Ombudsman Bali Cek Kualitas Pelayanan Publik Daerah Terpencil
DENPASAR, NusaBali.com - Tidak hanya di kota-kota besar, Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Bali mulai melirik kinerja pelayanan publik di daerah-daerah terpencil atau yang aksesnya sulit ke pusat pelayanan publik di Pulau Dewata.
Program ini akan mulai dijalankan pada tahun 2024 ini. Kata Ni Nyoman Sri Widhiyanti, Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Bali, hal ini untuk memetakan dinamika pelayanan publik di daerah yang kerap jauh dari setuhan birokrasi.
"Kami ingin spesifik terhadap pelayanan inklusif. Jadi, kami akan menyasar desa Bali Aga, desa-desa tua di Buleleng, desa dengan disabilitas, kepulauan. Kami ingin melihat potret pelayanan publiknya seperti apa," tutur Widhiyanti di sela acara coffee morning Ombudsman Bali, Senin (8/1/2024).
Lembaga pengawas institusi pelayanan publik yang bermarkas di Jalan Melati Nomor 14 Denpasar ini bakal menyoroti pemenuhan kebutuhan khususnya infrastruktur dan kesehatan. Juga, upaya memberi ruang bagi warga setempat berkonsultasi terkait problem pelayanan publik.
Pada tahun 2023 lalu, Ombudsman telah menyasar Kabupaten Jembrana. Sebab, wilayah ini tercatat sebagai daerah dengan laporan masyarakat terkait pelayanan publik yang paling rendah di Bali. Menurut Widhiyanti, salah satu faktornya lantaran Ombudsman belum cukup populer di publik Jembrana.
Oleh karena itu, program ini juga dikemas untuk menyosialisasikan tugas dan fungsi Ombudsman melalui gerai on the spot (langsung di lokasi). Sehingga, masyarakat tergugah mengadukan problem-problem pelayanan publik di daerah-daerah yang perlu perhatian lebih dari birokrasi.
"Masalah (pelayanan publik) itu sebenarnya ada, tapi masyarakat masih ngekoh (malas) menyampaikan. Makanya akhirnya kami harus membuat kegiatan yang lebih aktif seperti membuka gerai via on the spot di daerah-daerah itu tadi," imbuh Widhiyanti.
Selain soal kualitas pelayanan publik di daerah terpencil dan berkebutuhan khusus, Ombudsman juga menyoroti daerah berkembang di Kepulauan Nusa. Jelas Widhiyanti, daerah ini tengah berkembang pesat karena pariwisata. Namun, di saat bersamaan perlu ditengok perbaikan pelayanan publiknya.
"Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan sedang berkembang pesat tapi kami ingin melihat pelayanan publiknya. Saat ini, pendapatannya luar biasa tapi bagaimana sih potret pelayanan publiknya. Betul tidak ada perbaikan," jelas Widhiyanti. *rat
"Kami ingin spesifik terhadap pelayanan inklusif. Jadi, kami akan menyasar desa Bali Aga, desa-desa tua di Buleleng, desa dengan disabilitas, kepulauan. Kami ingin melihat potret pelayanan publiknya seperti apa," tutur Widhiyanti di sela acara coffee morning Ombudsman Bali, Senin (8/1/2024).
Lembaga pengawas institusi pelayanan publik yang bermarkas di Jalan Melati Nomor 14 Denpasar ini bakal menyoroti pemenuhan kebutuhan khususnya infrastruktur dan kesehatan. Juga, upaya memberi ruang bagi warga setempat berkonsultasi terkait problem pelayanan publik.
Pada tahun 2023 lalu, Ombudsman telah menyasar Kabupaten Jembrana. Sebab, wilayah ini tercatat sebagai daerah dengan laporan masyarakat terkait pelayanan publik yang paling rendah di Bali. Menurut Widhiyanti, salah satu faktornya lantaran Ombudsman belum cukup populer di publik Jembrana.
Oleh karena itu, program ini juga dikemas untuk menyosialisasikan tugas dan fungsi Ombudsman melalui gerai on the spot (langsung di lokasi). Sehingga, masyarakat tergugah mengadukan problem-problem pelayanan publik di daerah-daerah yang perlu perhatian lebih dari birokrasi.
"Masalah (pelayanan publik) itu sebenarnya ada, tapi masyarakat masih ngekoh (malas) menyampaikan. Makanya akhirnya kami harus membuat kegiatan yang lebih aktif seperti membuka gerai via on the spot di daerah-daerah itu tadi," imbuh Widhiyanti.
Selain soal kualitas pelayanan publik di daerah terpencil dan berkebutuhan khusus, Ombudsman juga menyoroti daerah berkembang di Kepulauan Nusa. Jelas Widhiyanti, daerah ini tengah berkembang pesat karena pariwisata. Namun, di saat bersamaan perlu ditengok perbaikan pelayanan publiknya.
"Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan sedang berkembang pesat tapi kami ingin melihat pelayanan publiknya. Saat ini, pendapatannya luar biasa tapi bagaimana sih potret pelayanan publiknya. Betul tidak ada perbaikan," jelas Widhiyanti. *rat
1
Komentar