetapi di balik ledakan kunjungan wisatawan, soal kemacetan parah menjadi permasalahan baru. Rai Suryanegara menilai, hal ini bisa mencoreng citra pariwisata Bali. Dia berharap, rencana membangun LRT dari dan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang direncanakan awal tahun bisa terealisasi sebagai salah satu solusi mengatasi kemacetan.
“Ini menjadi masalah dalam pelayanan publik dan memberikan dampak kurang baik terhadap dunia pariwisata. Ini harus menjadi perhatian, karena sudah di ekspos oleh berbagai media dalam dan luar negeri,” katanya. 7 ind
“Untuk tahun baru tingkat hunian rata-rata 95 persen sampai 100 persen. Ini rezeki buat kita, bagi pariwisata Bali,” ujarnya, Senin (1/1).
Kondisi ini diperkirakan akan terjadi hingga Rabu (3/1) besok. Namun menurut Rai Suryawijaya, kondisi ini hanya terjadi di beberapa daerah seperti Badung, Denpasar, dan Gianyar. “Yang di daerah Karangasem dan Lovina normal-normal saja,” kata Suryawijaya.
Akan tetapi di balik ledakan kunjungan wisatawan, soal kemacetan parah menjadi permasalahan baru. Rai Suryanegara menilai, hal ini bisa mencoreng citra pariwisata Bali. Dia berharap, rencana membangun LRT dari dan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang direncanakan awal tahun bisa terealisasi sebagai salah satu solusi mengatasi kemacetan.
“Ini menjadi masalah dalam pelayanan publik dan memberikan dampak kurang baik terhadap dunia pariwisata. Ini harus menjadi perhatian, karena sudah di ekspos oleh berbagai media dalam dan luar negeri,” katanya. 7 ind
Komentar