Istri yang Dimutilasi Suami Berasal dari Klungkung
TKP di Malang, akan Dikremasi Secara Hindu Hari Ini
Keluarga di Klungkung syok atas kejadian tersebut, mereka pun meminta pelaku dihukum berat atas aksi sadis membunuh sekaligus memutilasi istrinya sendiri
SEMARAPURA, NusaBali
Ni Made Sutarini, 55, korban pembunuhan dan mutilasi oleh suaminya sendiri Jimmy Lodewyk Tomatala, 61, di Jalan Serayu, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (30/12) lalu, ternyata berasal dari Banjar Banda, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Pihak keluarga di Klungkung pun syok atas kejadian tersebut. Bahkan ibu korban, yakni Ni Nyoman Weni, 72, tak kuasa menahan tangis. Pihak keluarga meminta agar pelaku dihukum berat.
Pantauan di rumah duka di Banjar Banda, Desa Takmung, Klungkung, Selasa (2/1) pukul 11.00 Wita keluarga tengah persiapan berangkat ke Malang sebanyak tiga orang dengan naik bus, yakni sang kakak korban Ni Wayan Suarini, adik Ni Wayan Suarini, dan keponakan Ni Putu Milan. Mereka juga membawa tirta (air suci) dari kawitan dan merajan untuk almarhum Ni Made Sutarini. Sebab jenazah korban akan dikremasi serta diupacarai secara Hindu (ngaben) di Kota Malang pada, Buda Wage Ukir, Rabu (3/1) hari ini.
Ni Made Sutarini, 55, korban pembunuhan dan mutilasi oleh suaminya sendiri Jimmy Lodewyk Tomatala, 61, di Jalan Serayu, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (30/12) lalu, ternyata berasal dari Banjar Banda, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Pihak keluarga di Klungkung pun syok atas kejadian tersebut. Bahkan ibu korban, yakni Ni Nyoman Weni, 72, tak kuasa menahan tangis. Pihak keluarga meminta agar pelaku dihukum berat.
Pantauan di rumah duka di Banjar Banda, Desa Takmung, Klungkung, Selasa (2/1) pukul 11.00 Wita keluarga tengah persiapan berangkat ke Malang sebanyak tiga orang dengan naik bus, yakni sang kakak korban Ni Wayan Suarini, adik Ni Wayan Suarini, dan keponakan Ni Putu Milan. Mereka juga membawa tirta (air suci) dari kawitan dan merajan untuk almarhum Ni Made Sutarini. Sebab jenazah korban akan dikremasi serta diupacarai secara Hindu (ngaben) di Kota Malang pada, Buda Wage Ukir, Rabu (3/1) hari ini.
Foto: Suasana rumah keluarga korban mutilasi, Ni Made Sutarini di Banjar Banda, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Selasa (2/1). -DEWA DARMAWAN
Saat diwawancarai adik korban I Komang Suardana mengaku kaget dengan kejadian menimpa kakaknya Ni Made Sutarini. Dia meminta agar pelaku dihukum berat. Sebab perbuatan pelaku sangat keji. Selain membunuh juga memutilasi kakaknya yang dinikahi pelaku selama kurang lebih 30 tahun tersebut. "Saya minta agar pelaku dihukum berat hingga dihukum seumur hidup," pinta Suardana, sembari menangis.
Menurut Suardana, sang kakak merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan suami istri I Wayan Suja (almarhum) dan Ni Nyoman Weni. Sementara itu, dari perkawinan korban dengan suaminya Jimmy Lodewyk Tomatala dikaruniai 2 orang anak, anak pertama perempuan kerja di Singapura dan anak kedua laki-laki kerja di Bali. "Kakak saya selama ini tinggal bersama suaminya di Malang, dan beberapa kali sempat pulang. Kakak saya kerap mendapatkan perlakuan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) dari suaminya dan saat pulang (Klungkung) pernah terlihat ada luka lebam di tubuhnya," ujar Suardana. Terakhir, kakaknya pulang saat rahina Sarawati pada Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu (16/12/2023) lalu.
Rencananya kakaknya itu juga akan pulang kampung, Rabu (3/1) hari ini, karena ada upacara pengabenan sepupunya di rumah bajangnya di Banjar Banda, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung pada Sukra Umanis Ukir, Jumat (5/1) nanti. "Kakak saya juga sudah berencana tinggal di Bali tahun 2024 ini, dan berjualan untuk mengisi waktu," ujar Suardana. Namun, sebelum Natal, pelaku didampingi anak keduanya sempat datang Klungkung sambil marah-marah untuk mencari istrinya karena tak kunjung pulang. Bahkan, pelaku sampai menuduh istrinya selingkuh dan mengancam membunuh jika ditemukan. "Anak kakak saya juga sempat memberikan kode supaya tidak memberitahu keberadaan ibunya, karena ayahnya sangat temperamen," kata Suardana.
Anak kedua korban pun sudah mengetahui ibunya berada di Surabaya bekerja menjadi babysiter sejak 3 bulan lalu. Saking takutnya pada suaminya korban sampai tidak berani pulang ke Malang. Namun, karena menjadi pengurus salah satu arisan di Malang, korban akhirnya memberanikan diri pulang ke Malang. Namun, korban tidak pulang ke rumahnya. Ketika berbelanja di sebuah warung akhirnya pelaku berhasil melihat korban, kemudian pelaku menarik korban dan membawa pulang ke rumahnya hingga terjadi kasus pembunuhan dan mutilasi tersebut.
"Kakak saya sudah mengalami KDRT sejak awal menikah, namun demi keluarga dan anak, kakak saya masih memilih bertahan," kata Suardana. Sementara itu, sepupu korban I Wayan Surata menceritakan korban dan suaminya bertemu saat bekerja menjadi perawat di rumah sakit swasta di Surabaya, suaminya merupakan pasiennya. Setelah mereka menikah korban berhenti bekerja dan ikut suaminya. “Anak-anaknya saat masih kecil sering cerita ke saya melalui telepon bahwa ibunya sering dianiaya ayahnya, pernah disekap hingga dipukul, karena anak-anaknya saat itu masih kecil mereka tidak bisa berbuat banyak," ujar Surata.
Surata pun terkejut tiba-tiba mendapatkan kabar kalau korban sudah meninggal dibunuh oleh suaminya, dan dimutilasi.
Foto: Adik korban, I Komang Suardana. -DEWA DARMAWAN
Sebelumnya Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Danang Yudanto di Kota Malang, Minggu (31/12/2023) mengatakan bahwa pelaku memutilasi korban menjadi sejumlah bagian setelah membunuh istrinya karena permasalahan rumah tangga. "Korban ditemukan dalam kondisi terpotong di beberapa bagian. Setelah ini, akan dilakukan otopsi," kata Kompol Danang. Setelah membunuh istrinya, James Loodewky Tomatala menyerahkan diri ke Kepolisian Sektor (Polsek) Blimbing, Kota Malang, Minggu pagi. Tersangka saat ini ditahan oleh pihak kepolisian.
Berdasarkan informasi yang diterima pihak kepolisian, korban Ni Made Sutarini pada hari Sabtu (30/12) kembali ke rumah di Jalan Serayu, Kelurahan Bunulrejo, Malang. Tetangga sempat mendengar ada perseteruan antara korban dan pelaku. "Namun, setelah itu, tidak ada lagi didengar suara. Tersangka menyerahkan diri ke Polsek Blimbing, kemudian petugas menahan yang bersangkutan. Selanjutnya dilaksanakan proses hukum lebih lanjut," katanya.
Diungkapkan pula bahwa potongan tubuh korban ditemukan di dalam ember di halaman rumah dengan pagar berwarna merah jambu tersebut. Polresta Malang Kota segera melakukan pemeriksaan terhadap pelaku, termasuk kondisi kejiwaan tersangka. "Tersangka mengakui perbuatannya. Setelah ini, kami melakukan pemeriksaan terhadap tersangka, termasuk pemeriksaan kejiwaan," katanya. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menyita sejumlah barang bukti seperti beberapa peralatan yang diduga untuk melakukan kekerasan terhadap korban. Selain itu, juga disita pisau dan golok serta kantong plastik yang diduga disiapkan tersangka.
"Kami akan memeriksa tersangka untuk tahu motif maupun caranya membunuh korban," kata Kompol Danang. Sementara itu, Ketua RT4/2 Kelurahan Bunulrejo Slamet Afandi mengaku baru mengetahui peristiwa tersebut kurang lebih pada pukul 08.45 WIB. Berdasarkan informasi yang dia terima, pelaku sudah menyerahkan diri ke kepolisian. Ia mengatakan bahwa pasangan suami istri tersebut sering kali terlibat pertengkaran. Selain itu, dua orang tersebut juga tidak banyak berinteraksi dengan warga setempat dan cenderung tertutup. Keduanya juga sempat bertengkar pada malam sebelumnya. "Saya baru mengetahui peristiwa ini kurang lebih pukul 08.45 WIB. Pelaku informasinya menyerahkan diri," katanya. 7 wan, ant
1
Komentar