Indonesia Ditargetkan Cetak Sejarah Baru di Olimpiade
CdM Anindya Bakrie Pastikan Dukungan Psikologis Bagi Atlet
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI)
Raja Sapta Oktohari
Chef de Mission (CdM)
Anindya Novyan Bakrie (tengah)
JAKARTA, NusaBali - Ketua Umum National Olympic Indonesia (NOC) Raja Sapta Oktohari menargetkan kontingen Indonesia mencetak sejarah baru di Olimpiade 2024 Paris, Prancis. Dia ingin atlet Indonesia membawa pulang lebih dari dua medali emas, yang sejauh ini jadi prestasi terbaik Tim Merah Putih di ajang pesta olahraga empat tahunan itu.
"Target itu saya ulang-ulang dari sejak saya terpilih kembali sebagai Ketum NOC, cita-cita bersama kita adalah mencetak sejarah baru dari perolehan medali. Kalau sebelumnya itu paling banyak dua medali emas, insyaallah ini punya potensi bisa lebih dari dua," kata Okto, panggilan akrab Raja Sapta Oktohari.
Untuk mewujudkan hal tersebut, kata Oko, pihaknya kini membentuk task force yang langsung dia ketuai. Task force akan mengawal semua atlet Indonesia yang punya potensi lolos kualifikasi sehingga pada akhirnya lolos ke Olimpiade 2024.
Hingga kini, ada lima atlet Merah Putih yang telah lolos kualifikasi untuk berpartisipasi di ajang empat tahunan tersebut. Kelima atlet itu adalah pemanah Arif Dwi Pangestu dan Diananda Choirunisa, pesenam Rifda Irfanalutfi, dan juga atlet panjat tebing Desak Made Rita dan Rahmad Adi Mulyono.
"Task force intinya memastikan semua atlet yang punya potensi untuk lolos kualifikasi Olimpiade, itu bisa ikut kompetisi. Karena kita mau memastikan para atlet yang punya potensi, mereka betul-betul bisa ikut dalam kompetisi kualifikasinya," kata Okto.
Selain membentuk task force, pihaknya juga telah menunjuk Ketua umum PB Akuatik Indonesia Anindya Novyan Bakrie sebagai Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia di Olimpiade 2024.
Menpora Dito Ariotedjo juga optimistis Olimpiade Paris pada Juli nanti akan menjadi sejarah baru bagi kontingen Indonesia, menyusul terpilihnya Ketua Umum Akuatik Indonesia Anindya Bakrie sebagai Chef de Mission (CdM) atau pemimpin kontingen.
"Kami yakin, bersama kolaborasi Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dengan Chef de Mission (CdM)-nya Pak Anindya, insya Allah Olimpiade Paris 2024 ini menjadi sejarah untuk kontingen Indonesia sekaligus menjadi hadiah terakhir di pemerintahan 2019-2024," kata Dito.
Menurut Dito, Indonesia memiliki tantangan sebab beberapa cabang olahraga yang biasa menyumbang medali emas seperti bulu tangkis dan angkat besi saat ini masih berjuang untuk kualifikasi. Dito optimistis cabang olahraga lain juga berpotensi menyumbang prestasi.
Sementara itu, Chef de Mission (CdM) atau pimpinan kontingen Indonesia untuk Olimpiade Paris 2024 Anindya Novyan Bakrie memastikan pemberian dukungan psikologis kepada para atlet sehingga mereka dapat menampilkan yang terbaik dalam ajang olahraga internasional empat tahunan tersebut.
"Kita mesti fokus di psikologis dari para atlet, karena memang mereka harus tahu mesti berbuat apa dan banyak latihan, jadi dari kami ingin fokus pada bagaimana psikologis mereka, kita beri dukungan sebesar-besarnya," kata Anindya.
Anindya mengatakan di samping pengalaman dan latihan, menjaga psikologis juga penting agar kontingen Indonesia yang bertanding di Olimpiade Paris 2024 mampu mencetak sejarah baru sebagaimana yang telah diraih pada Asian Games 2023.
"Di Asian Games kita mencetak rekor, jadi bukan tidak mungkin untuk melakukannya di konteks Olimpiade. Insya Allah kita semangat menjaga motivasi para atlet," ujar Anindya.
Anindya menambahkan, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) juga fokus memberikan fasilitas terbaik bagi atlet, baik yang masih berjuang maupun yang sudah lolos kualifikasi, agar fokus meraih prestasi.
Sebagai CdM, Anindya pun menargetkan jumlah atlet Indonesia yang lolos kualifikasi Olimpiade 2024 setidaknya sama atau lebih banyak dari Olimpiade sebelumnya. Begitu juga dengan raihan medalinya.
Pada Olimpiade 2020 di Tokyo, Indonesia mengirimkan 28 atlet, yang terdiri atas 11 atlet cabang olahraga bulu tangkis, dua atlet atletik, empat atlet panahan, satu atlet menembak, dua atlet dayung, satu atlet selancar, lima atlet angkat besi, dan dua atlet renang. Adapun medali yang diraih Indonesia saat itu adalah satu emas, satu perak, dan tiga perunggu. ant
Komentar