MUTIARA WEDA : Wah dan Berlipat Lebih Hebat
Apabila tidak ada lima unsur seperti orang kaya, orang suci yang ahli Veda, pemimpin, orang yang ahli dalam pengobatan dan sungai di tempat tersebut, maka hendaknya jangan bermukin di tempat itu.
Dhanikah stritriyo raja nadi vaidyastu pancamah,
Panca yatra na vidyate na tatra divas am vaset.
(Canakya Niti Sastra I.9)
Pada jaman dahulu, kriteria sebuah tempat itu layak ditempati, khususnya bagi para pendatang, harus memiliki lima hal, yakni Dhanika (orang kaya), Srotriya (orang yang menguasai kitab Veda), raja (pemimpin), Vaidya (dokter atau ahli obat) dan nadi (sungai). Mengapa demikian? Menurut Canakya, kelima kriteria inilah yang menjadikan seseorang bisa layak dan sejahtera hidupnya. Orang kaya dipentingkan karena merekalah menjadi poros roda ekonomi masyarakat. Orang kaya bisa mempekerjakan banyak orang sehingga tidak ada pengangguran. Ahli Veda dipentingkan karena disanalah bisa belajar kebijaksanaan. Raja diperlukan untuk menjamin keselamatan jika ada bahaya atau serangan musuh yang mengancam. Ahli pengobatan diperlukan jika sewaktu-waktu terserang penyakit. Dan sumber air diperlukan untuk pertanian, MCK dan keperluan lainnya.
Pendek kata, dengan adanya kelima hal ini di tengah-tengah masyarakat, seseorang bisa hidup dengan baik. Apakah kriteria ini masih berlaku saat ini? Sepertinya masih sangat relevan dan tetap diperlukan. Bahkan orang-orang saat ini tidak menyadari akan hal itu oleh karena kita telah dibuat sangat nyaman oleh keadaan. Saat ini dagang ada dimana-mana, sekolah berdiri tidak jauh dari tempat tinggal, pemimpin telah terbentuk sesuai dengan tatanan dan tingkatan di suatu negara, dokter, dan rumah sakit menjamur dan air sudah mengalir di rumah sendiri, tidak lagi sekedar di sungai. Oleh karena hal ini sudah ada, maka kita merasa bahwa hal ini belum menjadikan diri kita sejahtera. Kita masih saja merasa bahwa hidup kita belum layak, hidup tidak sejahtera, walaupun kita telah hidup di dalam lingkungan dengan kriteria tersebut.
Mengapa demikian? Karena kita menginginkan standar yang berbeda. Kita tidak lagi menikmati aliran sungai yang mengalir alami, tetapi ingin menikmati sungai buatan di kamar mandi kita sendiri. Demikian juga kita menginginkan rumah mewah, mall besar, pusat bisnis raksasa, pusat hiburan, mobil mewah, alat komunikasi canggih, jalan yang mulus dan lebar, akses internet yang luas, sumber energi yang tidak pernah mati, tabungan banyak dan yang lainnya. Jika semua itu telah ada, maka kita baru merasa hidup itu bahagia dan sejahtera. Oleh karena itu, dewasa ini penopang hidup yang dijanjikan jauh lebih baik dari kriteria yang disebutkan oleh Canakya di atas. Sehingga dengan demikian, tentu, masyarakat dewasa ini, semestinya, hidupnya jauh lebih bahagia dan sejahtera.
Namun, apakah sarana dan prasarana kehidupan seperti itu dengan sendirinya menjadikan semua orang hidup sejahtera? Jika kita perhatikan, baik angka statistik negara maupun realitasnya di lapangan, kita akan memperhatikan masih banyak orang yang tinggal di dekat atau di sekitar kriteria itu, tetapi mereka bahkan untuk disebut hidup yang layak pun masih jauh. Banyak orang yang hidup di sekitar pusat mall besar dan yang menjual aneka makanan dan pakaian serta yang sejenisnya, hidupnya setiap hari kelaparan dan tidak mengenakan pakaian yang layak dari standar kesehatan. Banyak mereka yang tinggal di sekitar perumahan mewah, tetapi untuk berteduh saat hujan atau terik matahari sekalipun mereka tidak punya. Banyak orang yang tinggal di sekitar pusat pendidikan yang bergengsi, tetapi mereka tidak bisa ikut belajar di dalamnya, dan bahkan mereka tetap tidak bisa membaca dan menulis. Demikian seterusnya dan seterusnya.
Ada apa dengan semua itu? Apakah Canakya yang salah memprediksi mengenai tempat yang layak ditempati sehingga hidupnya bisa sejahtera, atau sistem dan cara hidup yang dikembangkan dewasa ini yang belum mampu menjangkau seluruh masyarakat? Ini sulit dijawab, sebab logika sederhananya, jika titik-titik atau sumber-sumber kehidupan ada di sekitar kita, maka secara otomatis kita akan bisa hidup layak. Tetapi saat ini, titik-titik dan sumber kehidupan dibuat sedemikian wahnya, jauh berlipat-lipat lebih hebat dibandingkan apa yang disebutkan oleh Canakya, tetapi justru disana pula ada orang yang masih tidak mampu mengaksesnya. Yang jelas, masalahnya terletak pada ‘wah’ dan ‘berlipat-lipat lebih hebat’ itu yang harus diselidiki.
I Gede Suwantana
Direktur Indra Udayana Institute of Vedanta
Dosen Fak. Brahma Widya, IHDN Denpasar
(Canakya Niti Sastra I.9)
Pada jaman dahulu, kriteria sebuah tempat itu layak ditempati, khususnya bagi para pendatang, harus memiliki lima hal, yakni Dhanika (orang kaya), Srotriya (orang yang menguasai kitab Veda), raja (pemimpin), Vaidya (dokter atau ahli obat) dan nadi (sungai). Mengapa demikian? Menurut Canakya, kelima kriteria inilah yang menjadikan seseorang bisa layak dan sejahtera hidupnya. Orang kaya dipentingkan karena merekalah menjadi poros roda ekonomi masyarakat. Orang kaya bisa mempekerjakan banyak orang sehingga tidak ada pengangguran. Ahli Veda dipentingkan karena disanalah bisa belajar kebijaksanaan. Raja diperlukan untuk menjamin keselamatan jika ada bahaya atau serangan musuh yang mengancam. Ahli pengobatan diperlukan jika sewaktu-waktu terserang penyakit. Dan sumber air diperlukan untuk pertanian, MCK dan keperluan lainnya.
Pendek kata, dengan adanya kelima hal ini di tengah-tengah masyarakat, seseorang bisa hidup dengan baik. Apakah kriteria ini masih berlaku saat ini? Sepertinya masih sangat relevan dan tetap diperlukan. Bahkan orang-orang saat ini tidak menyadari akan hal itu oleh karena kita telah dibuat sangat nyaman oleh keadaan. Saat ini dagang ada dimana-mana, sekolah berdiri tidak jauh dari tempat tinggal, pemimpin telah terbentuk sesuai dengan tatanan dan tingkatan di suatu negara, dokter, dan rumah sakit menjamur dan air sudah mengalir di rumah sendiri, tidak lagi sekedar di sungai. Oleh karena hal ini sudah ada, maka kita merasa bahwa hal ini belum menjadikan diri kita sejahtera. Kita masih saja merasa bahwa hidup kita belum layak, hidup tidak sejahtera, walaupun kita telah hidup di dalam lingkungan dengan kriteria tersebut.
Mengapa demikian? Karena kita menginginkan standar yang berbeda. Kita tidak lagi menikmati aliran sungai yang mengalir alami, tetapi ingin menikmati sungai buatan di kamar mandi kita sendiri. Demikian juga kita menginginkan rumah mewah, mall besar, pusat bisnis raksasa, pusat hiburan, mobil mewah, alat komunikasi canggih, jalan yang mulus dan lebar, akses internet yang luas, sumber energi yang tidak pernah mati, tabungan banyak dan yang lainnya. Jika semua itu telah ada, maka kita baru merasa hidup itu bahagia dan sejahtera. Oleh karena itu, dewasa ini penopang hidup yang dijanjikan jauh lebih baik dari kriteria yang disebutkan oleh Canakya di atas. Sehingga dengan demikian, tentu, masyarakat dewasa ini, semestinya, hidupnya jauh lebih bahagia dan sejahtera.
Namun, apakah sarana dan prasarana kehidupan seperti itu dengan sendirinya menjadikan semua orang hidup sejahtera? Jika kita perhatikan, baik angka statistik negara maupun realitasnya di lapangan, kita akan memperhatikan masih banyak orang yang tinggal di dekat atau di sekitar kriteria itu, tetapi mereka bahkan untuk disebut hidup yang layak pun masih jauh. Banyak orang yang hidup di sekitar pusat mall besar dan yang menjual aneka makanan dan pakaian serta yang sejenisnya, hidupnya setiap hari kelaparan dan tidak mengenakan pakaian yang layak dari standar kesehatan. Banyak mereka yang tinggal di sekitar perumahan mewah, tetapi untuk berteduh saat hujan atau terik matahari sekalipun mereka tidak punya. Banyak orang yang tinggal di sekitar pusat pendidikan yang bergengsi, tetapi mereka tidak bisa ikut belajar di dalamnya, dan bahkan mereka tetap tidak bisa membaca dan menulis. Demikian seterusnya dan seterusnya.
Ada apa dengan semua itu? Apakah Canakya yang salah memprediksi mengenai tempat yang layak ditempati sehingga hidupnya bisa sejahtera, atau sistem dan cara hidup yang dikembangkan dewasa ini yang belum mampu menjangkau seluruh masyarakat? Ini sulit dijawab, sebab logika sederhananya, jika titik-titik atau sumber-sumber kehidupan ada di sekitar kita, maka secara otomatis kita akan bisa hidup layak. Tetapi saat ini, titik-titik dan sumber kehidupan dibuat sedemikian wahnya, jauh berlipat-lipat lebih hebat dibandingkan apa yang disebutkan oleh Canakya, tetapi justru disana pula ada orang yang masih tidak mampu mengaksesnya. Yang jelas, masalahnya terletak pada ‘wah’ dan ‘berlipat-lipat lebih hebat’ itu yang harus diselidiki.
I Gede Suwantana
Direktur Indra Udayana Institute of Vedanta
Dosen Fak. Brahma Widya, IHDN Denpasar
Komentar