Penyiraman Masih Berlangsung
Penanganan Kebakaran TPA Bengkala
TPA Bengkala terbakar sejak Jumat (29/12) dini hari. Kebakaran TPA ini dipicu karena cuaca panas akibat kemarau berkepanjangan.
SINGARAJA, NusaBali
Upaya memadamkan kebakaran di Tempat Penampungan Akhir (TPA) Bengkala masih berlangsung hingga Rabu (3/1) kemarin. Tim gabungan Dinas Pemadam Kebakaran, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng masih terus melakukan penyiraman di titik-titik asap. Selain itu juga diikuti dengan penguraian gunung sampah untuk mencegah melebarnya kebakaran.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng Gede Melandrat mengatakan, saat ini sedang tahap pemulihan. Titik api sudah tidak terlihat hanya menyisakan kepulan asap. Penyiraman dilakukan beriringan dengan penguraian gunung-gunung sampah. Tujuannya untuk memecah gas metan yang memicu kebakaran di tengah cuaca panas.
“Gunung sampahnya kita urai dan tata ulang lagi dengan alat berat. Kebetulan akhir tahun lalu kita melakukan perluasan TPA. Sehingga sampah tidak menumpuk di satu titik. Ini juga untuk memecah gas metan yang seringkali memicu kebakaran saat cuaca panas,” kata Melandrat.
Dari upaya penanganan kebakaran yang dilakukan sejak Jumat (29/12) lalu, kepulan asap sudah sangat berkurang. Distribusi pengangkutan residu sampah ke TPA Bengkala disebut Melandrat masih normal seperti hari-hari biasa.
Diperkirakan luasan areal TPA yang terbakar hanya 50 are dari total 7 hektare. Sementara itu penanganan TPA jangka panjang selain dengan perluasan TPA, DLH dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) sedang menyusun penataan ulang TPA.
Menurut Melandrat, DLH akan melakukan kajian pengelolaan TPA, sedangkan Dinas PUTR melakukan kajian teknis bangunan penunjang yang perlu dibangun untuk TPA yang representatif. Mulai dari pembangunan drainase, instalasi air dan titik-titik hydrant untuk pencegahan.
“Sekarang luas TPA Bengkala sudah standar TPA nasional. Memang perlu penambahan sarpras penunjang yang perlu anggaran yang tidak sedikit. Arahan dan solusi dari pak Pj nanti kajian bersama PUTR akan kami bawa ke pusat untuk dicarikan bantuan anggaran,” imbuh Melandrat.
Sebelumnya diberitakan, TPA Bengkala terbakar sejak Jumat (29/12) dini hari. Kebakaran TPA ini dipicu karena cuaca panas akibat kemarau berkepanjangan. Akibat bencana alam itu, sejumlah warga Desa/Kecamatan Kubutambahan mengeluhkan kabut asap yang muncul pada saat angin berhembus dari darat ke laut.7 k23
Upaya memadamkan kebakaran di Tempat Penampungan Akhir (TPA) Bengkala masih berlangsung hingga Rabu (3/1) kemarin. Tim gabungan Dinas Pemadam Kebakaran, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng masih terus melakukan penyiraman di titik-titik asap. Selain itu juga diikuti dengan penguraian gunung sampah untuk mencegah melebarnya kebakaran.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng Gede Melandrat mengatakan, saat ini sedang tahap pemulihan. Titik api sudah tidak terlihat hanya menyisakan kepulan asap. Penyiraman dilakukan beriringan dengan penguraian gunung-gunung sampah. Tujuannya untuk memecah gas metan yang memicu kebakaran di tengah cuaca panas.
“Gunung sampahnya kita urai dan tata ulang lagi dengan alat berat. Kebetulan akhir tahun lalu kita melakukan perluasan TPA. Sehingga sampah tidak menumpuk di satu titik. Ini juga untuk memecah gas metan yang seringkali memicu kebakaran saat cuaca panas,” kata Melandrat.
Dari upaya penanganan kebakaran yang dilakukan sejak Jumat (29/12) lalu, kepulan asap sudah sangat berkurang. Distribusi pengangkutan residu sampah ke TPA Bengkala disebut Melandrat masih normal seperti hari-hari biasa.
Diperkirakan luasan areal TPA yang terbakar hanya 50 are dari total 7 hektare. Sementara itu penanganan TPA jangka panjang selain dengan perluasan TPA, DLH dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) sedang menyusun penataan ulang TPA.
Menurut Melandrat, DLH akan melakukan kajian pengelolaan TPA, sedangkan Dinas PUTR melakukan kajian teknis bangunan penunjang yang perlu dibangun untuk TPA yang representatif. Mulai dari pembangunan drainase, instalasi air dan titik-titik hydrant untuk pencegahan.
“Sekarang luas TPA Bengkala sudah standar TPA nasional. Memang perlu penambahan sarpras penunjang yang perlu anggaran yang tidak sedikit. Arahan dan solusi dari pak Pj nanti kajian bersama PUTR akan kami bawa ke pusat untuk dicarikan bantuan anggaran,” imbuh Melandrat.
Sebelumnya diberitakan, TPA Bengkala terbakar sejak Jumat (29/12) dini hari. Kebakaran TPA ini dipicu karena cuaca panas akibat kemarau berkepanjangan. Akibat bencana alam itu, sejumlah warga Desa/Kecamatan Kubutambahan mengeluhkan kabut asap yang muncul pada saat angin berhembus dari darat ke laut.7 k23
1
Komentar